Kuva Space Bersama Wwf-Indonesia Hadirkan Teknologi Satelit Hiperspektral, Monitoring Ekosistem Karbon Biru
WWF--
Inisiatif ini tidak hanya memperkuat dasar ilmiah pengelolaan kawasan, tetapi juga membuka peluang bagi pengembangan skema pembiayaan biru yang dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat pesisir Alor.”
“Ekosistem pesisir Indonesia sangat penting bagi keanekaragaman hayati maupun penghidupan masyarakat. Pemanfaatan teknologi hiperspektral dan AI menunjukkan bahwa inovasi dapat berjalan seiring dengan upaya konservasi laut,” ujar Dr. Imam Musthofa Zainudin, Direktur Program Kelautan dan Perikanan WWF-Indonesia.
“Kolaborasi ini berpotensi menjadi terobosan dalam cara kita memantau dan merestorasi ekosistem pesisir dalam skala besar. Dengan menggabungkan analisis berbasis AI dan data lapangan, kita dapat memantau mangrove dan lamun secara lebih akurat dan efisien dibanding sebelumnya. Hal ini tidak hanya memperkuat kerja konservasi kami tetapi juga membuka landasan bagi pengembangan kredit blue carbon terverifikasi yang dapat memberi manfaat langsung bagi masyarakat lokal,” lanjutnya.
BACA JUGA:Toyota Avanza Terbaru: Desain Lebih Canggih dan Mewah Memikat Calon Konsumen di Indonesia
BACA JUGA:Ambil Paket Sabu di Pinggir Jalan, Warga Kota Bengkulu Dibekuk Satresnarkoba Seluma
Penginderaan hiperspektral menangkap data jauh melampaui kemampuan satelit konvensional, mendeteksi tanda-tanda biokimia dan spektral halus yang mengungkap komposisi serta kondisi kesehatan suatu ekosistem. Dikombinasikan dengan model AI canggih, teknologi Kuva Space menerjemahkan data ini menjadi analisis presisi tentang distribusi spesies, biomassa, kualitas perairan, dan potensi penyerapan karbon. Semua data indikator penting untuk verifikasi blue carbon dan percepatan pembiayaan berkelanjutan.
Kolaborasi dengan WWF-Indonesia memperluas misi Kuva Space untuk menghadirkan intelijen iklim berbasis satelit yang dapat diakses dan dapat ditindaklanjuti oleh pemerintah, organisasi masyarakat, dan sektor industri di seluruh dunia.
“Pemantauan ekosistem blue carbon selama ini sangat mengandalkan kerja lapangan intensif yang dapat memakan waktu bertahun-tahun namun hanya mencakup sebagian kecil wilayah,” kata Jarkko Antila, CEO Kuva Space.
Ia pun menambahkan, “Dengan teknologi satelit dan AI inovatif seperti milik kami, kita dapat mendeteksi, mengidentifikasi, dan memprediksi kondisi ekosistem pesisir dengan akurasi, frekuensi, dan cakupan yang lebih besar, memberikan wawasan hampir real-time untuk mengatasi isu transparansi, memastikan harga yang adil, dan membuka akses pembiayaan berkelanjutan. Kolaborasi strategis antara WWF-Indonesia dan Kuva Space menjadi bukti kuat bahwa kemitraan global-lokal dapat menjadi fondasi bagi pembiayaan lingkungan yang berkelanjutan.”
Sumber: