Hilangnya Al-Qur’an dari Hati dan Mushaf: Tanda Kiamat yang Menggetarkan Iman Umat Islam
Senin 15-12-2025,13:00 WIB
Reporter:
juliirawan|
Editor:
juliirawan
Radarseluma.disway.id - Hilangnya Al-Qur’an dari Hati dan Mushaf: Tanda Kiamat yang Menggetarkan Iman Umat Islam--
Reporter: Juli Irawan
Radarseluma.disway.id - Al-Qur’an adalah kalamullah yang menjadi petunjuk hidup bagi seluruh umat manusia, khususnya kaum muslimin. Ia diturunkan sebagai cahaya yang menerangi jalan kehidupan, pembeda antara kebenaran dan kebatilan, serta pegangan utama hingga akhir zaman. Namun, dalam berbagai riwayat Rasulullah SAW telah mengabarkan bahwa menjelang hari kiamat, akan terjadi peristiwa yang sangat menggetarkan iman: hilangnya Al-Qur’an dari hati manusia dan dari mushaf-mushaf yang ada di muka bumi.
Hilangnya Al-Qur’an bukan sekadar hilangnya tulisan, tetapi hilangnya nilai, makna, hafalan, dan pengamalan dalam kehidupan umat Islam. Fenomena ini merupakan salah satu tanda besar bahwa dunia sedang menuju kehancuran dan bahwa manusia semakin jauh dari petunjuk Allah SWT.
Al-Qur’an sebagai Penjaga Kehidupan Umat
Allah SWT menegaskan bahwa Al-Qur’an adalah penjaga dan petunjuk bagi manusia:
> ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ
Artinya: “Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 2)
Selama Al-Qur’an dijaga, dibaca, dihafal, dan diamalkan, maka umat Islam akan tetap berada dalam lindungan Allah. Namun ketika Al-Qur’an mulai ditinggalkan, bukan hanya mushaf yang terabaikan, melainkan hati pun menjadi kosong dari cahaya iman.
Isyarat Al-Qur’an Tentang Manusia yang Menjauhinya
Allah SWT telah mengingatkan tentang keluhan Rasulullah SAW terhadap umatnya yang meninggalkan Al-Qur’an:
> وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَٰذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا
Artinya: “Dan Rasul berkata: ‘Wahai Rabbku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Qur’an ini sesuatu yang ditinggalkan.’” (QS. Al-Furqan: 30)
Ayat ini tidak hanya berlaku pada masa lalu, tetapi juga menjadi peringatan keras bagi umat Islam di akhir zaman, ketika Al-Qur’an hanya dijadikan hiasan, bacaan seremonial, atau simbol semata, tanpa penghayatan dan pengamalan.
Hadits Tentang Hilangnya Al-Qur’an dari Hati dan Mushaf
Rasulullah SAW secara tegas menjelaskan peristiwa ini dalam hadits shahih:
> لَيُسْرَى عَلَى الْقُرْآنِ فِي لَيْلَةٍ فَلَا يَبْقَى فِي الْأَرْضِ مِنْهُ آيَةٌ
Artinya: “Sungguh Al-Qur’an akan diangkat pada suatu malam, sehingga tidak tersisa di bumi satu ayat pun darinya.” (HR. Ibnu Majah)
Dalam riwayat lain disebutkan:
> يُسْرَى عَلَى كِتَابِ اللهِ فِي لَيْلَةٍ فَلَا يَبْقَى فِي صُدُورِ الرِّجَالِ مِنْهُ شَيْءٌ
Artinya: “Kitab Allah akan diangkat pada suatu malam, sehingga tidak tersisa sedikit pun darinya di dalam dada manusia.” (HR. Ad-Darimi)
Hadits-hadits ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an akan diangkat secara total: dari hafalan para penghafalnya dan dari mushaf-mushaf tertulis, baik yang ada di masjid, rumah, maupun tempat lainnya.
Bagaimana Proses Hilangnya Al-Qur’an?
Para ulama menjelaskan bahwa hilangnya Al-Qur’an terjadi setelah wafatnya orang-orang beriman dan bertakwa. Ketika tidak ada lagi manusia yang mengagungkan kalamullah, maka Allah SWT mencabutnya sebagai bentuk murka dan tanda bahwa dunia telah rusak.
Imam Al-Qurthubi رحمه الله menjelaskan bahwa Al-Qur’an diangkat ketika manusia tidak lagi mengamalkannya, meskipun mereka masih membacanya. Ketika Al-Qur’an hanya menjadi suara tanpa makna, maka Allah SWT mengangkatnya sebagai kehormatan bagi kitab suci-Nya.
Hilangnya Al-Qur’an dari Hati Lebih Berbahaya
Sebelum mushaf diangkat, Al-Qur’an telah lebih dahulu hilang dari hati manusia. Banyak yang membaca tetapi tidak memahami, menghafal tetapi tidak mengamalkan, bahkan menjadikan Al-Qur’an sebagai alat pembenaran hawa nafsu.
Rasulullah SAW bersabda:
> رُبَّ قَارِئٍ لِلْقُرْآنِ وَالْقُرْآنُ يَلْعَنُهُ
Artinya:
“Betapa banyak orang yang membaca Al-Qur’an, namun Al-Qur’an justru melaknatnya.” (HR. Ath-Thabrani)
Ini terjadi ketika Al-Qur’an dibaca tanpa keikhlasan, tanpa ketaatan, dan tanpa menjadikannya pedoman hidup.
Dampak Hilangnya Al-Qur’an
Ketika Al-Qur’an telah diangkat, maka:
1. Tidak ada lagi hukum Allah yang ditegakkan
2. Kebaikan dan keburukan menjadi kabur.
3. Manusia hidup tanpa arah dan tujuan.
4. Kezaliman merajalela tanpa kendali.
5. Dunia dipenuhi fitnah dan kerusakan.
Allah SWT berfirman:
> وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا
Artinya: “Barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh baginya kehidupan yang sempit.” (QS. Thaha: 124)
Pelajaran dan Muhasabah untuk Umat Islam
Peristiwa hilangnya Al-Qur’an bukan sekadar cerita akhir zaman, melainkan peringatan keras agar umat Islam kembali menjadikan Al-Qur’an sebagai pusat kehidupan. Selama Al-Qur’an masih ada di tangan dan di hati kita, pintu taubat dan rahmat Allah masih terbuka.
Membaca Al-Qur’an, menghafalnya, mentadabburinya, dan mengamalkannya adalah benteng terakhir umat Islam dari kehancuran iman.
Hilangnya Al-Qur’an dari hati dan mushaf merupakan tanda bahwa dunia telah kehilangan cahaya petunjuk. Peristiwa ini akan terjadi menjelang kiamat sebagai bentuk hukuman sekaligus ketetapan Allah terhadap umat yang mengabaikan kitab suci-Nya.
Sebelum Al-Qur’an benar-benar diangkat, umat Islam masih memiliki kesempatan untuk kembali. Jangan sampai kita termasuk golongan yang dikeluhkan Rasulullah SAW sebagai umat yang meninggalkan Al-Qur’an.
Semoga Allah SWT menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang mencintai Al-Qur’an, menjaga hafalannya, mengamalkan isinya, dan hidup di bawah naungan petunjuk-Nya hingga akhir hayat. Aamiin ya Rabbal ‘alamin. (djl)
Sumber: