Asia School of Business Gelar Kepemimpinan Berbasis AI, Perdana di Asia Tenggara
Kepemimpinan di era kecerdasan baru menuntut kepercayaan dan transparansi untuk mendorong pertumbuhan dan laba atas investasi.--
KUALA LUMPUR, MALAYSIA, Radarseluma.Disway.id - Asia School of Business (ASB) menegaskan kembali posisinya sebagai institusi terkemuka dalam kepemimpinan berbasis AI di Asia. ASB menyelenggarakan AI-Powered Leadership Conference.
Konferensi ini mempertemukan para pelopor, CEO, inovator regional, dan pembuat kebijakan AI global untuk mengeksplorasi masa depan kepemimpinan di dunia yang didukung AI. Acara ini didukung oleh Mitra Strategis konferensi, TRX City Sdn Bhd, organisasi yang mendorong pertumbuhan Tun Razak Exchange (TRX), Pusat Keuangan Internasional Malaysia.
BACA JUGA:Ajarlah Anak Didik, Seperti Mengajar Anak Kandung, Pesan Walikota ke PGRI Kota
BACA JUGA:KKEP Pecat AKBP Basuki, Terkait Kematian Dosen Untag
[LR] Tan Sri Dr Zeti Akhtar Azi, mantan gubernur Bank Negara Malaysia; Profesor De Kai, penulis "Raising AI" dan pelopor AI dan teknologi bahasa; YB Gobind Singh Deo, Menteri Digital Malaysia; Brian A. Wong, mantan eksekutif dan pengusaha Alibaba; Prof. Joe Cherian, CEO, Presiden, Dekan, dan Profesor Terhormat Sekolah Bisnis Asia.
Dalam sambutannya, YB Gobind Singh Deo , Menteri Digital Malaysia, menyambut baik berkumpulnya para pemimpin yang menyadari pentingnya Kecerdasan Buatan (AI) yang akan mendorong fase berikutnya pertumbuhan ekonomi Malaysia dan kawasan.
Kepemimpinan di era kecerdasan baru menuntut kepercayaan dan transparansi untuk mendorong pertumbuhan dan laba atas investasi. Selain mengelola tim, para pemimpin harus memahami implikasi etis AI terhadap lapangan kerja dan ekuitas, serta secara proaktif mengantisipasi risiko seperti bias algoritmik dan keamanan siber. Para pemimpin perusahaan harus mengadopsi prinsip-prinsip AI yang berpusat pada manusia, memastikan teknologi mengutamakan kepentingan manusia dengan meningkatkan penilaian dan sentuhan manusia, alih-alih mendikte atau mengikisnya," ujarnya, seraya menambahkan bahwa para pemimpin harus berinvestasi pada manusia seserius investasi mereka pada teknologi.
Pidato pembukaan disampaikan oleh Profesor De Kai , seorang pelopor AI yang diakui secara global dan penulis buku MIT Press yang menuai banyak pujian, Raising AI, yang terbit pertama kali di Malaysia. Terkenal karena membangun penerjemah bahasa pertama di dunia maya dan mengembangkan model bahasa yang kemudian menjadi cikal bakal Microsoft, Yahoo, dan Google Translate, beliau adalah salah satu dari tujuh belas Anggota Pendiri Asosiasi Linguistik Komputasional. Dengan pengalaman di HKUST dan Institut Ilmu Komputer Internasional Berkeley serta pengalaman di dewan etik AI Google, De Kai menghadirkan keahlian mendalam di persimpangan antara AI, etika, dan masyarakat.
Sumber: