Rasulullah SAW: Pemimpin Agung yang Tidur di Atas Tikar Sederhana, Teladan Kesehajaan Seorang Utusan Allah
Radarseluma.disway.id - Rasulullah SAW: Pemimpin Agung yang Tidur di Atas Tikar Sederhana, Teladan Kesehajaan Seorang Utusan Allah--
Reporter: Juli Irawan Radarseluma.disway.id - Dalam sejarah panjang kehidupan manusia, sosok Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menempati kedudukan yang paling mulia. Beliau adalah utusan Allah yang membawa cahaya kebenaran, membimbing manusia dari kegelapan menuju cahaya Islam. Namun, di balik keagungan dan kewibawaannya sebagai pemimpin tertinggi umat Islam, Rasulullah SAW justru menampilkan teladan yang mengagumkan dalam hal kesederhanaan hidup.
Di antara kisah paling menggetarkan hati adalah bagaimana Rasulullah SAW tidur di atas tikar yang kasar, hingga bekasnya tampak pada tubuh beliau. Padahal, andai beliau menghendaki, istana megah, ranjang empuk, dan segala kemewahan dunia bisa dengan mudah dimiliki. Namun, pilihan beliau adalah kesahajaan dan kesederhanaan, karena dunia bukanlah tujuan utama, melainkan ladang untuk meraih ridha Allah Ta’ala.
Rasulullah SAW dan Kesederhanaan Hidup
Rasulullah SAW adalah pemimpin agung, panglima perang, kepala negara, sekaligus teladan akhlak mulia. Namun, kehidupan sehari-hari beliau jauh dari kemewahan. Beliau hidup sederhana, makan sekadarnya, berpakaian apa adanya, bahkan tempat tidurnya hanyalah tikar kasar dari pelepah kurma atau selembar kain yang tidak seberapa nilainya.
Sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud RA pernah menceritakan:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ: دَخَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى نَوْمٍ عَلَى حَصِيرٍ قَدْ أَثَّرَ فِي جَنْبِهِ، فَقُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، لَوِ اتَّخَذْنَا لَكَ وِطَاءً؟ فَقَالَ: «مَا لِي وَلِلدُّنْيَا، مَا أَنَا فِي الدُّنْيَا إِلَّا كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ، ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا»
Artinya: “Dari Abdullah bin Mas’ud RA berkata: Nabi SAW pernah tidur di atas tikar hingga membuat bekas di sisi tubuh beliau. Kami berkata: ‘Wahai Rasulullah, bolehkah kami membuatkan untukmu alas yang empuk?’ Beliau bersabda: ‘Apa urusanku dengan dunia ini? Aku di dunia ini hanyalah seperti seorang pengendara yang berteduh di bawah pohon, lalu beristirahat sejenak, kemudian pergi dan meninggalkannya.’” (HR. Tirmidzi no. 2377)
Hadits ini menunjukkan betapa Rasulullah SAW memandang dunia hanyalah tempat singgah sementara, bukan tujuan hidup. Kesederhanaan beliau bukan karena tidak mampu, tetapi pilihan sadar yang mendidik umat agar tidak tertipu oleh gemerlap dunia.
BACA JUGA:Rasulullah SAW Teladan Kesabaran: Menghadapi Cemoohan dengan Jiwa yang Lapang dan Hati yang Tenang
Landasan Al-Qur’an tentang Kesederhanaan
Al-Qur’an sendiri menegaskan bahwa kehidupan dunia hanyalah permainan yang fana dan tidak kekal:
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۚ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
Artinya: “Dan tidaklah kehidupan dunia ini melainkan permainan dan senda gurau. Dan sungguh, negeri akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” (QS. Al-An‘am: 32)
Ayat ini menjadi penguat bahwa Rasulullah SAW benar-benar mengamalkan nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Kesederhanaan beliau adalah cermin nyata dari kesadaran bahwa akhirat lebih utama daripada dunia.
Teladan Kesahajaan Rasulullah SAW
Kisah Rasulullah SAW tidur di atas tikar sederhana bukan sekadar cerita, melainkan teladan agung bagi umat manusia. Beliau ingin mengajarkan bahwa:
1. Pemimpin tidak harus hidup bermewah-mewah.
Sumber: