Membantu Fakir Miskin: Implementasi Kurban Sosial
Radarseluma.disway.id - Membantu Fakir Miskin: Implementasi Kurban Sosial--
Reporter: Juli Irawan
Radarseluma.disway.id - Setiap tahun, umat Islam di seluruh dunia merayakan hari raya Idul Adha dengan menyembelih hewan kurban sebagai bentuk ketundukan kepada Allah dan kepedulian sosial terhadap sesama. Momentum kurban tidak hanya menjadi sarana pendekatan diri kepada Allah SWT, tetapi juga wadah nyata untuk menyebarkan manfaat kepada masyarakat, terutama kaum fakir dan miskin. Inilah yang disebut sebagai implementasi kurban sosial, di mana semangat ibadah bertemu dengan misi kemanusiaan.
Dalam konteks sosial keumatan, kurban menjadi jembatan antara yang mampu dan yang membutuhkan. Melalui pembagian daging kurban, terciptalah solidaritas, empati, dan rasa persaudaraan yang lebih erat dalam masyarakat. Kurban bukan hanya ritual simbolik, melainkan juga solusi konkret atas problem ketimpangan sosial.
Makna Kurban dalam Islam
Secara etimologis, kata qurban berasal dari bahasa Arab “قُرْبَان” yang berarti pendekatan diri kepada Allah SWT. Kurban merupakan ibadah yang disyariatkan kepada umat Islam yang mampu sebagai bentuk ketaatan kepada perintah Allah dan sebagai bentuk meneladani pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail ‘alaihimassalam.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an
"فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ"
Artinya: "Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah." (QS. Al-Kawtsar: 2)
Ayat ini menjelaskan bahwa berkurban adalah salah satu bentuk ibadah kepada Allah yang harus dilaksanakan dengan penuh keikhlasan. Tetapi, selain aspek ibadah vertikal (habl min Allah), kurban juga menyentuh aspek horizontal (habl min al-nas), yakni hubungan sosial antar sesama manusia.
BACA JUGA:Menyantuni Anak Yatim di Bulan Zulhijjah
Dimensi Sosial dalam Ibadah Kurban
Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Tirmidzi yang mana berbunyi:
"مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ، إِنَّهَا لَتَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلَافِهَا، وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنَ اللَّهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ عَلَى الْأَرْضِ، فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا"
Artinya: "Tidak ada amal yang dilakukan anak Adam pada hari raya kurban yang lebih dicintai oleh Allah daripada menumpahkan darah (hewan kurban). Sesungguhnya hewan itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kukunya. Dan sungguh, darah hewan kurban itu telah sampai kepada Allah sebelum jatuh ke bumi. Maka berkurbanlah dengan hati yang ikhlas."(HR. Tirmidzi no. 1493, dinilai hasan)
Hadits ini menggarisbawahi keutamaan ibadah kurban dalam pandangan Allah SWT. Namun, esensi sosial dari kurban pun tidak boleh diabaikan. Pembagian daging kepada fakir miskin adalah bentuk kepekaan sosial dan solidaritas yang tinggi.
Kurban sebagai Wujud Kepedulian Sosial
Salah satu tujuan utama dari ibadah kurban adalah untuk membantu kaum dhuafa, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an:
Sumber: