Syukur Nasional: Tanggung Jawab Kolektif dalam Menjaga Nikmat Kemerdekaan

Syukur Nasional: Tanggung Jawab Kolektif dalam Menjaga Nikmat Kemerdekaan

Radarseluma.disway.id - Syukur Nasional: Tanggung Jawab Kolektif dalam Menjaga Nikmat Kemerdekaan--

مَنْ لَا يَشْكُرِ النَّاسَ لَا يَشْكُرِ اللَّ

Artinya: “Barang siapa tidak bersyukur kepada manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi)

Hadits ini mengajarkan bahwa syukur tidak hanya vertikal kepada Allah, tetapi juga horizontal kepada sesama manusia. Dengan kata lain, syukur nasional harus diwujudkan dengan menghargai pengorbanan para pahlawan, memelihara persaudaraan, dan menunaikan tanggung jawab sosial sebagai warga negara.

BACA JUGA:5 Hal Penting yang Wajib Dimintakan Izin Istri kepada Suami Menurut Syariat Islam

Realitas Bangsa: Antara Syukur dan Kufur Nikmat

Sayangnya, dalam realitas bangsa Indonesia, syukur belum sepenuhnya terwujud secara kolektif. Di satu sisi, kita bangga dengan kemerdekaan, upacara bendera, dan perayaan 17 Agustus. Namun di sisi lain, masih marak perilaku yang menunjukkan sikap kufur nikmat:

• Korupsi merajalela, sementara banyak rakyat hidup dalam kemiskinan.

• Ketidakadilan sosial masih terasa, dengan jurang kaya-miskin yang lebar.

• Kemewahan pejabat ditampilkan secara berlebihan, kontras dengan penderitaan rakyat kecil.

• Degradasi moral generasi muda, akibat kurangnya teladan dari pemimpin dan lemahnya pendidikan karakter.

Fenomena ini menunjukkan bahwa syukur belum menjadi kesadaran kolektif bangsa. Jika tidak diatasi, maka nikmat kemerdekaan bisa kehilangan keberkahannya, sebagaimana peringatan Allah dalam QS. Ibrahim: 7.

Menjadikan Syukur sebagai Tanggung Jawab Nasional

Untuk menjadikan syukur sebagai tanggung jawab kolektif, ada beberapa langkah yang dapat ditempuh:

1. Pemerintah yang amanah

Pemimpin harus meneladani sifat Rasulullah SAW yang shiddiq, amanah, tabligh, dan fathonah. Pemimpin yang amanah akan mengelola kekayaan negara dengan jujur demi kesejahteraan rakyat, bukan untuk memperkaya diri sendiri.

2. Masyarakat yang peduli

Rakyat tidak boleh pasif. Syukur diwujudkan dengan partisipasi aktif dalam pembangunan, menjaga persatuan, serta saling membantu dalam kebaikan.

Sumber:

Berita Terkait