Nabi Muhammad SAW: Pemimpin Agung yang Tidak Pernah Marah karena Kepentingan Pribadi
Radarseluma.disway.id - Nabi Muhammad SAW: Pemimpin Agung yang Tidak Pernah Marah karena Kepentingan Pribadi--
2. Kesabaran melahirkan kekuatan.
Menahan marah adalah tanda kekuatan jiwa, bukan kelemahan.
3. Memaafkan lebih mulia daripada membalas.
Rasulullah SAW mengajarkan bahwa memberi maaf adalah jalan menuju cinta Allah.
4. Pemimpin sejati adalah yang adil.
Beliau menunjukkan keadilan, tidak membedakan status sosial dalam menegakkan hukum.
Dari penjelasan diatas maka dapat kita simpulkan bahwa Rasulullah SAW adalah pemimpin agung yang tidak pernah marah karena kepentingan pribadi. Beliau hanya marah ketika hukum Allah dilecehkan atau kebenaran dilanggar. Akhlak mulia beliau sejalan dengan firman Allah dalam Al-Qur’an dan diperkuat dengan banyak hadits shahih.
Kehidupan beliau menjadi teladan abadi bagi kita semua: bagaimana menahan amarah, memaafkan kesalahan orang lain, dan menegakkan keadilan.
Di tengah kehidupan modern yang penuh emosi dan konflik, umat Islam seharusnya meneladani Rasulullah SAW. Marilah kita belajar menahan amarah, bersikap sabar, dan hanya marah ketika agama Allah dilecehkan. Dengan demikian, kita tidak hanya menjaga diri dari dosa, tetapi juga mendekatkan diri kepada cinta Allah SWT.
Sebagaimana sabda Nabi SAW:
مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ دَعَاهُ اللَّهُ عَلَى رُءُوسِ الْخَلَائِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ فِي أَيِّ الْحُورِ الْعِينِ شَاءَ
Artinya: "Barangsiapa menahan amarah padahal dia mampu melampiaskannya, maka Allah akan memanggilnya di hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat, lalu Allah persilakan dia memilih bidadari mana yang dia inginkan." (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Semoga kita semua dapat meneladani akhlak Rasulullah SAW, pemimpin agung yang tidak pernah marah demi kepentingan pribadi. (djl)
Sumber: