Puasa Syawal: Keutamaan Dan Tata Caranya
Reporter:
juliirawan|
Editor:
juliirawan|
Selasa 01-04-2025,11:00 WIB
Radarseluma.disway.id - Puasa Syawal: Keutamaan Dan Tata Caranya--
Radarseluma.disway.id - Puasa merupakan salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Selain Puasa wajib di bulan Suci Ramadhan, terdapat berbagai Puasa Sunnah yang memiliki keutamaan besar, salah satunya adalah Puasa enam hari di bulan Syawal. Puasa ini merupakan bentuk penyempurnaan ibadah Ramadhan dan memiliki keutamaan yang besar sebagaimana disebutkan dalam berbagai dalil Al-Qur'an dan Hadits. Dalam kesempatan ini kita akan menguraikan secara rinci mengenai keutamaan, dalil, dan tata cara pelaksanaan Puasa Syawal agar dapat diamalkan dengan baik.
Keutamaan Puasa Syawal
1, Seperti Berpuasa Setahun Penuh
Keutamaan utama Puasa Syawal adalah bahwa orang yang berpuasa Ramadhan kemudian mengikutinya dengan enam hari Puasa Syawal akan mendapatkan pahala seakan-akan ia berpuasa selama setahun penuh.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Muslim yang mana berbunyi:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Artinya:
"Barang siapa berpuasa Ramadan, lalu mengikutinya dengan enam hari dari bulan Syawal, maka itu seperti berpuasa sepanjang tahun." (HR. Muslim, no. 1164)
Dalam penjelasan para ulama, Puasa Ramadhan selama satu bulan dinilai setara dengan sepuluh bulan pahala (karena satu amal kebaikan dilipatgandakan sepuluh kali lipat), dan Puasa enam hari di bulan Syawal setara dengan dua bulan pahala, sehingga totalnya sama dengan satu tahun penuh.
2, Bentuk Penyempurnaan Ibadah Ramadan
Sebagaimana Shalat Sunnah rawatib yang menjadi penyempurna Shalat Wajib, Puasa Syawal juga menjadi penyempurna bagi Puasa Ramadhan. Terkadang dalam menjalankan Puasa Ramadhan ada kekurangan atau ketidaksempurnaan, sehingga dengan menambah Puasa Syawal, maka ibadah seseorang menjadi lebih sempurna.
3, Tanda Diterimanya Puasa Ramadhan
Salah satu tanda diterimanya amal ibadah seseorang adalah ia diberikan taufik untuk melakukan amal Shalih lainnya. Oleh karena itu, orang yang berpuasa Ramadhan kemudian terdorong untuk melanjutkan dengan Puasa Syawal menunjukkan bahwa puasanya diterima oleh Allah SWT inidan hatinya dicondongkan kepada kebaikan.
4, Menambah Kedekatan dengan Allah SWT
Puasa Sunnah, termasuk Puasa Syawal, merupakan bentuk ketaatan tambahan yang mendekatkan seorang hamba kepada Allah SWT. Dalam sebuah Hadits Qudsi, Allah berfirman dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Bukhari yang mana berbunyi:
وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ
Artinya:
"Dan hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan ibadah-ibadah Sunnah hingga Aku mencintainya." (HR. Bukhari, no. 6502)
Hadits ini menunjukkan bahwa amalan Sunnah, termasuk Puasa Syawal, dapat menjadi sebab seorang hamba dicintai oleh Allah SWT.
Dalam Al-Qur'an Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 184 yang mana berbunyi:
وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Artinya:
"Dan berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 184)
Dalam Surat lain Allah SWT firman dalam Al-Qur'an Surat Hud ayat 114 yang mana berbunyi:
إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ
Artinya:
"Sesungguhnya kebaikan-kebaikan itu menghapus keburukan-keburukan." (QS. Hud: 114)

Radarseluma.disway.id - Puasa Syawal: Keutamaan Dan Tata Caranya
Selain terdapat dalam Al-Qur'an Keutamaan Puasa Sunnah juga terdapat dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Muslim yang mana berbunyi:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
Artinya:
"Puasa yang paling utama setelah Puasa Ramadan adalah Puasa di bulan Allah, Muharram. Dan Shalat yang paling utama setelah Shalat Wajib adalah Shalat malam." (HR. Muslim, no. 1163)
Hadits ini menunjukkan bahwa Puasa Sunnah memiliki keutamaan tersendiri, dan Puasa Syawal termasuk dalam kategori yang dijelaskan dalam Hadits ini.
Tata Cara Melaksanakan Puasa Syawal
1, Dilakukan Setelah Ramadan
Puasa Syawal dilakukan setelah bulan Ramadan, dimulai dari tanggal 2 Syawal hingga akhir bulan.
2, Dapat Dilakukan Secara Berturut-turut atau Terpisah
Puasa Syawal tidak harus dilakukan berturut-turut selama enam hari, tetapi bisa dilakukan secara terpisah sesuai dengan kemampuan dan kenyamanan individu.
3, Niat Puasa Syawal
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ سِتَّةٍ مِنْ شَوَّالٍ لِلَّهِ تَعَالَى
Artinya:
"Saya niat berpuasa esok hari dari enam hari di bulan Syawal karena Allah Ta’ala."Niat Puasa Syawal tidak perlu dilafalkan secara khusus, cukup dengan niat dalam hati. Namun, bagi yang ingin melafalkan, dapat mengucapkan
4, Dapat Digabung dengan Puasa Qadha
Sebagian ulama berpendapat bahwa puasa Syawal bisa digabung dengan puasa qadha Ramadan. Namun, pendapat yang lebih kuat menyatakan bahwa lebih utama menyelesaikan qadha Ramadan terlebih dahulu sebelum melaksanakan puasa Syawal.
5, Waktu Berbuka dan Sahur Sama Seperti Puasa Wajib
Puasa Syawal dilakukan sebagaimana puasa lainnya, yaitu mulai dari terbit fajar hingga matahari terbenam
Dari penjelasan diatas maka dapatlah kita simpulkan bahwa Puasa Syawal adalah amalan Sunnah yang sangat dianjurkan dan memiliki keutamaan luar biasa. Dengan menjalankannya setelah puasa Ramadan, seseorang akan mendapatkan pahala seperti berpuasa setahun penuh, menyempurnakan ibadah Ramadan, dan mendapatkan keberkahan tambahan. Dalil dari Al-Qur'an dan Hadits menunjukkan keutamaan besar dari puasa ini, serta tata cara pelaksanaannya yang fleksibel, sehingga memudahkan umat Islam dalam mengamalkannya. Semoga Allah memberikan kemudahan bagi kita untuk menjalankan ibadah ini dan menerima semua amal ibadah kita.
Sebagai umat Islam, hendaknya kita senantiasa berusaha mengamalkan sunnah-sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, termasuk puasa enam hari di bulan Syawal. Semoga artikel ini memberikan manfaat dan motivasi bagi kita semua untuk lebih giat dalam beribadah. Wallahu a’lam bish-shawab.(djl)
Sumber: