Belajar dari Waktu yang Hilang: Menyambut Tahun Baru Hijriyah dengan Semangat Perubahan dan Perbaikan Diri
Radarseluma.disway.id - Belajar dari Waktu yang Hilang: Menyambut Tahun Baru Hijriyah dengan Semangat Perubahan dan Perbaikan Diri--
"Waktu, Anugerah yang Tak Ternilai"
Reporter: Juli Irawan
Radarseluma.disway.id-Setiap insan diberi jatah waktu yang sama: dua puluh empat jam dalam sehari. Namun, bagaimana kita mengisinya adalah yang membedakan antara mereka yang sukses dengan mereka yang merugi. Tidak terasa, satu tahun Hijriyah telah kita lewati. Betapa cepat waktu berjalan, membawa kita pada realita yang kadang menyesakkan: banyak waktu yang telah hilang sia-sia, tanpa amal, tanpa pencapaian, dan bahkan tanpa makna.
Momen pergantian tahun Hijriyah bukan hanya soal menandai perubahan kalender. Ini adalah waktu refleksi—sebuah kesempatan untuk mengevaluasi kehidupan, memperbaiki niat, dan menata langkah baru. Inilah waktu yang tepat untuk belajar dari masa lalu, dari waktu yang telah hilang, dan menyongsong masa depan dengan semangat baru.
Belajar dari Waktu yang Telah Terbuang
Dalam hidup, sering kali kita terjebak dalam rutinitas duniawi: bekerja, mengejar harta, mengejar status sosial, namun lupa untuk menyirami jiwa dengan amal saleh. Berapa banyak waktu yang kita habiskan untuk hal-hal yang melalaikan? Berapa banyak kesempatan ibadah yang kita sia-siakan?
Allah Swt. telah mengingatkan kita tentang pentingnya waktu melalui firman-Nya:
وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Artinya: “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.” (QS. Al-‘Ashr: 1–3)
Ayat ini menegaskan bahwa manusia dalam keadaan rugi, kecuali jika ia menggunakan waktunya untuk beriman, beramal saleh, dan menyeru kepada kebaikan. Ini berarti waktu bukan sekadar detik dan menit yang berlalu, tetapi amanah yang harus diisi dengan hal yang bermanfaat.
Rasulullah SAW juga bersabda dalam sebuah hadits:
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
Artinya: “Dua nikmat yang sering dilalaikan oleh kebanyakan manusia: kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari no. 6412)
Hadits ini mengingatkan bahwa banyak orang tertipu oleh dua nikmat besar: kesehatan dan waktu luang. Ketika sehat, manusia sering lupa bersyukur dan menyia-nyiakan kesehatannya. Ketika memiliki waktu luang, ia lebih banyak menghabiskannya untuk kesia-siaan daripada untuk berbuat kebajikan. Maka, menjelang tahun baru Hijriyah ini, mari kita sadari betapa berharga waktu yang sering kita lalaikan.
BACA JUGA:Obat Paling Ampuh bagi Hati yang Gundah: Ridha dan Tawakal kepada Allah
Menyongsong Tahun Baru dengan Semangat Perubahan
Sumber: