Salah satu amalan utama di bulan Muharram adalah puasa, khususnya puasa pada hari Asyura (10 Muharram). Rasulullah SAW sangat menganjurkan puasa pada hari tersebut:
أفضل الصيام بعد رمضان شهر الله المحرم
Artinya: "Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadan adalah puasa di bulan Allah, Muharram." (HR. Muslim)
Puasa merupakan salah satu ibadah yang secara langsung melatih seseorang untuk mengendalikan hawa nafsu. Tidak makan dan minum sejak terbit fajar hingga terbenam matahari adalah bentuk ketaatan yang membutuhkan kesabaran, pengendalian diri, dan keikhlasan yang tinggi. Dalam puasa, seorang muslim belajar menahan amarah, menundukkan syahwat, dan menjauhkan diri dari perbuatan tercela.
Hikmah Muharram: Momentum Hijrah dan Perubahan Diri
Muharram juga identik dengan peristiwa hijrah Rasulullah SAW, yang menjadi tonggak penanggalan kalender Hijriyah. Hijrah tidak hanya bermakna perpindahan fisik, tapi juga perubahan spiritual—dari kejahilan menuju cahaya iman, dari hawa nafsu menuju pengendalian diri, dari dosa menuju taubat.
Allah SWT berfirman
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
Artinya: "Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-‘Ankabut: 69)
Ini menjadi janji Allah bahwa siapa pun yang bersungguh-sungguh melawan hawa nafsunya dalam rangka mencari keridhaan-Nya, akan ditunjukkan jalan kebaikan dan dibersamai oleh Allah dalam setiap langkahnya.
BACA JUGA:Perjalanan Hijrah Sejati: Dari Fatamorgana Dunia Menuju Kebahagiaan Akhirat
Dari penjelasan diatas maka dapatlah kita simpulkan bahwa Bulan Muharram adalah waktu istimewa yang harus diisi dengan amalan-amalan kebaikan, muhasabah diri, dan upaya sungguh-sungguh untuk mengendalikan hawa nafsu. Sebab, pengendalian diri adalah jihad terbesar yang tidak pernah berhenti sepanjang hidup.
Puasa di bulan ini, memperbanyak amal saleh, serta mengambil hikmah dari hijrah Rasulullah menjadi bekal bagi kita untuk memulai tahun baru dengan hati yang bersih dan jiwa yang kuat. Ketika hawa nafsu bisa dikendalikan, maka kehidupan akan lebih bermakna dan diberkahi oleh Allah SWT.
Mari kita jadikan bulan Muharram ini sebagai momentum hijrah pribadi: dari kemalasan menuju produktivitas, dari kelalaian menuju kesadaran, dan dari mengikuti hawa nafsu menuju ketaatan kepada Allah SWT. Dengan semangat jihad melawan hawa nafsu, kita songsong tahun baru Hijriyah dengan langkah yang lebih baik, lebih bijak, dan lebih dekat kepada ridha Allah.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d: 11)
Semoga Muharram ini menjadi awal perubahan besar dalam hidup kita menuju pribadi yang lebih taat dan tangguh menghadapi tantangan zaman. (djl)