Kisah Wali Songo Penyebar Agama Islam di Pulau Jawa Part lima

Kisah Wali Songo Penyebar Agama Islam di Pulau Jawa Part lima

Kajian Islam. Kisah Sunan Drajat --

"Sunan Drajat (Raden Qasim)"

Kajian Islam. Radar Seluma. Disway.id -Penyebaran Agama Islam di Indonesia tidak terlepas dari Wali Songo yaitu 9 Wali dari Kepulauan Jawa mereka dikenal seseorang yang gigih menyebarkan ajaran Agama Islam pada abad ke 14 di tanah Jawa. 

Para Wali Songo tersebar di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, masyarakat Muslim di Nusantara tentu tak asing lagi dengan Wali Songo atau 9 Wali dari Pulau Jawa.

Perjalanan dakwah Wali Songo telah dicatat dalam sejarah penyebaran Agama Islam di Indonesia. Wali Songo telah meninggalkan banyak jejak dalam berdakwah penyebaran Agama Islam di pulau Jawa. Wali Songo membawa perubahan besar terhadap masyarakat Jawa yang dulunya banyak memeluk Agama Hindu-Budha.

Adapun ke 9 Wali Songo tersebut adalah Sunan Maulana Maghribi, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Giri, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Gunung Jati. Untuk lebih mengenal ke 9 Wali Songo tersebut mari kita kupas satu-satu 

BACA JUGA:Kisah Wali Songo Penyebar Agama Islam di Pulau Jawa Part Satu

Pada Part Empat kita sudah membahas kisah Sunan Giri (Raden Paku) dan di part lima ini kita mengangkat kisah Wali Songo Sunan Drajat (Raden Qasim) 

Sunan Drajat (Raden Qasim) merupakan putra Sunan Ampel. Sunan Drajat merupakan seorang wali yang dikenal berjiwa sosial tinggi. Ia banyak menolong yatim piatu, fakir miskin, dan orang sakit. Ia memiliki perhatian yang sangat besar terhadap masalah sosial. Sunan Drajat menyebarkan Agama Islam di daerah Lamongan, Jawa Timur.

Sunan Drajat merupakan Wali Songo yang memiliki banyak nama, yaitu Sunan Mahmud, Sunan Mayang Madu, Sunan Muryapada, Raden Imam, dan Maulana Hasyim. Pada 1484, ia  diberi gelar oleh Raden Patah dari Demak, yaitu Sunan Mayang Madu.

BACA JUGA:Kisah Wali Songo Penyebar Agama Islam di Pulau Jawa Part Dua

Ketika Sunan Drajat datang ke Desa Banjaranyar, Paciran, Lamongan, ia mendatangi pesisir Lamongan yang gersang bernama Desa Jelak. Masyarakat sekitar masih menganut aygama Hindu dan Buddha. Di desa tersebut, Sunan Drajat membangun Mushola untuk beribadah dan mengajarkan agama Islam.

Selain itu, Sunan Drajat juga membangun daerah baru di dalam hutan belantara. Ia mengubahnya menjadi daerah yang berkembang, subur, serta makmur. Daerah tersebut bernama Drajat, oleh sebab itu ia diberi gelar Sunan Drajat.

Sunan Drajat mempunyai nama asli Raden Qasim alias Raden Syarifuddin. Beliau lahir pada 1470 M.

Masyarakat Sedayu juga menyebut beliau sebagai Raden Sedayu. Beliau merupakan putra Sunan Ampel dari istri keduanya, Dewi Candrawati. Sunan Drajat masih bersaudara dengan Sunan Bonang.
Sunan Drajat pada awalnya mulai berdakwah di pesisir Gresik, lewat laut sampai akhirnya terdampar di Banjarwati atau Lamongan.

Setahun berikutnya, Sunan Drajat pindah ke area selatan, kurang lebih satu kilometer. Kemudian, beliau mendirikan Pesantren Dalem Duwur, yang saat ini disebut Desa Drajat, di daerah Paciran, Kabupaten Lamongan.

Sunan Drajat sebagai salah satu Wali Songo mempunyai keistimewaan, yaitu bisa membuat masyarakat mudah mengikuti seluruh tingkah lakunya, tutur kata, serta nasihatnya.

BACA JUGA:Kisah Wali Songo Penyebar Agama Islam di Pulau Jawa Part Tiga

Sunan Drajat menyebarkan agama Islam kepada masyarakat dengan cara dakwah yang lugas dan selalu mencontohkan gotong-royong. Dakwah Sunan Drajat tertuju kepada masalah-masalah sosial kemasyarakatan.

Sunan Drajat mempunyai kepribadian dan akhlak luhur. Hal inilah yang telah membuat banyak orang mengikuti ajaran beliau dengan senang hati dan sukarela.

Dalam menjalankan dakwahnya Sunan Drajat berdakwah dengan cara mendekati budaya dan tradisi masyarakat setempat. Beliau juga memanfaatkan kesenian sebagai sarana dakwah sebagaimana yang ditempuh oleh Sunan Muria.

Inilah cara dakwah Sunan Drajat dalam menyebarkan ajaran Islam, antara lain:

1. Seni Suluk

Sunan Drajat menyebarkan ajaran Islam, salah satunya melalui seni suluk. Beliau menciptakan banyak suluk.

Beberapa suluk yang terkenal adalah suluk petuah yang salah satu bagiannya berbunyi, "Berilah tongkat pada si buta, beri makan pada yang lapar, beri pakaian pada yang telanjang".

2. Seni Tembang Pangkur

Dalam berdakwah, beliau juga merangkai gubahan lagu Jawa, yakni Tembang Pangkur.

3. Seni Gamelan

Sunan Drajat juga gemar memainkan gamelan. Namun, kegemaran ini tidak hanya sekedar hiburan, tetapi sebagai sarana dakwah untuk penyebaran agama Islam.

 

Di atas cungkup makam beliau, sampai sekarang masih tersimpan seperangkat gamelan yang menjadi bukti perjuangan dakwah beliau. (djl)

Bersambung Part Enam

Sumber: