Nabi Muhammad SAW: Pemimpin Agung yang Tidak Pernah Marah karena Kepentingan Pribadi
Radarseluma.disway.id - Nabi Muhammad SAW: Pemimpin Agung yang Tidak Pernah Marah karena Kepentingan Pribadi--
Sikap ini menunjukkan bahwa beliau tidak marah karena dirinya disakiti, tetapi lebih mengutamakan kasih sayang kepada umat.
2.Seorang Arab Badui yang Kasar
Pernah seorang Badui menarik jubah Rasulullah SAW hingga meninggalkan bekas di leher beliau, seraya berkata kasar meminta harta. Rasulullah SAW tidak marah, malah tersenyum dan memberikan apa yang diminta.
3.Kasus Wanita Pencuri dari Keturunan Bangsawan
Ketika seorang wanita dari Bani Makhzum mencuri, para sahabat ingin meringankan hukumannya karena statusnya. Rasulullah SAW marah, bukan karena dirinya, melainkan karena hukum Allah hendak dipermainkan. Beliau bersabda:
"Sesungguhnya yang membinasakan umat sebelum kalian adalah, jika orang terpandang mencuri mereka biarkan, tetapi jika orang lemah mencuri, mereka tegakkan hukum. Demi Allah, seandainya Fatimah binti Muhammad mencuri, niscaya akan kupotong tangannya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Ini menunjukkan marah beliau hanya demi tegaknya hukum Allah, bukan karena kepentingan pribadi.
Al-Qur’an tentang Menahan Amarah
Allah SWT memuji orang-orang yang mampu menahan marah:
وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Artinya: "Dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan."
(QS. Ali Imran: 134)
Ayat ini sejalan dengan perilaku Rasulullah SAW yang selalu memilih menahan amarah dan memaafkan demi kebaikan bersama.
Pelajaran Penting bagi Umat
Dari akhlak Rasulullah SAW, kita dapat mengambil beberapa pelajaran:
1. Marah bukan untuk kepentingan pribadi.
Kita seharusnya hanya marah ketika kebenaran diinjak, bukan ketika ego tersinggung.
Sumber: