Budaya Gotong Royong Penting dalam Masyarakat Islam

Sabtu 07-06-2025,15:11 WIB
Reporter : juliirawan
Editor : juliirawan

Reporter: Juli Irawan 

Radarseluma.disway.id - Islam adalah agama yang tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Allah (hablum minallah), tetapi juga menaruh perhatian besar terhadap hubungan antar sesama manusia (hablum minannas). Salah satu nilai sosial yang sangat ditekankan dalam Islam adalah semangat kebersamaan, saling membantu, dan tolong-menolong dalam kebaikan. Dalam budaya Nusantara, nilai ini tercermin dalam bentuk gotong royong, sebuah tradisi luhur yang mengakar dalam kehidupan masyarakat. Gotong royong bukan sekadar kerja bersama, tetapi sebuah perwujudan dari solidaritas, persatuan, dan rasa tanggung jawab kolektif.

Makna Gotong Royong dalam Islam

Secara etimologis, gotong royong berasal dari bahasa Jawa: gotong berarti memikul atau mengangkat, sedangkan royong berarti bersama-sama. Jadi, gotong royong adalah mengangkat atau mengerjakan sesuatu bersama-sama. Dalam Islam, semangat gotong royong dikenal dengan istilah ta'āwun (التعاون) yang berarti tolong-menolong dalam kebaikan.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksa-Nya.” (QS. Al-Māidah: 2)

Ayat ini menegaskan pentingnya tolong-menolong dalam kebaikan sebagai prinsip dasar dalam bermasyarakat. Gotong royong adalah salah satu manifestasi dari nilai al-birr (kebajikan) dan at-taqwā (ketaqwaan).

BACA JUGA:Membantu Fakir Miskin: Implementasi Kurban Sosial

Contoh Gotong Royong di Zaman Rasulullah SAW 

Rasulullah SAW telah mencontohkan semangat gotong royong dalam kehidupan beliau. Ketika pembangunan Masjid Nabawi di Madinah, beliau tidak hanya memerintahkan para sahabat, tetapi ikut serta mengangkat batu dan tanah. Ini menunjukkan bahwa gotong royong bukan pekerjaan orang rendahan, tapi nilai agung yang harus diteladani semua kalangan.

Diriwayatkan dalam hadits:

عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ: كُنَّا نَنْقُلُ الْحِجَارَةَ لِبِنَاءِ الْمَسْجِدِ، وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَنْقُلُ مَعَنَا الْحِجَارَة

Artinya: “Dari Al-Bara’ bin ‘Azib berkata: Kami mengangkat batu untuk membangun masjid, dan Rasulullah SAW ikut mengangkat batu bersama kami.” (HR. Bukhari no. 428)

Hadits ini menunjukkan bahwa Nabi ﷺ memberikan keteladanan dalam kerja sama dan gotong royong. Sikap beliau itu mengajarkan bahwa kerja kolektif adalah bagian dari ibadah jika dilakukan dalam rangka kebaikan dan kebersamaan.

BACA JUGA:Menyantuni Anak Yatim di Bulan Zulhijjah

Gotong Royong dalam Kehidupan Sosial Umat Islam

Gotong royong dapat diaplikasikan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti:

Kategori :