Malam Terakhir Ramadhan: Langit, Bumi, dan Malaikat Menangis & Bersedih ini Penyebabnya

Radarseluma.disway.id - Malam Terakhir Ramadhan: Langit, Bumi, dan Malaikat Menangis & Bersedih ini Penyebabnya --
Radarseluma.disway.id - Ramadhan adalah bulan penuh berkah yang dinanti-nantikan oleh umat Islam di seluruh dunia. Setiap harinya di bulan ini, kaum Muslimin berlomba-lomba dalam ibadah, mencari pahala, dan berharap ampunan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Namun, ketika malam terakhir Ramadhan tiba, kesedihan menyelimuti langit, bumi, dan para malaikat. Mengapa demikian? Karena perginya bulan suci ini adalah perpisahan dengan limpahan rahmat dan keberkahan yang tak tertandingi. Dalam tulisan ini, kita akan menguraikan makna kesedihan tersebut berdasarkan dalil dari Al-Qur'an dan Hadis serta hikmah di baliknya.
Kesedihan Langit, Bumi, dan Malaikat di Malam Terakhir Ramadhan
Bulan Ramadhan memiliki keutamaan yang luar biasa. Di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan, yakni Lailatul Qadr. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Qadr 1-5 yang mana berbunyi:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr: 1-5)
BACA JUGA:Renungan Malam Takbiran: Introspeksi Diri untuk Menjadi Lebih Baik Setelah Ramadhan
Ketika Ramadhan berakhir, langit, bumi, dan malaikat bersedih karena:
Pertama: Langit menangis karena berkurangnya suara zikir dan doa
Di bulan Ramadhan, langit dipenuhi dengan lantunan ayat-ayat suci, dzikir, dan doa dari kaum Muslimin yang memohon ampunan. Ketika bulan ini berakhir, langit kehilangan suara-suara itu, sehingga ia ‘menangis’ sebagai tanda kesedihannya.
Kedua: Bumi bersedih karena kehilangan cahaya ibadah
Setiap hari di bulan Ramadhan, bumi menjadi saksi atas sujud, shalat, dan amal ibadah umat Islam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا كَانَ آخِرُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ، بَكَتِ السَّمَاءُ وَالأَرْضُ وَالْمَلاَئِكَةُ مِمَّا يُصِيبُ أُمَّتِي مِنْ هَذَا الشَّهْرِ
Artinya: “Apabila malam terakhir dari bulan Ramadhan tiba, langit, bumi, dan malaikat menangis karena musibah yang menimpa umatku.” (HR. Ahmad dan Al-Baihaqi)
Ini menunjukkan bahwa kepergian Ramadhan dianggap sebagai suatu kehilangan besar bagi alam semesta.
Sumber: