Kuva Space Bersama Wwf-Indonesia Hadirkan Teknologi Satelit Hiperspektral, Monitoring Ekosistem Karbon Biru

Kuva Space Bersama Wwf-Indonesia Hadirkan Teknologi Satelit Hiperspektral,  Monitoring Ekosistem Karbon Biru

WWF--

 

JAKARTA, Radarseluma.Disway.id - WWF-Indonesia memanfaatkan teknologi pemantauan ekosistem yang berkolaborasi dengan Kuva Space, yang didukung satelit hiperspektral dan AI, untuk memantau pertumbuhan mangrove dan lamun, menghasilkan analisis yang dapat ditindaklanjuti guna memperkuat inisiatif karbon biru Indonesia.

 

BACA JUGA:Tiket Nataru di Sumut Masih Melimpah, Diskon 30% KA Sribilah Utama

BACA JUGA:Sebelum di Riak Siabun, Kapus juga Dibuatkan Spanduk saat di Babatan

 Kuva Space, perusahaan terdepan dalam intelijen hiperspektral (sebuah teknologi terbarukan untuk pengindraan gelombang cahaya yang juga mencakup spektrum yang tidak kasat mata) berbasis satelit, telah menjalin kemitraan dengan WWF-Indonesia untuk meluncurkan inisiatif yang memanfaatkan data satelit dan kecerdasan buatan (AI) untuk memantau serta mengukur potensi besar ekosistem karbon biru Indonesia.

 

Kolaborasi ini akan berfokus pada pemetaan habitat lamun dan mangrove di lokasi restorasi prioritas di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur dan Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Upaya ini menghadirkan pendekatan konservasi pesisir dan estimasi karbon biru yang dapat direplikasi di daerah lainnya dan berbasis ilmiah. Hasil dari pemetaan ini dapat mendukung fondasi transparan dan dapat diperluas untuk perhitungan karbon biru, perencanaan kebijakan, serta pembiayaan berkelanjutan, menciptakan model yang dapat direplikasi di negara pesisir lain dan diintegrasikan dengan kerangka karbon global.

 

Pasar karbon biru yang berfokus pada perlindungan dan restorasi ekosistem pesisir seperti mangrove, lamun, dan rawa air asin, tengah berkembang pesat seiring meningkatnya perhatian pemerintah dan investor terhadap perannya dalam mitigasi perubahan iklim. Meskipun proyek blue carbon saat ini baru mencakup sekitar 0,91%* dari total kredit di pasar karbon sukarela, kemajuan teknologi penginderaan jauh, akuntansi karbon, dan pemantauan mengubah kecepatan perkembangannya. Inovasi tersebut meningkatkan transparansi, verifikasi, dan penilaian. Ini menjadi faktor penting dalam menarik pembiayaan berkelanjutan dalam skala besar.

 

BACA JUGA: Minim Saksi, Polisi Terkendala Selidiki Penyebab Meninggalnya Pelajar 12 Tahun di Seluma

Augustinus Frumentius Harudabawur, S.Pi. selaku Kepala UPTD Alor menyampaikan “Kami di UPTD Pengelola Taman Perairan Kepulauan Alor dan Laut Sekitarnya yang merupakan suatu organik struktur kerja dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Timur menyambut baik kolaborasi antara WWF-Indonesia dan Kuva Space ini.

Hal ini sejalan dengan Visi Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur NTT Maju, Sehat, Cerdas, Sejahtera dan Berkelanjutan, dengan Misi serta Program (7 pilar) Prioritas adalah Pilar Ekonomi Berkelanjutan dan Kolaborasi, serta Program Prioritas Dasa Cita dalam spirit Ayo Bangun NTT dengan Pemanfaatan teknologi satelit hiperspektral memberikan peningkatan signifikan dalam memantau kesehatan lamun dan mangrove secara lebih akurat, efisien, dan berkelanjutan di kawasan konservasi.

Sumber: