Renungan Kita Di Akhir Ramadhan Sebelum Ramadhan Pergi, Setidaknya Ada Tiga Poin Penting Ini Penjelasannya.

Renungan Kita Di Akhir Ramadhan Sebelum Ramadhan Pergi, Setidaknya Ada Tiga Poin Penting Ini Penjelasannya.

Kajian Islam. Renungan sebelum Ramadhan pergi meninggalkan kita semua --

Kajian Islam. Radar Seluma. Disway.id - Bulan Suci Ramadhan 1445 Hijriah atau tahun 2024 akan segera berakhir meninggalkan kita, tentunya kita sebagai umat Muslim yang beriman bersedih berpisah dengan bulan penuh berkah, rahmat kasih sayang Allah SWT dan bulan pembebasan dari Api Neraka, sebab kita tidak tahu akan kah kita kembali berjumpa dengan Ramadhan tahun depan..?? 

BACA JUGA:Orang Berilmu Memiliki Kedudukan Tujuh Ratus Derajat Dari Orang-orang Mukmin

Alhamdulillah kita bisa memanfaatkan momentum puasa Ramadhan dengan di isi mulai dari siang hari berpuasa dengan menahan rasa lapar dan dahaga dan hal-hal yang membatalkan ibadah puasa, Sholat taraweh dan witir secara berjamaah, perbanyak membaca Al-Qur'an sedekah dll, akan tetapi ada juga yang justru melewatkan begitu saja Ramadhan ini dengan begitu saja tanpa ada bekas dan akhirnya berlalu begitu saja.

Di penghujung bulan suci Ramadhan ini ada tiga hal patut menjadi renungan kita bersama sebelum Ramadhan berakhir.

Pertama: Evaluasi Ibadah 

Bulan suci Ramadhan sebulan penuh akan segera berakhir dan akan meninggalkan kita semua seyogyanya banyak amalan yang kita telah lakukan untuk menggapai ridho Allah SWT sebagaimana tentunya berpuasa di siang hari serta menghidupkan Qiyamul lail seperti taraweh dan witir tadarusan, bersedekah dan hal-hal lain yang dapat meningkatkan amal ibadah puasa Ramadhan.


Kajian Islam. Manfaatkan semaksimal mungkin Sisa Ramadhan sebelum pergi meninggalkan kita

Namun demikian patut kita renungkan dan kita evaluasi serangkaian ibadah yang telah kita lakukan selama bulan suci Ramadhan ini sudah maksimal kita lakukan apa justru lebih banyak kita buang secara sia-sia yang lebih penting apakah bisa membekas setelah Ramadhan ini berakhir. Untuk itu kita tidak boleh berpuasa diri atas amal ibadah yang telah kita lakukan untuk itu terus lah berbuat yang terbaik dan biarkan urusan Allah untuk menilai bagi kita yang terpenting terus berbuat yang terbaik.

Imam Al-Ghazali menyampaikan bahwa sikap ini seharusnya kita tanamkan setiap selesai berbuka puasa, bukan hanya ketika di penghujung atau selesai Ramadhan. Ia menyampaikan dalam Ihya ‘Ulumiddin,

أَنْ يَكُوْنَ قَلْبُهُ بَعْدَ الإِفْطَارِ مُعَلَّقاً مُضْطَرِبًا بَيْنَ الْخَوْفِ وَالرَّجَاءِ إِذْ لَيْسَ يَدْرِي أَيُقْبَلُ صَوْمُهُ فَهُوَ مِنَ الْمُقَرَّبِينَ أَوْ يُرَدُّ عَلَيْهِ فَهُوَ مِنَ الْمَمْقُوتِينَ وَلْيَكُنْ كَذَلِكَ فِي آخِرِ كُلِّ عِبَادَةٍ يَفْرَغُ   

Artinya, “Setiap selesai berbuka puasa, seyogyanya kita merasa khawatir sekaligus menaruh harap kepada Allah. Khawatir jangan-jangan ibadah kita tidak diterima, juga berharap bahwa Allah menerimanya. Sebab, kita tidak tahu apakah puasa kita diterima sehingga termasuk hamba yang dekat di sisi Allah, atau sebaliknya ditolak sehingga kita termasuk hamba yang mendapat murka-Nya. Sikap seperti ini harus diterapkan setiap selesai melakukan ibadah apapun.” (Al-Ghazali, Ihya ‘Ulumiddin, [2016], juz I, halaman 319).

BACA JUGA:Ayo Bayar Zakat Fitrah. Ini Dasar Hukumnya Fitrah Menurut Al-Qur'an dan Hadits.

Kedua: Penuh Syukur 

Kita sebagai umat Muslim harus bersyukur masih bisa di pertemuan dengan bulan suci Ramadhan yang Agung dan mulia ini, bahkan para ulama untuk menyambut Ramadhan jauh sebelum bulan suci Ramadhan datang sudah mempersiapkan diri untuk menyambut bulan suci Ramadhan yang Agung dan berdoa agar di panjangkan umur agar bertemu dengan bulan suci Ramadhan yang memiliki sejuta keutamaan yang tidak di dapati di bulan-bulan di luar bulan suci Ramadhan. Sehingga Rasulullah SAW berpesan kepada para sahabat ketika bulan suci Ramadhan sudah tiba dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah Rasulullah SAW bersabda yang berbunyi:

   أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرٌ عَظِيْمٌ، شَهْرٌ مُباَرَكٌ، شَهْرٌ فِـيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ جَعَلَ اللهُ صِياَمَهُ فَرِيْضَةً وَ قِياَمَ لَيْلِهِ تَطَـوُّعاً مَنْ تَقَرَّبَ فِـيْهِ بِخَصْلَةٍ مِنَ اْلخَيْرِ كَانَ كَمَنْ أَدَّى فَرِيْضَةً فِـيْماَ سِوَاهُ وَمَنْ أَدَّى فِـيْهِ فَرِيْضَةً كَانَ كَمَنْ أَدَّى سَبْعِيْنَ فَرِيْضَةً فِـيْمَا سِواَهُ  

Artinya, 

"Wahai manusia, telah tiba bulan yang agung lagi mulia. Bulan yang di dalamnya terdapat malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Allah telah menjadikan puasanya wajib dan shalat malamnya sebagai amal sunnah. Barangsiapa melakukan satu ibadah sunnah pada bulan ini, maka pahalanya seperti menunaikan satu kewajiban di bulan lainnya. Dan barangsiapa menunaikan satu ibadah wajib pada bulan ini, maka pahalanya seperti menunaikan tujuh puluh kewajiban di bulan lainnya.” (HR Ibnu Khuzaimah).  

BACA JUGA:Malam Lailatul Qadar Adalah Malam Lebih Baik Dari 1000 Bulan, Ini Cara Sholat Malam Lailatul Qadar

Maka sebagai orang yang beriman kita haruslah bersyukur sehingga Allah SWT masih mempertemukan dan menganugerahkan bulan suci Ramadhan dan Allah SWT akan menambah nikmat kita ketika kita bersyukur atas nikmat itu akan tetapi ketika ingkar Allah SWT mengingatkan sesungguhnya azan Allah sangat lah pedih Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Ibrahim ayat 7 berbunyi: 

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ    

Artinya, 

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS Ibrahim 7)    

BACA JUGA:Kamu Ingin Meraih Malam Lailatul Qadar Ini 7 Amalan Untuk Kamu Raih Kemuliaannya.

Ketiga: Manfaatkan 10 hari terakhir secara maksimal untuk beribadah 

10 hari terakhir Ramadhan tingga beberapa hari lagi di mana pada 10 malam terakhir Ramadhan terdapat satu malam yaitu malam Lailatul Qadar malam lebih baik dari seribu bulan suatu malam yang di nanti-nantikan oleh setiap umat Muslim adapun malam Lailatul Qadar terdapat di 10 malam terakhir pada malam-malam ganjil. 

Dalam Hadits Riwayat Ahmad dijelaskan bahwa Rasulullah SAW mengabarkan jika malam Lailatul Qadar jatuh di malam puluhan ganjil akhir bulan Ramadhan yaitu 21, 23, 25, 27, 29, atau di akhir malam Ramadhan Sebagaimana Hadist nya berbunyi: 

اَخْبَرَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ قَالَ هِيَ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ فِى الْعَشْرِ اْلأَوَاخِرِ لَيْلَةَ اِحْدَيْ وَعِشْرِيْنَ اَوْثَلَثَةٍ وَعِشْرِيْنَ اَوْسَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ اَوْ تِسْعٍ وَعِشْرِيْنَ اَوْ اَخِرِ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ مَنْ قَامَهَا اِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مِنْ ذَنْبِهِ مَا تَقَدَّمَ وَمَا تَأَخَّرّ . (رواه احمد)

Artinya: 

"Rasulullah SAW mengabarkan kepada kami tentang Lailatul Qadar, beliau bersabda: dia (Lailatul Qadar) di bulan Ramadhan di puluhan yang akhir yaitu malam 21, 23, 25, 27 atau malam 29, atau di akhir malam Ramadhan. Barang siapa mengerjakan bangun untuk beribadah pada malam itu karena iman dan mengharap ridho Allah, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu dan yang akan datang" (HR. Ahmad)

BACA JUGA:Ini Amalan Malam 10 Terakhir Ramadhan, Janji Allah Terbebas Dari Api Neraka.

Maka pada malam 10 terakhir Ramadhan Rasulullah SAW mendorong kita sebagai umatnya untuk memperbanyak melakukan amal ibadah Dalam Hadits diriwayatkan oleh Sayyidah ‘Aisyah yang berbunyi: 

كَانَ رَسُوْلُ اللهً ﷺ يَجْتَهِدُ فِيْ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مَا لَا يَجْتَهِدُ فِيْ غَيْرِهِ    

Artinya, 

“Pada malam sepuluh terakhir, Rasulullah SAW (lebih) bersungguh-sungguh (untuk beribadah), melebihi kesungguhan pada malam yang lain.” (HR Muslim)    

BACA JUGA:Ini Amalan Malam 10 Terakhir Ramadhan, Janji Allah Terbebas Dari Api Neraka.

Maka jika kita selama Ramadhan yang telah kita lewati belum digunakan untuk beribadah dengan maksimal mungkin, sebaiknya di momentum sisa Ramadhan yang masih ada ini yang tinggal beberapa hari lagi kita manfaatkan kan semaksimal mungkin untuk kita manfaatkan dengan sungguh-sungguh untuk beribadah kepada Allah SWT, khususnya ibadah Qiyamul lail dengan cara menghidupkan malam-malam dengan amalan sunnah agar bisa meraih Lailatul Qadar.

Demikianlah mudah-mudah kita bisa memanfaatkan waktu yang singkat di sisa-sisa Ramadhan ini untuk kita manfaatkan untuk beribadah dan beramal Sholeh dan mudah-mudahan Allah SWT masih mempertemukan kita pada bulan suci Ramadhan yang akan datang. Aamiin Allahumma Aamiin. (djl)

Sumber: