Rasulullah SAW dan Kasih Sayang Abadi kepada Cucu Tercinta Hasan dan Husain
Radarseluma.disway.id - Rasulullah SAW dan Kasih Sayang Abadi kepada Cucu Tercinta Hasan dan Husain--
Reporter: Juli Irawan Radarseluma.disway.id - Keluar
Keakraban Rasulullah SAW dengan kedua cucunya ini bukan hanya menunjukkan sisi kemanusiaan beliau, tetapi juga menjadi pelajaran penting tentang bagaimana Islam menanamkan nilai cinta, kelembutan, dan kasih sayang dalam hubungan antar generasi. Dalam kehidupan modern yang sering kali penuh kesibukan, teladan Rasulullah SAW ini sangat relevan untuk mengingatkan kita betapa pentingnya meluangkan waktu dan perhatian kepada anak dan cucu sebagai bagian dari ibadah dan kasih sayang yang tulus.
Rasulullah SAW, Sosok Kakek yang Penuh Kasih
Rasulullah SAW memiliki hubungan yang sangat dekat dengan cucu-cucunya, Hasan dan Husain, putra dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib dan Sayyidah Fatimah Az-Zahra. Beliau tidak hanya mengasihi mereka sebagai cucu, tetapi juga memuliakan dan mendidik mereka dengan penuh kasih.
Dalam sebuah riwayat disebutkan, Rasulullah SAW sering kali memangku Hasan dan Husain, mencium mereka, bahkan menggendong keduanya saat berada di dalam masjid.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata:
رَأَى رَسُولُ اللَّهِ ﷺ الْحَسَنَ بْنَ عَلِيٍّ، فَأَخَذَهُ، فَضَمَّهُ إِلَيْهِ، فَقَالَ: اللَّهُمَّ إِنِّي أُحِبُّهُ، فَأَحِبَّهُ، وَأَحِبَّ مَنْ يُحِبُّهُ (رواه البخاري ومسلم)
Artinya:
“Rasulullah SAW melihat Hasan bin Ali, lalu beliau memeluknya seraya berkata: ‘Ya Allah, aku mencintainya, maka cintailah dia dan cintailah orang yang mencintainya.’” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan betapa besar cinta Rasulullah SAW kepada cucunya, bahkan beliau berdoa agar Allah mencintai siapa pun yang mencintai Hasan. Ini menjadi pelajaran bagi kita bahwa mencintai keluarga Rasulullah adalah bagian dari iman dan bukti cinta kepada beliau.
BACA JUGA:Rasulullah SAW: Teladan Agung dalam Membela Kehormatan Keluarga dan Martabat Umat
Cinta yang Diperlihatkan dengan Tindakan Nyata
Kasih sayang Rasulullah SAW kepada Hasan dan Husain tidak berhenti pada kata-kata, tetapi tampak nyata dalam perilaku dan tindakan sehari-hari.
Dalam riwayat lain disebutkan:
عَنْ أَبِي بَكْرَةَ قَالَ: رَأَيْتُ النَّبِيَّ ﷺ عَلَى الْمِنْبَرِ، وَالْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ إِلَى جَنْبِهِ، وَهُوَ يُقْبِلُ عَلَى النَّاسِ مَرَّةً، وَيَنْظُرُ إِلَيْهِ مَرَّةً، وَيَقُولُ: إِنَّ ابْنِي هَذَا سَيِّدٌ، وَلَعَلَّ اللَّهَ أَنْ يُصْلِحَ بِهِ بَيْنَ فِئَتَيْنِ مِنَ الْمُسْلِمِينَ (رواه البخاري)
Artinya:
Dari Abu Bakrah RA berkata: “Aku melihat Nabi SAW di atas mimbar, sementara Hasan bin Ali berada di sampingnya. Beliau melihat kepada orang-orang, lalu melihat kepada Hasan, sambil bersabda: ‘Sesungguhnya anakku ini adalah seorang pemimpin, semoga Allah akan mendamaikan melalui dia dua golongan besar dari kaum Muslimin.’”
(HR. Bukhari)
Perilaku Rasulullah SAW ini memperlihatkan bahwa beliau tidak hanya menunjukkan kasih sayang dalam bentuk kelembutan, tetapi juga memberi pengakuan dan penghargaan kepada cucunya. Rasulullah SAW menanamkan rasa percaya diri dan harga diri sejak dini kepada Hasan dan Husain dengan cara yang lembut dan penuh makna.
Dalil Al-Qur’an tentang Kasih Sayang Keluarga
Al-Qur’an juga menegaskan pentingnya hubungan kasih sayang dalam keluarga. Allah SWT berfirman:
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا (سورة الفرقان: 74)
Artinya:
“Dan orang-orang yang berkata: ‘Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.’” (QS. Al-Furqan: 74)
Ayat ini menggambarkan bahwa keluarga yang penuh cinta dan kasih sayang adalah anugerah dari Allah. Rasulullah SAW telah mencontohkan bagaimana doa dan kasih sayang menjadi pondasi dalam membina hubungan keluarga yang penuh berkah.
BACA JUGA:Rasulullah SAW: Teladan Suami yang Penuh Romantika, Kasih, dan Perhatian Tanpa Batas
Kelembutan Rasulullah SAW sebagai Teladan Pendidikan
Kelembutan Rasulullah SAW terhadap cucu-cucunya adalah cerminan dari metode pendidikan yang penuh hikmah. Beliau tidak mendidik dengan kekerasan, tetapi dengan keteladanan dan kasih sayang.
Dalam sebuah hadis diriwayatkan oleh Usamah bin Zaid RA:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يَأْخُذُنِي وَالْحَسَنَ، فَيَقُولُ: اللَّهُمَّ ارْحَمْهُمَا، فَإِنِّي أَرْحَمُهُمَا (رواه البخاري)
Artinya:
“Rasulullah SAW biasa memelukku dan Hasan, lalu beliau berdoa: ‘Ya Allah, rahmatilah keduanya, karena aku menyayangi keduanya.’” (HR. Bukhari)
Hadis ini menunjukkan bahwa kasih sayang adalah bagian dari ajaran Islam yang mendalam. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa cinta dan kelembutan adalah kunci keberhasilan dalam mendidik anak dan cucu, bukan kekerasan atau kemarahan.
Makna Spiritualitas dan Cinta yang Menyatukan
Kecintaan Rasulullah SAW kepada Hasan dan Husain juga merupakan wujud cinta beliau kepada Ahlul Bait (keluarga beliau). Mereka bukan hanya cucu secara biologis, tetapi juga pewaris nilai-nilai spiritual dan moral Rasulullah SAW.
Dalam hadis sahih disebutkan:
الْحَسَنُ وَالْحُسَيْنُ سَيِّدَا شَبَابِ أَهْلِ الْجَنَّةِ (رواه الترمذي)
Artinya:
“Hasan dan Husain adalah dua pemimpin pemuda penghuni surga.” (HR. Tirmidzi)
Pengakuan ini menunjukkan kemuliaan keduanya di sisi Allah, sekaligus memperlihatkan betapa dalamnya cinta Rasulullah SAW kepada mereka.
Dari kisah-kisah penuh makna di atas, kita belajar bahwa Rasulullah SAW memberikan teladan luar biasa dalam menanamkan kasih sayang dan kedekatan dalam keluarga. Beliau bukan hanya Nabi dan Rasul, tetapi juga kakek yang lembut, penyayang, dan penuh perhatian kepada cucu-cucunya.
Keakraban beliau dengan Hasan dan Husain menjadi cermin bahwa kasih sayang bukan tanda kelemahan, melainkan kekuatan dalam membangun karakter dan kepribadian generasi penerus. Dalam kasih sayang Rasulullah SAW, terdapat pelajaran mendalam tentang bagaimana cinta dapat menyatukan, menenangkan, dan menumbuhkan iman dalam keluarga.
Kasih sayang Rasulullah SAW kepada Hasan dan Husain adalah simbol cinta yang abadi. Ia bukan sekadar hubungan darah, tetapi juga hubungan spiritual dan moral yang mempererat umat Islam hingga kini.
Sebagai umatnya, kita sepatutnya meneladani bagaimana beliau memperlakukan keluarga dengan lembut, menghormati anak-anak, dan membesarkan mereka dengan penuh cinta. Karena dalam setiap pelukan, ciuman, dan doa Rasulullah SAW kepada cucunya, tersimpan pesan bahwa kasih sayang adalah jalan menuju ridha Allah. (djl)
Sumber: