Hancurnya Ka’bah di Akhir Zaman: Tanda Kiamat yang Menggetarkan Iman Umat Islam

Hancurnya Ka’bah di Akhir Zaman: Tanda Kiamat yang Menggetarkan Iman Umat Islam

Radarseluma.disway.id - Hancurnya Ka’bah di Akhir Zaman: Tanda Kiamat yang Menggetarkan Iman Umat Islam--

Reporter: Juli Irawan
Radarseluma.disway.id – Ka’bah, bangunan suci yang menjadi kiblat umat Islam di seluruh dunia, bukan sekadar bangunan fisik, melainkan simbol tauhid, persatuan, dan ketaatan kepada Allah SWT. Sejak dibangun oleh Nabi Ibrahim AS dan putranya Nabi Ismail AS, Ka’bah menjadi pusat ibadah, doa, dan penghambaan umat manusia kepada Sang Pencipta. Namun, dalam khazanah Islam, Rasulullah SAW telah mengabarkan bahwa pada suatu masa menjelang kiamat, Ka’bah akan dihancurkan. Kabar ini bukanlah mitos atau cerita fiksi, melainkan termasuk tanda-tanda besar akhir zaman yang disebutkan secara jelas dalam hadits-hadits shahih.
 
Ka’bah sebagai Jantung Spiritualitas Umat Islam
 
Ka’bah adalah rumah pertama yang dibangun untuk beribadah kepada Allah SWT di muka bumi. Allah berfirman:
 
> إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِّلْعَالَمِينَ
Artinya: “Sesungguhnya rumah yang pertama kali dibangun untuk (tempat beribadah) manusia adalah Baitullah yang di Bakkah (Makkah), yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam.”
(QS. Ali ‘Imran: 96)
 
Keagungan Ka’bah bukan terletak pada batu dan bangunannya, melainkan pada nilai tauhid dan ketaatan yang dihidupkan oleh manusia di sekitarnya. Namun, ketika iman manusia sirna dan dunia dipenuhi kemaksiatan, Allah SWT akan mengangkat kemuliaan itu, termasuk dengan dihancurkannya Ka’bah.
 
 
Dalil Hadits tentang Hancurnya Ka’bah
 
Rasulullah SAW secara tegas menyampaikan bahwa Ka’bah akan dihancurkan pada akhir zaman oleh seorang yang sangat kejam. Dalam hadits shahih disebutkan:
 
> يُخَرِّبُ الْكَعْبَةَ ذُو السُّوَيْقَتَيْنِ مِنَ الْحَبَشَةِ
 
Artinya: “Ka’bah akan dihancurkan oleh seorang bermata kecil dan berkaki bengkok dari Habasyah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
 
Dalam riwayat lain Rasulullah SAW bersabda:
 
> كَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَيْهِ أَسْوَدَ أَفْحَجَ يَنْقُضُهَا حَجَرًا حَجَرًا
 
Artinya: “Seakan-akan aku melihatnya, seorang berkulit hitam, betisnya bengkok, menghancurkan Ka’bah batu demi batu.” (HR. Ahmad)
 
Hadits-hadits ini menunjukkan bahwa kehancuran Ka’bah adalah peristiwa nyata yang akan terjadi, bukan simbolis. Namun, peristiwa ini tidak terjadi sembarangan, melainkan setelah iman diangkat dari muka bumi.
 
Kondisi Dunia Saat Ka’bah Dihancurkan
 
Para ulama menjelaskan bahwa Ka’bah dihancurkan pada masa ketika tidak ada lagi orang yang mengucapkan kalimat tauhid. Rasulullah SAW bersabda:
 
> لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى لَا يُقَالَ فِي الْأَرْضِ: اللَّهُ اللَّهُ
 
Artinya: “Kiamat tidak akan terjadi hingga tidak ada lagi di bumi yang mengucapkan: Allah, Allah.” (HR. Muslim)
 
Artinya, kehancuran Ka’bah terjadi setelah wafatnya seluruh orang beriman. Pada saat itu, manusia yang tersisa adalah manusia paling buruk akhlaknya, yang tidak lagi memuliakan Allah, Rasul-Nya, dan simbol-simbol agama.
 
Penjelasan Ulama tentang Makna Kehancuran Ka’bah
 
Imam An-Nawawi رحمه الله menjelaskan bahwa dihancurkannya Ka’bah bukan berarti Allah merendahkan rumah-Nya, tetapi karena manusia tidak lagi memuliakannya. Ketika tidak ada lagi orang yang shalat, thawaf, dan berdoa, maka Ka’bah kehilangan fungsinya sebagai pusat ibadah.
 
Ibnu Hajar Al-Asqalani رحمه الله dalam Fathul Bari menegaskan bahwa penghancuran Ka’bah adalah tanda bahwa dunia telah benar-benar rusak dan tidak layak lagi dipertahankan, sehingga kiamat semakin dekat.
 
Hancurnya Ka’bah sebagai Peringatan bagi Umat Islam
 
Kabar tentang hancurnya Ka’bah seharusnya tidak membuat umat Islam sibuk dengan spekulasi waktu, tetapi mendorong introspeksi diri. Selama Ka’bah masih berdiri dan adzan masih berkumandang, pintu taubat masih terbuka. Allah SWT berfirman:
 
> وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ
 
Artinya: “Dan Allah tidak akan mengazab mereka selama engkau (Muhammad) berada di tengah-tengah mereka.” (QS. Al-Anfal: 33)
 
Para ulama menafsirkan bahwa keberadaan orang-orang saleh, shalat, dan ibadah adalah sebab turunnya rahmat dan tertahannya azab.
 
 
Pelajaran Iman dari Peristiwa Akhir Zaman
 
Hancurnya Ka’bah mengajarkan bahwa kemuliaan sebuah tempat tergantung pada iman manusia. Jika umat Islam lalai, lebih mencintai dunia daripada akhirat, maka simbol-simbol agama pun dapat ditinggalkan.
 
Rasulullah SAW bersabda:
 
> تَعِسَ عَبْدُ الدِّينَارِ وَالدِّرْهَمِ
 
Artinya: “Celakalah hamba dinar dan dirham.” (HR. Bukhari)
 
Hadits ini menggambarkan kondisi manusia akhir zaman yang lebih mengagungkan materi daripada ketaatan.
 
Hancurnya Ka’bah di akhir zaman adalah salah satu tanda besar kiamat yang telah dipastikan oleh Rasulullah SAW. Peristiwa ini terjadi bukan karena Allah tidak memuliakan rumah-Nya, tetapi karena manusia telah kehilangan iman dan ketaatan. Ka’bah dihancurkan ketika tidak ada lagi yang menyembah Allah dan memuliakan-Nya.
 
Selama Ka’bah masih berdiri dan umat Islam masih diberi kesempatan beribadah, hendaknya kita memperkuat iman, menjaga shalat, memperbanyak taubat, dan memuliakan simbol-simbol agama. Jangan sampai kita termasuk generasi yang lalai, sementara tanda-tanda kiamat semakin nyata di hadapan mata. Semoga Allah SWT menjaga iman kita hingga akhir hayat dan mengumpulkan kita bersama orang-orang saleh. Aamiin ya Rabbal ‘alamin. (djl)

Sumber:

Berita Terkait