Bagaimana Abu Nawas Menipu si Penipu..?? Ini Kisahnya

Bagaimana Abu Nawas Menipu si Penipu..??  Ini Kisahnya

Radarseluma.disway.id - Abu Nawas Menipu si Penipu..?--

Radarseluma.disway.id - Di sebuah kota di negeri Baghdad, hiduplah seorang lelaki yang terkenal sebagai penipu ulung. Ia lihai dalam memperdaya orang dengan tipu muslihatnya. Sudah banyak pedagang, pengembara, dan bahkan bangsawan yang jatuh dalam perangkapnya. Uangnya berlimpah, tetapi semua diperoleh dengan cara curang. Namun, keserakahannya tak mengenal batas. Ia ingin membuktikan bahwa tak ada yang bisa menandinginya dalam hal menipu.

Suatu hari, ia mendengar tentang Abu Nawas, seorang lelaki yang terkenal karena kecerdikannya. Banyak orang berkata bahwa Abu Nawas mampu keluar dari situasi tersulit dengan akal yang tajam. Si penipu pun berpikir, "Jika aku bisa menipu Abu Nawas, maka aku akan menjadi orang paling cerdik di kota ini!"

BACA JUGA:Kecerdikan Abu Nawas Mengalahkan Raja

Ia pun menyusun rencana liciknya. Dengan penuh percaya diri, ia menemui Abu Nawas di sebuah kedai dan berkata, "Wahai Abu Nawas, aku telah lama mendengar tentang kecerdasanmu. Namun, aku ingin mengujinya sendiri. Bagaimana kalau kita bertaruh?"

Abu Nawas tersenyum. "Bertaruh? Taruhan seperti apa?"

"Aku akan memberikanmu tantangan. Jika aku berhasil menipumu, kau harus mengakui bahwa aku lebih cerdik darimu. Tapi jika kau berhasil menipuku, aku akan memberikan setengah hartaku kepadamu," kata si penipu dengan penuh keyakinan.

Abu Nawas mengelus janggutnya dan berpikir sejenak. Lalu ia berkata, "Baiklah, aku menerima tantanganmu. Apa yang harus kulakukan?"

Si penipu mengeluarkan sekantong emas dan meletakkannya di atas meja. "Di dalam kantong ini ada seratus keping emas. Aku ingin kau mengubah emas ini menjadi air tanpa merusaknya."

Orang-orang di kedai terdiam. Itu adalah tantangan yang mustahil! Bagaimana mungkin emas bisa diubah menjadi air? Mereka yakin kali ini Abu Nawas akan kalah.

BACA JUGA:Abu Nawas dan Raja Harun al-Rasyid: Akal Licik Sang Penyair

Namun, Abu Nawas hanya tersenyum santai. "Sebuah tantangan yang menarik," katanya.

Ia pun mengambil kantong emas itu dan berjalan keluar dari kedai. Semua mata tertuju padanya, menunggu apa yang akan ia lakukan.

Beberapa saat kemudian, Abu Nawas kembali. Namun, tangannya kosong!

Si penipu terkejut dan bertanya dengan cemas, "Di mana emasku?"

Abu Nawas menjawab dengan tenang, "Aku telah mengubahnya menjadi air, seperti yang kau minta."

Si penipu terbelalak. "Apa maksudmu?"

"Aku pergi ke sungai di luar kota dan melemparkan kantong emasmu ke dalamnya," kata Abu Nawas dengan santai. "Kini emas itu telah menyatu dengan air sungai, dan dengan demikian, emas itu telah berubah menjadi air."

Si penipu marah dan berteriak, "Kau mencuri emasku! Itu bukan yang aku maksud!"

Abu Nawas mengangkat bahunya. "Bukankah kau meminta agar aku mengubah emas menjadi air tanpa merusaknya? Aku tidak menghancurkan atau melelehkannya. Aku hanya menggabungkannya dengan air sungai. Kini emas itu ada di dalam air, bukan?"

Orang-orang di kedai tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban Abu Nawas. Si penipu tak bisa berkata-kata. Ia sadar bahwa kali ini, ia telah dikalahkan dengan akalnya sendiri.

BACA JUGA:Rahasia Abu Nawas Meloloskan Diri dari Hukuman

Dengan enggan, ia menepati janjinya dan menyerahkan setengah hartanya kepada Abu Nawas. Sejak hari itu, si penipu tak lagi berani menipu orang lain. Ia tahu bahwa di dunia ini, selalu ada orang yang lebih cerdik darinya.

Dari kisah diatas maka dapat kita mobil hikmah bahwa kita jangan pernah menggunakan kecerdikan untuk menipu orang lain, karena cepat atau lambat, kebohongan akan terungkap, penipu mungkin bisa menipu banyak orang, tetapi selalu ada orang yang lebih cerdas dan lebih bijaksana, maka gunakanlah akal dan kecerdasan untuk kebaikan, bukan untuk memperdaya sesama. (djl)

Sumber: