30 Zulhijah: Mengakhiri Tahun dengan Istighfar dan Taubat Nasuha Sebagai Bekal Hijrah Menuju Kebaikan

Kamis 26-06-2025,11:00 WIB
Reporter : juliirawan
Editor : juliirawan

Reporter: Juli Irawan
Radarseluma.disway.id - Hari-hari berlalu begitu cepat. Tanpa terasa, kita kini berada di penghujung bulan Zulhijah, tepatnya tanggal 30 Zulhijah. Momen ini bukan sekadar penanda akhir tahun dalam kalender Hijriyah, melainkan juga saat yang tepat untuk melakukan perenungan dan muhasabah atas semua yang telah kita lakukan selama setahun terakhir. Menutup tahun dengan istighfar dan taubat nasuha bukan hanya bentuk ibadah spiritual, tetapi juga langkah nyata menuju perbaikan diri menyongsong tahun baru hijriyah yang lebih berkah.

Dalam Islam, penyesalan atas dosa yang telah lalu dan tekad untuk memperbaiki diri adalah wujud dari ketakwaan yang sejati. Allah SWT membuka pintu taubat selebar-lebarnya kepada hamba-Nya yang ingin kembali, bahkan setelah berulang kali berbuat salah.

Istighfar: Kunci Penghapus Dosa

Istighfar bukan sekadar ucapan lisan “Astaghfirullah”, tetapi juga mencerminkan kesadaran mendalam atas kesalahan yang telah diperbuat. Allah SWT berfirman:

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا

Artinya: “Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun.’” (QS. Nuh: 10)

Ayat ini menunjukkan bahwa istighfar adalah perintah langsung dari Allah yang membawa janji pengampunan. Dalam hadits pun, Rasulullah SAW yang maksum dan dijamin dosanya, tetap beristighfar lebih dari 70 kali dalam sehari:

عَنْ الأَغَرِّ الْمُزَنِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: "إِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِي الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً".

Artinya: “Sesungguhnya aku memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya lebih dari 70 kali dalam sehari.” (HR. Bukhari)

Jika Rasulullah SAW saja yang suci selalu beristighfar, bagaimana dengan kita yang penuh dosa dan kelalaian?

BACA JUGA:Menyusun Resolusi Islamiah di Tahun Baru Hijriyah: Menjadi Pribadi yang Lebih Taat dan Bermanfaat

Taubat Nasuha: Taubat yang Sungguh-Sungguh

Menutup tahun dengan taubat nasuha adalah langkah spiritual yang sangat dianjurkan. Allah SWT menyeru orang-orang beriman untuk bertaubat dengan taubat nasuha:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya (nasuha).” (QS. At-Tahrim: 8)

Taubat nasuha memiliki syarat

1. Menyesali dosa yang telah dilakukan.

2. Berhenti dari dosa tersebut.

3. Bertekad tidak mengulanginya lagi.

Jika berkaitan dengan hak manusia, harus dikembalikan atau dimaafkan.

Dengan memenuhi keempat syarat ini, taubat akan diterima Allah dan menjadi penghapus dosa, bahkan dosa besar sekalipun. Inilah bentuk cinta dan rahmat Allah yang luar biasa kepada hamba-Nya.

Menutup Tahun dengan Muhasabah dan Perubahan

Bulan Zulhijah adalah waktu yang sangat baik untuk evaluasi diri (muhasabah). Apakah kita telah melaksanakan shalat dengan khusyuk? Sudahkah kita jujur dalam bekerja? Apakah lisan kita telah terjaga dari ghibah dan dusta? Dan sudah sejauh mana kita berkontribusi untuk sesama?

Rasulullah SAW bersabda:

الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ، وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ، وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا، وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ

Artinya: “Orang cerdas adalah yang menghisab dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati. Sedangkan orang lemah adalah yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan kepada Allah (tanpa amal).” (HR. Tirmidzi)

Evaluasi diri ini bukan untuk menyesali hidup secara berlebihan, melainkan untuk menyadari bahwa kesempatan masih terbuka selama nyawa masih di badan.

BACA JUGA:Bercermin dari Sejarah Hijrah Rasulullah SAW: Spirit Perjuangan dan Transformasi Menuju Kehidupan Lebih Baik

Berdoa dan Berserah Diri di Akhir Tahun

Banyak ulama yang menganjurkan untuk memperbanyak doa pada akhir tahun dan awal tahun. Doa akhir tahun dimaksudkan sebagai penutup yang baik, sementara doa awal tahun menjadi pembuka harapan dan semangat baru. Di antara doa yang bisa dibaca pada akhir tahun adalah:

اللّهُمَّ اجْعَلْ خَيْرَ أَعْمَالِنَا خَوَاتِيمَهَا، وَخَيْرَ أَيَّامِنَا يَوْمَ نَلْقَاكَ، وَاجْعَلْ خَيْرَ عُمُرِنَا آخِرَهُ، وَخَيْرَ عَمَلِنَا خَاتِمَهُ، وَخَيْرَ أَيَّامِنَا يَوْمَ نَلْقَاكَ.

Artinya: “Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik amal kami sebagai penutupnya, dan sebaik-baik hari kami adalah hari ketika kami bertemu dengan-Mu.”

Menutup Tahun dengan Cahaya Hidayah

Tanggal 30 Zulhijah adalah kesempatan emas untuk kembali kepada Allah dengan hati yang bersih dan jiwa yang tenang. Menutup tahun dengan istighfar dan taubat nasuha bukan hanya bentuk pengakuan atas dosa, tapi juga sebagai awal kebangkitan iman. Inilah momentum untuk membuka lembaran baru dalam hidup yang lebih dekat kepada Allah dan lebih bermanfaat bagi sesama.

Mari jadikan akhir tahun hijriyah ini sebagai titik tolak perubahan diri. Tinggalkan segala bentuk kemaksiatan dan lalai, kemudian isi tahun mendatang dengan amal shalih, akhlak mulia, dan pengabdian kepada Allah. Semoga kita semua termasuk hamba yang diampuni dan dimasukkan ke dalam golongan orang-orang yang kembali kepada-Nya dalam keadaan husnul khatimah.

وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ

Artinya: “Dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah?” (QS. Ali ‘Imran: 135) (djl) 

Kategori :