Kisah Awal Mula Anjuran Qurban Bagi Umat Muslim Di Dunia

Kisah Awal Mula Anjuran Qurban Bagi Umat Muslim Di Dunia

Kajian Islam. Kisah Nabi Ismail AS dan sejarah anjuran berqurban--

Kajian Islam. Radar Seluma. Disway.id - Umat Muslim memiliki dua Hari Raya Yaitu Hari Raya Idul Fitri pada 1 Syawal yang dilaksankan usai melaksanakan ibadah puasa Ramadhan dan Hari Raya Idul Adha pada 10 Zulhijah dan bagi umat Islam yang memiliki harta berlebih diwajibkan untuk melakukan anjuran berqurban.
Anjuran berqurban pada hari raya idul Adha tidak terlepas dari kisah Nabi Ibrahim AS dan anaknya Nabi Ismail AS.
 
Kurban tentunya juga memilih sejarah panjang dimana dikisahkan pada zaman Nabi Ibrahim AS saat akan menyembelih putranya, Ismail, sebelum akhirnya diganti dengan seekor kibas (domba) oleh Allah SWT.
 
 
Sebelum masuk ke sejarah Qurban, Ibadah Qurban bisa dimaknai dengan sebuah bentuk kepasrahan seorang hamba kepada Allah SWT untuk mendekatkan diri kepada-Nya. 
Perintah untuk berqurban
 
Sebagaimana Allah SWT gambarkan dalam Al-Qur'an Surat Al-Kautsar ayat 1-2 yang berbunyi: 
 
اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَ (1) فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ (2)
Artinya: 
“Sesungguhnya Kami telah memberikan nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.” (QS Al-Kautsar 1-2).
 
Perayaan hari raya Idul Adha tidak lepas dari pemotongan hewan qurban. 
Asal mula qurban berawal dari lahirnya Nabi Ismail AS. 
Pada saat itu dikisahkan bahwa Nabi Ibrahim AS tidak memiliki anak hingga di masa tuanya, lalu beliau berdoa kepada Allah.
 
Sebagaimana Allah SWT abadikan dalam Al-Qur'an Surat Ash-Shafaat ayat 100 berbunyi:
 
رَبِّ هَبۡ لِىۡ مِنَ الصّٰلِحِيۡنَ
Artinya: 
“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.” (QS Ash-Shafaat 100).
 
 
Sewaktu Nabi Ismail A.S mencapai usia remajanya Nabi Ibrahim AS mendapat mimpi bahwa ia harus menyembelih putranya Nabi Ismail AS 
Mimpi seorang Nabi adalah salah satu dari cara turunnya wahyu Allah SWT, maka perintah yang diterimanya dalam mimpi itu harus dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim AS 
 
Nabi Ibrahim AS pun akhirnya menyampaikan isi mimpinya kepada Nabi Ismail AS untuk melaksanakan perintah Allah SWT untuk menyembelih Ismail dan Nabi Ismail AS menegaskan kepada Nabi Ibrahim AS untuk melaksanakan perintah Allah SWT.
 
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Ash-shaffat ayat 101 yang berbunyi: 
 
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعْىَ قَالَ يَٰبُنَىَّ إِنِّىٓ أَرَىٰ فِى ٱلْمَنَامِ أَنِّىٓ أَذْبَحُكَ فَٱنظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَٰٓأَبَتِ ٱفْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰبِرِينَ
Aartinya: 
Ibrahim berkata : “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelih mu “maka pikirkanlah apa pendapatmu? Ismail menjawab: Wahai Bapakku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. InsyaAllah engkau akan mendapati ku termasuk orang yang sabar.” (QS Ash-Shafaat 102)
 
 
Nabi Ismail AS meminta ayahnya untuk mengerjakan apa yang Allah perintahkan. Dan beliau berjanji kepada ayahnya akan menjadi seorang yang sabar dalam menjalani perintah itu. Sungguh mulia sifat Nabi Ismail A.S. Allah memujinya di dalam Al-Qur’an dalam Surat Maryam ayat 54 berbunyi:
 
وَاذۡكُرۡ فِى الۡـكِتٰبِ اِسۡمٰعِيۡلَ‌ ۚاِنَّهٗ كَانَ صَادِقَ الۡوَعۡدِ وَكَانَ رَسُوۡلًا نَّبِيًّا‌
Artinya:
“Dan ceritakanlah (Hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Qur’an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang Rasul dan Nabi.” (QS Maryam 54)
 
Nabi Ibrahim lalu membaringkan anaknya dan bersiap melakukan penyembelihan. 
Nabi Ismail AS pun siap menaati instruksi ayahnya, Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS nampak menunjukkan keteguhan, ketaatan dan kesabaran mereka dalam menjalankan perintah itu.
 
Saat Nabi Ibrahim AS hendak mengayunkan parang, Allah SWT lalu menggantikan tubuh Nabi Ismail AS dengan sembelihan besar, yakni berupa domba jantan dari Surga yang berwarna putih, bermata bagus, bertanduk.
 
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Ash-shaffat ayat 104-107 yang berbunyi: 
وَنَادَيۡنٰهُ اَنۡ يّٰۤاِبۡرٰهِيۡمُۙ‏ ١٠٤
 قَدۡ صَدَّقۡتَ الرُّءۡيَا ​ ​ۚ اِنَّا كَذٰلِكَ نَجۡزِى الۡمُحۡسِنِيۡنَ‏ ١٠٥
 اِنَّ هٰذَا لَهُوَ الۡبَلٰٓؤُا الۡمُبِيۡنُ‏ ١٠٦
 وَفَدَيۡنٰهُ بِذِبۡحٍ عَظِيۡمٍ‏ ١٠٧
Artinya: 
“Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” (QS Ash-Shafaat 104:107).
 
 
Kejadian tersebut merupakan suatu Mukjizat dari Allah yang menegaskan bahwa perintah pengorbanan Nabi Ismail AS itu hanya suatu ujian bagi Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS sampai sejauh mana cinta dan ketaatan Mereka kepada Allah SWT. 
Ternyata keduanya telah lulus dalam ujian yang sangat berat itu. 
Nabi Ibrahim AS telah menunjukkan kesetiaan yang tulus dengan pengorbanan putranya untuk berbakti melaksanakan perintah Allah SWT.
 
Sedangkan Nabi Ismail AS tidak sedikit pun ragu atau bimbang dalam menjalankan perintah Allah SWT dengan menyerahkan jiwa raganya untuk dikorbankan kepada orang tuanya. 
Maka berawal sinilah asal permulaan sunah berqurban yang dilakukan oleh umat Islam pada tiap hari raya Idul Adha di seluruh pelosok dunia yang mana dilaksanakan Usai Sholat idul Adha pada 10 Zulhijah setiap tahunnya. (djl) 

Sumber: