Rasulullah SAW: Pemimpin Agung yang Tidur di Atas Tikar Sederhana, Teladan Kesehajaan Seorang Utusan Allah

Rasulullah SAW: Pemimpin Agung yang Tidur di Atas Tikar Sederhana, Teladan Kesehajaan Seorang Utusan Allah

Radarseluma.disway.id - Rasulullah SAW: Pemimpin Agung yang Tidur di Atas Tikar Sederhana, Teladan Kesehajaan Seorang Utusan Allah--

Rasulullah SAW adalah pemimpin yang memiliki kedudukan tertinggi, namun beliau tetap hidup sederhana. Ini menjadi contoh bahwa seorang pemimpin sejati adalah yang dekat dengan rakyatnya, bukan yang memisahkan diri dengan kemewahan.

2. Kesederhanaan menumbuhkan ketawadhu’an.

Dengan hidup sederhana, Rasulullah SAW mengajarkan umat agar tidak sombong dan tidak merasa lebih tinggi dari orang lain.

3. Mengajarkan prioritas hidup.

Rasulullah SAW menegaskan bahwa dunia hanyalah sementara, sehingga fokus utama harus diarahkan pada amal untuk akhirat.

Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim menjelaskan bahwa pilihan hidup sederhana Rasulullah SAW adalah bentuk zuhud (menjauhkan hati dari cinta dunia), bukan karena miskin atau tidak mampu. Justru, beliau ingin mencontohkan sikap hati yang benar dalam menyikapi dunia.

BACA JUGA:Rasulullah SAW Sang Pemaaf Agung: Ketika Kekuatan Dibalut dengan Cinta dan Kasih Sayang

Relevansi bagi Umat Islam Masa Kini

Kehidupan modern penuh dengan godaan materialisme dan gaya hidup konsumtif. Banyak orang berlomba-lomba memperindah rumah, kendaraan, atau harta benda tanpa batas. Padahal, seringkali semua itu tidak membawa ketenangan hati.

Teladan Rasulullah SAW ini sangat relevan bagi umat Islam hari ini. Hidup sederhana bukan berarti hidup miskin, melainkan hidup secukupnya tanpa berlebihan. Seorang muslim boleh kaya raya, tetapi jangan sampai hatinya terikat dengan dunia hingga lupa akhirat.

Rasulullah SAW bersabda:

لَيْسَ الغِنَى عَنْ كَثْرَةِ العَرَضِ، وَلَكِنَّ الغِنَى غِنَى النَّفْسِ

Artinya: “Kaya itu bukanlah dengan banyaknya harta benda, tetapi kaya adalah kaya hati.” (HR. Bukhari no. 6446, Muslim no. 1051)

Dari penjelasan diatas maka dapat kita simpulkan bahwa Kisah Rasulullah SAW tidur di atas tikar sederhana adalah bukti nyata betapa beliau seorang pemimpin agung yang penuh kesahajaan. Beliau tidak mencari kesenangan duniawi, melainkan mengajarkan bahwa dunia hanyalah tempat singgah sementara. Al-Qur’an dan hadits menegaskan pentingnya hidup sederhana, tawadhu’, dan menjadikan akhirat sebagai tujuan utama.

Kesederhanaan Rasulullah SAW mengandung pelajaran berharga: seorang pemimpin sejati tidak diukur dari kemewahan yang dimiliki, tetapi dari keteladanan, kesucian hati, dan kedekatan dengan rakyat serta Tuhannya.

Semoga kita sebagai umat Islam mampu meneladani Rasulullah SAW dalam menjalani kehidupan. Hidup sederhana bukan berarti hina, justru itulah kemuliaan sejati. Sebab, kesahajaan membuka jalan menuju ketenangan jiwa dan kebahagiaan akhirat.

Sumber:

Berita Terkait