Rasulullah SAW dan Doa Penyejuk Hati di Kala Sedih: Menemukan Ketenangan Jiwa dalam Naungan Zikir dan Tawakal
Senin 06-10-2025,14:30 WIB
Reporter:
juliirawan|
Editor:
juliirawan
Radarseluma.disway.id - Rasulullah SAW dan Doa Penyejuk Hati di Kala Sedih: Menemukan Ketenangan Jiwa dalam Naungan Zikir dan Tawakalp--
Reporter: Juli Irawan
Radarseluma.disway.id - Setiap manusia pasti pernah merasakan kesedihan, kegelisahan, dan kekecewaan. Hidup tidak selalu berjalan sesuai dengan keinginan; ada ujian, kehilangan, dan rasa sakit yang menghampiri tanpa diminta. Namun, di tengah semua itu, Islam mengajarkan bahwa ketenangan hati tidak datang dari keluh kesah, melainkan dari kembali kepada Allah SWT melalui doa, dzikir, dan tawakal. Rasulullah SAW, manusia yang paling mulia sekalipun, tidak lepas dari ujian hidup. Namun beliau selalu menemukan ketenangan melalui doa yang penuh makna doa yang menyejukkan hati di kala sedih.
Doa bukan sekadar permohonan, tetapi jalan komunikasi seorang hamba dengan Tuhannya. Dalam kesedihan, doa menjadi pelipur lara, penyejuk hati, dan sumber kekuatan. Rasulullah SAW mengajarkan banyak doa agar umatnya tidak larut dalam kesedihan, melainkan menjadikannya sarana untuk mendekat kepada Allah SWT.
Doa Rasulullah SAW Saat Sedih dan Gelisah
Salah satu doa yang paling dikenal sebagai penyejuk hati di kala sedih adalah doa yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Al-Hakim dari sahabat Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
اللَّهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ، ابْنُ عَبْدِكَ، ابْنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِي بِيَدِكَ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ، أَوْ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ، أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيعَ قَلْبِي، وَنُورَ صَدْرِي، وَجَلَاءَ حُزْنِي، وَذَهَابَ هَمِّي
Artinya:
“Ya Allah, aku adalah hamba-Mu, anak dari hamba-Mu laki-laki dan perempuan. Ubun-ubunku berada di tangan-Mu. Berlaku atas diriku keputusan-Mu, adil padaku ketetapan-Mu. Aku memohon kepada-Mu dengan seluruh nama-nama-Mu yang Engkau namakan diri-Mu dengannya, atau Engkau ajarkan kepada makhluk-Mu, atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu, atau Engkau simpan dalam ilmu gaib di sisi-Mu, agar Engkau jadikan Al-Qur’an sebagai penyejuk hatiku, cahaya dadaku, penghapus kesedihanku, dan penghilang kegundahanku.” (HR. Ahmad, Al-Hakim, dan Ibnu Hibban)
Hadits ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW menempatkan Al-Qur’an sebagai sumber utama penyejuk hati. Dalam ayat-ayatnya, seorang mukmin akan menemukan cahaya, ketenangan, dan makna kehidupan yang sejati.
Dalil Al-Qur’an tentang Ketenangan Hati
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
(سورة الرعد: ٢٨)
Artinya:
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”
(QS. Ar-Ra’d: 28)
Ayat ini menegaskan bahwa zikir kepada Allah adalah kunci ketenangan batin. Dalam kesedihan, manusia sering mencari pelarian pada hal-hal duniawi, namun hanya mengingat Allah-lah yang mampu menenangkan hati secara hakiki.
Begitu pula dalam firman-Nya yang lain:
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ
(سورة الإسراء: ٨٢)
Artinya:
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.”
(QS. Al-Isra’: 82)
Al-Qur’an bukan hanya bacaan, tetapi juga penyembuh bagi luka hati dan jiwa yang gundah. Setiap ayatnya membawa cahaya bagi yang gelap, dan harapan bagi yang kehilangan arah.
Contoh Doa Penyejuk Hati dari Rasulullah SAW
Selain doa di atas, Rasulullah SAW juga mengajarkan doa lain untuk menghilangkan kesedihan dan kegelisahan:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ
Artinya:
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari rasa gelisah dan kesedihan, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut dan kikir, serta aku berlindung kepada-Mu dari lilitan hutang dan tekanan manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Doa ini menggambarkan keutuhan ajaran Rasulullah SAW: bahwa kesedihan sering kali muncul dari beban pikiran, tekanan dunia, dan kelemahan diri. Maka beliau mengajarkan kita untuk meminta perlindungan langsung kepada Allah dari semua hal tersebut.
Makna dan Hikmah dari Doa Penyejuk Hati
Dari doa-doa di atas, kita dapat memetik beberapa pelajaran penting:
1. Doa adalah terapi spiritual.
Saat hati dirundung duka, doa berperan sebagai obat yang menenangkan jiwa. Rasulullah SAW menunjukkan bahwa mengadu kepada Allah jauh lebih baik daripada mengeluh kepada manusia.
2. Kesedihan adalah bagian dari ujian iman.
Allah SWT berfirman:
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
Artinya: "Kesedihan bukan hukuman, melainkan ujian agar hati semakin dekat dengan Sang Pencipta" (QS. Al-Baqarah: 155)
3. Tawakal dan ridha kepada takdir Allah.
Dalam doa Nabi disebutkan, “Māḍin fiyya ḥukmuka, ‘adlun fiyya qaḍā’uka” artinya, apa pun keputusan Allah atas diriku, aku yakin itu adil dan terbaik. Sikap pasrah seperti ini membawa ketenangan sejati.
4. Al-Qur’an sebagai cahaya hati.
Setiap kali hati resah, bacalah Al-Qur’an dengan tadabbur. Karena firman Allah adalah obat bagi keresahan dan sumber inspirasi untuk bangkit dari kesedihan.
Rasulullah SAW telah memberikan teladan terbaik bagaimana menghadapi kesedihan. Beliau tidak menutup diri, tidak berputus asa, tetapi selalu bersandar pada doa dan zikir. Dalam setiap kesulitan, beliau memohon kekuatan kepada Allah, bukan kepada manusia. Dari sinilah kita belajar bahwa ketenangan bukan terletak pada kelimpahan dunia, tetapi pada kedekatan hati dengan Allah SWT.
Doa penyejuk hati di kala sedih bukan hanya untuk dihafal, tetapi untuk diamalkan setiap kali jiwa terasa gelisah. Jadikan doa ini bagian dari keseharian, sebab sebagaimana sabda Nabi SAW:
الدُّعَاءُ مُخُّ الْعِبَادَةِ
Artinya: “Doa adalah inti dari ibadah.”
(HR. Tirmidzi)
Hidup akan selalu berputar antara suka dan duka, bahagia dan derita. Namun, bagi orang beriman, setiap keadaan adalah ladang pahala. Kesedihan bukan akhir dari segalanya, tetapi awal dari perjalanan menuju kedekatan dengan Allah SWT. Jadikan doa Rasulullah SAW sebagai penyejuk hati, penghapus air mata, dan penguat jiwa di setiap ujian kehidupan. (djl)
Sumber: