Hilangnya Amanah dari Hati Manusia: Tanda Kerusakan Zaman dan Runtuhnya Moral Umat
Senin 01-12-2025,15:00 WIB
Reporter:
juliirawan|
Editor:
juliirawan
Radarseluma.disway.id - Hilangnya Amanah dari Hati Manusia: Tanda Kerusakan Zaman dan Runtuhnya Moral Umat--
Reporter: Juli Irawan Radarseluma.disway.id - Amanah adalah pilar utama dalam kehidupan manusia. Tanpa amanah, hilanglah keadilan, runtuhlah kepercayaan, dan musnahlah keharmonisan sosial. Dalam Islam, amanah bukan hanya berkaitan dengan jabatan dan kekuasaan, melainkan juga menyangkut ucapan, perilaku, tanggung jawab pribadi, dan hak sesama. Rasulullah SAW menegaskan bahwa amanah adalah tanda keimanan, sedangkan pengkhianatan amanah merupakan ciri kemunafikan.
Namun, zaman terus berubah. Di tengah kemajuan ilmu dan teknologi, kita menyaksikan fenomena mengerikan: amanah semakin sirna dari hati manusia. Banyak pemimpin membohongi rakyatnya, para pejabat menyelewengkan jabatan, pedagang menipu timbangan, pekerja mengabaikan tanggung jawab, dan masyarakat umum mulai memandang remeh kejujuran. Fenomena ini bukan sekadar perubahan sosial, tetapi juga tanda dari semakin dekatnya akhir zaman sebagaimana telah Rasulullah SAW kabarkan jauh sebelumnya.
Artikel ini akan menguraikan secara mendalam tentang hilangnya amanah dari hati manusia, ditinjau dari dalil Al-Qur’an, Hadits, makna spiritual, dampak sosial, serta bagaimana umat Islam dapat kembali menghidupkan nilai amanah di tengah kerusakan zaman.
Amanah dalam Perspektif Al-Qur'an
1. Amanah Sebagai Ujian Allah
Allah SWT berfirman:
﴿ إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ ۖ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا ﴾
Artinya:
"Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanah kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, namun semuanya enggan memikulnya dan takut akan mengkhianatinya. Lalu dipikul oleh manusia. Sungguh manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh."(QS. Al-Ahzab: 72)
Ayat ini menunjukkan beratnya amanah. Langit, bumi, dan gunung yang kokoh sekalipun tidak sanggup memanggulnya, namun manusia menerimanya. Ini menandakan bahwa amanah adalah ujian besar yang harus dijaga. Saat manusia mengkhianatinya, maka itu merupakan bentuk kezhaliman terhadap diri sendiri dan makhluk lain.
2. Larangan Mengkhianati Amanah
Allah berfirman:
﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ ﴾
Artinya:
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul, dan jangan pula mengkhianati amanah yang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahui." (QS. Al-Anfal: 27)
Mengkhianati amanah bukan sekadar perbuatan buruk, tetapi termasuk bentuk pengkhianatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Setiap amanah adalah ibadah. Hilangnya amanah berarti rusaknya iman seseorang.
Hilangnya Amanah sebagai Tanda Kiamat
1. Hadits tentang Sirnanya Amanah
Rasulullah SAW bersabda:
« إِذَا ضُيِّعَتِ الْأَمَانَةُ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ »
Ketika ditanya bagaimana amanah disia-siakan, beliau menjawab:
« إِذَا وُسِّدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ »
Artinya: "Jika amanah telah disia-siakan, maka tunggulah Hari Kiamat."
"Yaitu apabila suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah Hari Kiamat."
Ketika jabatan diberikan kepada orang yang tidak kompeten; ketika kekuasaan dikuasai orang yang tidak jujur; ketika bisnis dipimpin oleh penipu; atau ketika umat dipimpin oleh orang yang tidak berintegritas itulah tanda hilangnya amanah dan dekatnya kiamat.
2. Amanah Meninggalkan Hati Manusia Secara Bertahap
Dalam hadits lain, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa amanah dicabut dari hati manusia secara bertahap, hingga yang tersisa hanyalah bekas samar-samar.
Beliau bersabda:
« يَنَامُ الرَّجُلُ النَّوْمَةَ فَتُقْبَضُ الْأَمَانَةُ مِنْ قَلْبِهِ »
Artinya:
"Seseorang tidur sekali saja, lalu amanah dicabut dari hatinya." (HR. Muslim)
Ini menggambarkan bahwa manusia tidak lagi merasa berdosa ketika berkhianat. Mereka tidak lagi punya rasa malu atau takut kepada Allah ketika melanggar janji atau merampas hak orang lain. Hati yang hilang amanahnya akan menjadi keras dan gelap.
Dampak Hilangnya Amanah dalam Kehidupan
1. Keruntuhan Sistem Sosial
Tanpa amanah, masyarakat tidak bisa lagi saling percaya. Akibatnya:
• transaksi bisnis dipenuhi kecurangan,
lembaga pendidikan dipenuhi manipulasi nilai,
• keluarga runtuh karena pengkhianatan,
perangkat desa dan pemerintahan terjebak korupsi,
• hukum tidak berjalan karena aparat tidak amanah.
Kepercayaan adalah perekat masyarakat; jika hilang, masyarakat runtuh.
2. Hancurnya Kepemimpinan
Ketika pemimpin tidak amanah, maka kerusakan merata kepada rakyat.
Rasulullah SAW bersabda:
« كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ »
"Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban." (HR. Bukhari dan Muslim)
Jika amanah hilang dari seorang pemimpin, maka seluruh sistem akan rusak.
3. Hilangnya Keberkahan Hidup
Allah mencabut keberkahan dari harta, waktu, jabatan, dan keluarga bagi siapa saja yang mengkhianati amanah. Hidup terasa sempit meski harta melimpah, sebab keberkahan telah hilang dari hatinya.
Bagaimana Mengembalikan Amanah di Tengah Kerusakan Zaman
1. Menanamkan Keimanan yang Kuat
Amanah identik dengan takwa. Semakin kuat iman seseorang, semakin kuat amanahnya.
Rasulullah SAW bersabda:
« لَا إِيمَانَ لِمَنْ لَا أَمَانَةَ لَهُ »
Artinya: "Tidak sempurna iman seseorang yang tidak memiliki amanah."
2. Memilih Pemimpin yang Amanah
Umat Islam wajib memilih pemimpin yang:
• jujur,
• adil,
• berilmu,
• takut kepada Allah,
• bersih dari korupsi.
Jika umat memilih pemimpin karena uang, popularitas, atau kepentingan dunia, maka kehancuran adalah balasannya.
3. Membiasakan Kejujuran dalam Hal Kecil
Amanah tidak dimulai dari jabatan besar. Amanah dimulai dari:
• berkata benar,
• memenuhi janji,
• tepat waktu,
• jujur dalam berdagang,
• tidak membohongi keluarga,
• tidak menyembunyikan kebenaran.
Amanah adalah karakter yang tumbuh dari kebiasaan kecil.
4. Mendidik Generasi Sejak Dini
Anak-anak harus diajarkan:
• kejujuran,
• tanggung jawab,
• menjaga janji,
• tidak mencuri,
• tidak memanipulasi nilai,
• tidak menyontek.
Jika pendidikan anak penuh kebohongan, maka generasi masa depan akan tumbuh tanpa amanah.
Hilangnya amanah dari hati manusia bukanlah fenomena ringan. Ia adalah tanda kehancuran moral, keruntuhan sosial, bahkan tanda dekatnya Hari Kiamat sebagaimana telah dikabarkan oleh Rasulullah SAW. Al-Qur’an menegaskan bahwa amanah adalah ujian berat yang dipikul manusia, dan pengkhianatan terhadapnya merupakan bentuk kezhaliman yang besar.
Kita hidup pada zaman di mana banyak orang mengabaikan amanah: pemimpin mengkhianati rakyat, pedagang menipu, pejabat korup, dan masyarakat semakin jauh dari nilai kebenaran. Inilah saatnya umat kembali menata diri. Keimanan harus diperkuat, kejujuran dibiasakan, pemimpin amanah dipilih, dan generasi masa depan harus dididik agar tidak mengulangi kerusakan hari ini.
Amanah adalah cahaya dalam hati. Jika cahaya itu padam, maka kegelapan akan menguasai kehidupan manusia. Oleh karena itu, setiap muslim wajib menjaga amanah di mana pun ia berada—baik dalam jabatan besar atau urusan sepele karena Allah akan meminta pertanggungjawaban atas semuanya.
Semoga tulisan ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa amanah bukan hanya akhlak luhur, tetapi juga kunci keselamatan dunia dan akhirat. (djl)
Sumber: