Kisah Rasulullah SAW Mengajarkan Adab Makan dan Minum: Meneladani Kesederhanaan dan Syukur dalam Setiap Suapan
Selasa 07-10-2025,11:30 WIB
Reporter:
juliirawan|
Editor:
juliirawan
Radarseluma.disway.id - Kisah Rasulullah SAW Mengajarkan Adab Makan dan Minum: Meneladani Kesederhanaan dan Syukur dalam Setiap Suapan--
Reporter: Juli Irawan
Radarseluma.disway.id - Makan dan minum merupakan kebutuhan dasar manusia yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, dalam pandangan Islam, aktivitas makan dan minum tidak hanya sekadar memenuhi kebutuhan jasmani, tetapi juga merupakan ibadah apabila dilakukan dengan niat yang benar dan cara yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW tidak hanya mengajarkan umatnya bagaimana beribadah secara ritual seperti shalat, puasa, atau zakat, tetapi juga memberikan pedoman dalam urusan duniawi yang paling sederhana, termasuk dalam hal makan dan minum. Hal ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang sempurna, mencakup seluruh aspek kehidupan manusia.
Kisah dan teladan Rasulullah SAW dalam adab makan dan minum bukan hanya mengajarkan tata cara yang baik, tetapi juga mengandung nilai-nilai moral, sosial, dan spiritual yang sangat dalam. Melalui kebiasaan beliau, umat Islam diajak untuk senantiasa hidup dengan penuh kesederhanaan, rasa syukur, dan menghargai nikmat Allah SWT.
Adab Makan dan Minum dalam Pandangan Islam
Islam mengajarkan bahwa setiap nikmat yang diberikan Allah SWT harus disyukuri. Termasuk di dalamnya nikmat berupa makanan dan minuman. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
Artinya: “Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 168)
Ayat ini menegaskan bahwa dalam Islam, makanan bukan sekadar untuk memenuhi selera, tetapi harus berasal dari sumber yang halal (diperbolehkan secara syariat) dan thayyib (baik, bersih, dan menyehatkan).
Selain itu, Rasulullah SAW juga memberikan contoh nyata tentang adab dan etika dalam makan dan minum yang patut diteladani oleh setiap Muslim.
Kisah dan Teladan Rasulullah SAW dalam Adab Makan
Rasulullah SAW dikenal sebagai sosok yang sangat sederhana dalam urusan makan. Beliau tidak pernah berlebihan, tidak memilih-milih makanan, dan selalu bersyukur atas apa pun yang disajikan.
Diriwayatkan dalam sebuah hadits:
مَا عَابَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعَامًا قَطُّ، إِنِ اشْتَهَاهُ أَكَلَهُ، وَإِنْ كَرِهَهُ تَرَكَهُ
Artinya: “Rasulullah SAW tidak pernah mencela makanan sedikit pun. Jika beliau menyukainya, beliau memakannya; dan jika tidak menyukainya, beliau meninggalkannya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan akhlak mulia Rasulullah SAW. Beliau tidak pernah mencela makanan, karena mencela makanan berarti mencela rezeki yang diberikan oleh Allah SWT. Sebaliknya, beliau selalu menunjukkan rasa syukur atas setiap nikmat, sekecil apa pun.
Dalam kisah lain, Rasulullah SAW juga selalu mengingatkan agar umatnya tidak makan dengan rakus dan berlebihan. Beliau bersabda:
مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ، بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أُكُلَاتٍ يُقِمْنَ صُلْبَهُ، فَإِنْ كَانَ لَا مَحَالَةَ، فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ، وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ، وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ
Artinya: “Tidak ada wadah yang diisi oleh manusia lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suapan untuk menegakkan tulang punggungnya. Jika ia harus mengisinya, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya, dan sepertiga untuk napasnya.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Hadits ini menjadi pedoman kesehatan sekaligus spiritual yang luar biasa. Islam mengajarkan keseimbangan dalam segala hal, termasuk dalam hal makan. Berlebihan dapat menimbulkan penyakit jasmani dan melemahkan semangat ibadah.
Adab dan Etika Makan Rasulullah SAW
Berikut beberapa adab makan yang diajarkan Rasulullah SAW berdasarkan berbagai hadits sahih:
1. Membaca basmalah sebelum makan.
Rasulullah SAW bersabda:
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ، فَإِنْ نَسِيَ أَنْ يَذْكُرَ اسْمَ اللَّهِ فِي أَوَّلِهِ، فَلْيَقُلْ: بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ
Artinya: “Apabila salah seorang di antara kalian makan, hendaklah ia menyebut nama Allah. Jika ia lupa menyebut nama Allah di awalnya, hendaklah ia mengucapkan: Bismillāhi awwalahu wa ākhirah.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Membaca basmalah menjadi bentuk doa dan permohonan berkah atas makanan yang dikaruniakan Allah SWT.
2. Makan dengan tangan kanan.
Rasulullah SAW bersabda:
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ بِيَمِينِهِ، وَإِذَا شَرِبَ فَلْيَشْرَبْ بِيَمِينِهِ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ
Artinya: “Apabila salah seorang di antara kalian makan, hendaklah ia makan dengan tangan kanannya, dan jika minum, hendaklah minum dengan tangan kanannya, karena setan makan dan minum dengan tangan kirinya.”(HR. Muslim)
Perintah ini bukan hanya soal kebersihan, tetapi juga mencerminkan ketaatan dan disiplin terhadap sunnah Rasulullah SAW.
3. Makan dari bagian yang terdekat.
Rasulullah SAW bersabda kepada seorang anak kecil:
يَا غُلَامُ، سَمِّ اللَّهَ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ، وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ
Artinya: “Wahai anak muda, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dari yang dekat denganmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Adab ini mengajarkan etika sosial agar tidak mengganggu atau mengambil bagian makanan orang lain.
4. Tidak mencela makanan dan tidak berlebihan.
Rasulullah SAW mengajarkan agar umatnya makan secukupnya dan tidak sombong dalam memilih makanan. Kesederhanaan beliau menjadi contoh agung bagi umat manusia.
Adab Rasulullah SAW dalam Minum
Selain makan, Rasulullah SAW juga memberikan tuntunan dalam minum. Di antara kebiasaannya adalah:
• Minum dalam tiga kali tegukan, tidak sekaligus.
Beliau bersabda:
“Janganlah kalian minum seperti unta, tetapi minumlah dalam dua atau tiga kali tegukan.” (HR. Tirmidzi)
• Tidak meniup air panas atau ke dalam bejana.
Hal ini menjaga kebersihan dan kesopanan.
• Rasulullah SAW selalu duduk ketika minum,
meskipun terkadang beliau juga minum sambil berdiri dalam keadaan tertentu.
Ini menunjukkan fleksibilitas tetapi tetap mengutamakan adab yang tenang dan santun.
Makna Spiritual di Balik Adab Makan dan Minum
Adab makan dan minum bukan sekadar aturan etika, tetapi juga latihan spiritual. Dengan mengikuti sunnah Rasulullah SAW, seorang Muslim akan belajar untuk:
1. Bersyukur atas nikmat Allah.
Setiap suapan adalah karunia, dan menyadarinya menumbuhkan rasa syukur.
2. Menumbuhkan rasa rendah hati.
Tidak mencela makanan berarti menghargai rezeki dan orang lain.
3. Menjaga kesehatan dan keseimbangan hidup.
Rasulullah SAW menunjukkan bahwa pola makan sederhana adalah kunci tubuh sehat dan jiwa tenang.
4. Menjadikan setiap aktivitas bernilai ibadah.
Dengan niat yang benar, makan dan minum pun menjadi amal saleh yang berpahala.
Kisah dan teladan Rasulullah SAW dalam mengajarkan adab makan dan minum merupakan cerminan sempurnanya ajaran Islam yang meliputi seluruh aspek kehidupan. Dari cara duduk, membaca doa, hingga cara menghabiskan makanan, semuanya mengandung nilai-nilai spiritual, sosial, dan kesehatan yang tinggi.
Dengan meneladani Rasulullah SAW, umat Islam bukan hanya menjaga diri dari sikap berlebihan dan sombong, tetapi juga menumbuhkan rasa syukur dan kesadaran bahwa setiap rezeki datang dari Allah SWT.
Semoga kita semua dapat mencontoh adab makan dan minum Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-hari, agar setiap suapan dan tegukan yang kita nikmati menjadi sumber keberkahan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Artinya: “Ya Allah, berkahilah rezeki yang Engkau karuniakan kepada kami dan lindungilah kami dari azab neraka.”
(Doa Rasulullah SAW sebelum makan HR. Abu Dawud) (djl)
Sumber: