Pentingnya Berusaha dan Tawakal di Bulan Suci Dzulqa’dah

Pentingnya Berusaha dan Tawakal di Bulan Suci Dzulqa’dah

Radarseluma.disway.id--

Ayat ini memberi pelajaran penting: setelah kita berusaha dan membuat keputusan yang bijak, kita harus berserah diri kepada Allah dengan penuh keimanan. Inilah bentuk keikhlasan sejati.

Hadits Tentang Usaha dan Tawakal

Dalam sebuah hadits yang masyhur, Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Tirmidzi yang mana berbunyi: 

"لو أنكم تتوكلون على الله حق توكله، لرزقكم كما يرزق الطير، تغدو خماصًا وتروح بطانًا."

Artinya: "Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, niscaya Allah akan memberi rezeki kepada kalian sebagaimana burung diberi rezeki; ia pergi pagi dalam keadaan lapar dan pulang sore dalam keadaan kenyang." (HR. At-Tirmidzi, no. 2344)

Hadits ini mengandung pesan kuat: burung pun tidak tinggal diam di sarangnya menunggu makanan, ia terbang mencari, namun tetap bergantung sepenuhnya kepada Allah. Demikianlah seharusnya seorang Muslim bersikap: bekerja keras dan tetap yakin bahwa Allah-lah Sang Pemberi hasil.

BACA JUGA:Bulan Dzulqa’dah dan Kewajiban Menjaga Amanah dalam Pekerjaan

Relevansi di Bulan Dzulqa’dah

Dzulqa’dah merupakan bulan haram yang penuh keutamaan dan persiapan. Bagi para jamaah haji, bulan ini menjadi awal perjalanan spiritual menuju Makkah. Mereka mempersiapkan fisik, biaya, dan mental, tetapi tetap bertawakal kepada Allah agar diberi kelancaran dalam pelaksanaan ibadah haji.

Bagi yang tidak berhaji, Dzulqa’dah tetap menjadi bulan mulia yang perlu diisi dengan amal kebaikan dan peningkatan produktivitas. Usaha dalam mencari nafkah, belajar, membina keluarga, atau berdakwah harus terus dilakukan dengan penuh kesungguhan, disertai keyakinan bahwa semua hasil berada di tangan Allah.

Penjelasan Ulama

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah dalam Madarijus Salikin menjelaskan bahwa tawakal adalah ibadah hati yang tidak akan sempurna kecuali jika didahului oleh sebab (usaha). Tawakal tanpa usaha adalah kelemahan, dan usaha tanpa tawakal adalah kesombongan.

Begitu pula Imam Al-Ghazali menekankan bahwa orang yang bertawakal bukanlah yang duduk tanpa usaha, tapi yang tetap bergerak dengan hati yang terikat kepada kehendak Allah.

BACA JUGA:Menjaga Etika Bermedia Sosial di Bulan Mulia

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Islam adalah agama yang menyeimbangkan antara usaha dan ketundukan hati. Seorang Muslim diperintahkan untuk bekerja sekuat tenaga, namun tidak bergantung sepenuhnya pada dirinya. Ia tetap berserah diri kepada Allah SWT, karena hanya Allah yang menentukan hasil.

Bulan Dzulqa’dah adalah momen yang tepat untuk memperbaiki niat, memperkuat semangat kerja, dan meningkatkan ketergantungan kepada Allah SWT. Dengan menggabungkan ikhtiar dan tawakal, hidup kita akan lebih terarah, hati menjadi tenang, dan keberkahan pun akan Allah curahkan.

Sumber:

Berita Terkait