Menghidupkan Waktu Luang dengan Ilmu dan Dzikir
Radarseluma.disway.id - Menghidupkan Waktu Luang dengan Ilmu dan Dzikir--
Reporter: Juli Irawan
Radarseluma.disway.id - Waktu adalah nikmat yang sangat besar yang seringkali Manusia lalai dalam memanfaatkannya. Islam memandang waktu bukan sekadar dimensi kehidupan, namun sebagai amanah dan ladang amal yang menentukan kebahagiaan dunia dan akhirat. Salah satu waktu yang kerap disia-siakan adalah waktu luang. Padahal, di saat tidak adanya kesibukan duniawi, di situlah terbuka peluang besar untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui ilmu dan dzikir.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberi peringatan tentang dua nikmat yang sering dilalaikan oleh Manusia, sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan dalam sebuah Hadits Bukhari yang berbunyi:
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
Artinya: “Dua nikmat yang banyak dilalaikan oleh manusia: kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari no. 6412)
Hadits ini menggambarkan betapa sering manusia menyia-nyiakan waktu luangnya tanpa digunakan untuk hal yang bermanfaat. Oleh karena itu, sebagai hamba Allah, kita diajarkan untuk menghidupkan waktu luang dengan kegiatan yang mulia seperti menuntut ilmu dan memperbanyak dzikir.
Keutamaan Waktu dalam Al-Qur’an
Al-Qur’an memberikan perhatian besar terhadap waktu. Bahkan Allah bersumpah dengan berbagai bentuk waktu dalam banyak ayat-Nya, sebagai bentuk penegasan akan pentingnya nilai waktu dalam kehidupan Manusia Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Ashr ayat 1-2 yang mana berbunyi
وَالْعَصْرِۙ (١) اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ (٢)
Artinya: “Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian.”
(QS. Al-‘Ashr: 1-2)
Imam Asy-Syafi’i Rahimahullah berkata tentang surat Al-Ashr yang mana artinya:
“Seandainya manusia merenungi surat ini saja, niscaya sudah cukup bagi mereka.”
Ini menunjukkan bahwa waktu memiliki nilai yang sangat tinggi, dan siapa yang menyia-nyiakannya tanpa amal kebaikan akan termasuk dalam golongan orang yang merugi.
BACA JUGA:Bulan Dzulqa’dah dan Kisah Perjanjian Hudaibiyah: Momen Damai dalam Sejarah Islam
Mengisi Waktu Luang dengan Ilmu
Menuntut ilmu adalah amalan utama yang sangat dianjurkan dalam Islam. Ilmu adalah cahaya yang membimbing seseorang menuju kebenaran dan keselamatan Dunia Akhirat. Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surat Az-Zumar ayat 9 yang mana berbunyi:
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ
Artinya: "Katakanlah: Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang berakal lah yang dapat menerima pelajaran." (QS. Az-Zumar: 9)
Menuntut ilmu, baik secara formal maupun non-formal, adalah bentuk ibadah yang mulia. Waktu luang adalah saat terbaik untuk memperdalam ilmu agama, memahami makna Al-Qur’an, mempelajari hadits, fiqih, akhlak, dan ilmu lainnya yang mendekatkan diri kepada Allah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Muslim yang mana berbunyi:
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
Artinya: “Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.”
(HR. Muslim no. 2699)
Mengisi Waktu Luang dengan Dzikir
Selain ilmu, dzikir adalah salah satu cara terbaik untuk mengisi waktu luang. Dzikir bukan hanya bacaan lisan, tetapi juga perenungan hati terhadap kebesaran Allah. Dzikir mendekatkan hamba kepada Tuhannya dan menjadi penyegar jiwa dari kelelahan dunia.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 152 yang mana berbunyi:
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
Artinya: "Maka ingatlah kepada-Ku, niscaya Aku akan ingat (pula) kepadamu; dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat-Ku)."
(QS. Al-Baqarah: 152)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Muslim yang mana berbunyi:
سَبَقَ الْمُفَرِّدُونَ، قَالُوا: وَمَا الْمُفَرِّدُونَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: الذَّاكِرُونَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتُ
Artinya: "Orang-orang yang mengingat Allah dengan banyak telah mendahului (mendapat keutamaan)." Mereka bertanya, 'Siapa orang-orang yang mengingat Allah itu, wahai Rasulullah?' Beliau menjawab, 'Yaitu laki-laki dan perempuan yang banyak berdzikir kepada Allah'." (HR. Muslim no. 2676)
Dzikir bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja, termasuk di sela-sela waktu luang, seperti membaca Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, La ilaha illallah, atau membaca Al-Qur’an, yang merupakan dzikir paling agung.
BACA JUGA:Refleksi Diri: Apa yang Sudah Kita Tinggalkan Demi Allah?
Kombinasi Ilmu dan Dzikir
Menghidupkan waktu luang dengan ilmu dan dzikir merupakan perpaduan ideal dalam membentuk pribadi mukmin yang kuat dan cerdas. Ilmu memberikan arah, sedangkan dzikir memberikan kekuatan spiritual. Orang yang senantiasa menyeimbangkan keduanya akan memperoleh keberkahan dalam hidupnya.
Dalam sebuah hadits Qudsi, Allah Ta’ala berfirman dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Bukhari dan Muslim yang mana berbunyi:
أَنَا عِندَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي
Artinya: “Aku tergantung persangkaan hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Mengisi waktu luang dengan ilmu dan dzikir adalah salah satu bentuk syukur atas nikmat waktu yang Allah anugerahkan. Waktu yang digunakan untuk belajar dan berdzikir akan membuahkan ketenangan hati, kecerdasan akal, dan kedekatan spiritual kepada Allah. Sementara waktu yang dibiarkan kosong tanpa amal, hanya akan mendatangkan penyesalan di kemudian hari.
Marilah kita renungkan firman Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat Al-Hasyr ayat 18 yang mana berbunyi:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَالْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hasyr: 18)
BACA JUGA:Menjauhi Dosa Kecil dan Dosa Besar: Prioritas di Bulan Dzulqa’dah
Dari penjelasan diatas maka dapatlah kita simpulkan bahwa Waktu luang bukanlah ruang kosong tanpa makna. Ia adalah kesempatan emas yang harus diisi dengan hal-hal bernilai ibadah. Menuntut ilmu dan memperbanyak dzikir adalah dua jalan utama untuk mengisi waktu luang dengan keberkahan. Semoga kita termasuk orang-orang yang cerdas dalam memanfaatkan waktu, bukan golongan yang merugi. (djl)
Sumber: