Kisah Tiga Lelaki Bani Israil yang Diuji Malaikat: Pelajaran Tentang Syukur, Amanah, dan Kejujuran
Selasa 02-12-2025,13:02 WIB
Reporter:
juliirawan|
Editor:
juliirawan
Radarseluma.disway.id - Kisah Tiga Lelaki Bani Israil yang Diuji Malaikat: Pelajaran Tentang Syukur, Amanah, dan Kejujuran--
Reporter: Juli Irawan Radarseluma.disway.id - Setiap manusia tidak pernah lepas dari ujian Allah SWT. Ada yang diuji dengan kekurangan, ada yang diuji dengan kesempurnaan. Terkadang ujian berbentuk musibah, namun tidak jarang justru berupa nikmat yang melimpah. Dalam Islam, kisah-kisah umat terdahulu menjadi cermin berharga agar manusia memahami bagaimana seharusnya bersikap dalam menghadapi ujian tersebut.
Salah satu kisah sarat hikmah adalah kisah tiga lelaki dari Bani Israil yang masing-masing mengalami ujian hidup:
1.Seorang yang menderita lepra,
2. Seorang yang botak,
3. Dan seorang yang buta.
Allah SWT mengutus malaikat dalam rupa manusia untuk menguji mereka, setelah sebelumnya memberikan kesembuhan dan melimpahkan nikmat besar kepada masing-masing dari mereka. Dari kisah ini, umat Islam belajar bahwa syukur, amanah, dan kejujuran adalah kunci keberkahan hidup.
Artikel ini menguraikan kisah tersebut secara panjang lebar berdasarkan hadits sahih, disertai dalil Al-Qur'an, penjelasan makna, hingga kesimpulan dan penutup.
Kisah Tiga Lelaki Bani Israil yang Diuji Allah Melalui Malaikat
Kisah ini diriwayatkan dalam hadits panjang yang shahih dari Rasulullah SAW. Hadits tersebut terdapat dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim, yang mengisahkan bagaimana Allah menguji tiga lelaki dari Bani Israil yang awalnya hidup dalam kondisi kekurangan.
Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "إِنَّ ثَلَاثَةً فِي بَنِي إِسْرَائِيلَ: أَبْرَصَ، وَأَقْرَعَ، وَأَعْمَى، أَرَادَ اللَّهُ أَنْ يَبْتَلِيَهُمْ، فَبَعَثَ إِلَيْهِمْ مَلَكًا..."
Artinya:
“Sesungguhnya ada tiga orang dari Bani Israil: seorang yang berpenyakit lepra, seorang yang botak, dan seorang yang buta. Allah ingin menguji mereka, maka Dia mengutus kepada mereka seorang malaikat…” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini kemudian menceritakan dialog antara malaikat (yang menjelma sebagai manusia) dengan masing-masing lelaki tersebut.
1. Lelaki Pertama: Si Penderita Lepra
Malaikat mendatangi lelaki yang menderita lepra. Malaikat bertanya:
"Apa yang paling kamu sukai?"
Ia menjawab:
"Warna yang bagus, kulit yang indah, dan hilangnya penyakit yang membuat orang jijik kepadaku."
Malaikat kemudian mengusap tubuhnya, maka Allah menyembuhkannya hingga ia mendapatkan kulit terbaik.
Lalu malaikat bertanya:
"Harta apa yang kamu sukai?"
Ia menjawab:
"Unta."
Maka malaikat memberinya seekor unta betina yang tengah bunting dan mendoakan, "Semoga Allah memberkahimu."
Makna yang dipetik
Allah mampu mengganti kekurangan menjadi kesempurnaan dalam sekejap.
Penyembuhan itu bukan semata fisik, tetapi juga memulihkan kemuliaan sosialnya.
Nikmat terbesar adalah ketika keadaan sulit berubah menjadi mudah.
2. Lelaki Kedua: Si Botak
Malaikat mendatanginya dan bertanya hal yang sama.
Ia menjawab:
"Rambut yang indah, dan hilangnya keadaan yang membuat orang menjauh dariku."
Malaikat mengusap kepalanya, lalu Allah memberinya rambut yang lebat dan indah.
Ketika ditanya tentang harta, ia memilih:
"Sapi."
Malaikat memberinya seekor sapi betina yang sedang hamil dan mendoakan keberkahan.
Makna yang dipetik
Setiap orang memiliki rasa kurang terhadap penampilan. Namun ketika Allah memberikan keindahan, seharusnya disyukuri, bukan disombongkan.
Keindahan fisik adalah amanah, bukan alasan untuk meremehkan orang lain.
3. Lelaki Ketiga: Si Buta
Malaikat bertanya:
"Apa yang paling kamu inginkan?"
Ia menjawab dengan rendah hati:
"Aku ingin Allah mengembalikan penglihatanku, agar aku bisa melihat manusia."
Malaikat mengusap matanya, lalu Allah mengembalikan penglihatannya.
Malaikat bertanya tentang harta, dan ia memilih:
"Kambing."
Maka malaikat memberinya seekor kambing betina yang sedang bunting.
Makna yang dipetik
• Lelaki buta ini tidak meminta selain kemampuan untuk beraktivitas, bukan untuk berbangga.
• Doanya menunjukkan ketulusan dan kerendahan hati.
Perkembangan Ketiganya
Dengan bertambahnya waktu, unta milik si lepra berkembang menghasilkan kawanan besar. Sapi milik si botak beranak-pinak hingga menjadi ribuan. Kambing milik si buta juga berkembang menjadi satu lembah penuh.
Di sinilah ujian kedua dimulai. Malaikat kembali mendatangi mereka dengan rupa seperti dahulu.
Ujian Syukur dan Kejujuran
1. Lelaki yang dulunya berpenyakit lepra
Malaikat berkata:
"Aku adalah orang miskin. Aku kehabisan bekal dalam perjalanan. Demi Allah yang telah memberimu warna kulit yang indah dan kekayaan, berilah aku seekor unta."
Ia menjawab:
"Banyak sekali permintaanmu. Aku punya banyak tanggungan."
Malaikat berkata:
"Sepertinya aku mengenalmu. Bukankah dulu kamu berpenyakit lepra, kulitmu buruk, lalu Allah sembuhkan dan memberimu harta?"
Ia mengingkari:
"Harta ini aku warisi dari nenek moyangku!"
Malaikat berkata:
"Jika kamu berdusta, semoga Allah mengembalikanmu seperti dulu."
2. Lelaki yang dulunya botak
Cerita sama terulang. Ia pun mengingkari nikmat Allah dan menolak berbagi. Maka malaikat berkata:
"Jika kamu berdusta, semoga Allah mengembalikanmu seperti dulu."
3. Lelaki yang dulunya buta
Malaikat berkata:
"Aku adalah musafir miskin. Demi Allah yang mengembalikan penglihatanmu, berilah aku seekor kambing."
Lelaki itu menjawab:
"Dulu aku buta, lalu Allah kembalikan penglihatanku. Dulu aku miskin, lalu Allah kayakan aku. Ambillah apa yang engkau mau dan tinggalkan apa yang engkau mau. Demi Allah, aku tidak akan menghalangimu mengambil harta ini."
Malaikat berkata:
"Pertahankan hartamu. Kalian bertiga diuji. Allah meridai engkau, dan membenci dua orang lainnya."
Dalil Al-Qur’an Tentang Syukur dan Ujian
1. Tentang Ujian Nikmat dan Musibah
قَالَ تَعَالَى: وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
Artinya:
“Dan sungguh Kami akan menguji kalian dengan sedikit rasa takut, lapar, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira bagi orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155)
2. Tentang Syukur
لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Artinya:
“Jika kalian bersyukur, pasti Aku tambah nikmat kalian, dan jika kalian kufur, sungguh azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)
3. Tentang Larangan Mengingkari Nikmat
وَمَا بِكُم مِّن نِّعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ
Artinya:
“Dan apa saja nikmat yang ada pada kalian maka dari Allah-lah (datangnya).” (QS. An-Nahl: 53)
Kisah tiga lelaki Bani Israil ini memberi pelajaran yang sangat dalam:
1. Nikmat adalah ujian sebagaimana musibah adalah ujian.
2. Dua lelaki gagal karena mengingkari nikmat Allah dan enggan membantu orang lain.
3. Lelaki yang dulunya buta berhasil lulus ujian karena sifatnya yang:
• Rendah hati
• Jujur
• Tidak lupa asal-usul nikmat
• Pemurah dan dermawan
4. Allah meridai hamba yang bersyukur dan jujur, namun membenci orang yang ingkar.
Kisah ini bukan sekadar cerita masa lalu, tetapi pelajaran abadi. Banyak manusia diuji dengan kekayaan, kesehatan, jabatan, dan kehormatan. Mereka yang bersyukur akan semakin ditinggikan derajatnya oleh Allah. Namun mereka yang kufur nikmat, sombong, dan pelit akan menjadi contoh kegagalan spiritual.
Semoga kita termasuk hamba yang senantiasa bersyukur dan amanah dalam menjaga nikmat, serta tidak lupa menolong sesama. (djl)
Sumber: