Mengapa Abu Nawas Memilih Sapi Dari Pada Sekantong Emas..?

Radarseluma.disway.id - Mengapa Abu Nawas Memilih Sapi Dari Pada Sekantong Emas..?--
Radarselumadisway.id - Di sebuah kerajaan yang makmur, hiduplah seorang pria cerdik bernama Abu Nawas. Kecerdasannya membuatnya sering diundang ke istana oleh Raja Harun Al-Rasyid, yang senang menguji kepandaiannya dengan berbagai teka-teki dan tantangan.
Suatu hari, Raja Harun Al-Rasyid ingin menguji kebijaksanaan Abu Nawas dengan sebuah pilihan yang tampaknya sederhana. Ia memanggil Abu Nawas ke istana dan berkata,
"Abu Nawas, aku ingin melihat seberapa bijak engkau dalam mengambil keputusan. Aku akan memberimu pilihan antara seekor sapi gemuk atau sekantong emas. Kau boleh memilih salah satunya, tetapi ingat, keputusanmu akan mencerminkan kecerdikanmu."
Para menteri dan pejabat istana yang hadir tersenyum sinis. Bagi mereka, pertanyaan itu mudah. Tentu saja sekantong emas lebih berharga daripada seekor sapi. Tapi Abu Nawas tetap tenang. Ia tidak terburu-buru memilih. Sebaliknya, ia meminta izin untuk berpikir sejenak sebelum memberikan jawaban.
BACA JUGA:Abu Nawas dan Logika Aneh yang Menggelitik
Setelah beberapa saat, Abu Nawas tersenyum dan berkata, "Tuanku, dengan segala hormat, hamba memilih sapi."
Seisi ruangan terkejut. Para menteri berbisik-bisik, beberapa bahkan tertawa kecil. Bagaimana mungkin seorang cerdik seperti Abu Nawas memilih sapi daripada emas?
Raja Harun Al-Rasyid mengerutkan dahi, penasaran dengan alasan di balik pilihan itu. "Mengapa kau memilih sapi, Abu Nawas? Bukankah emas lebih berharga?"
Abu Nawas tersenyum dan menjawab, "Tuanku, hamba seorang rakyat biasa. Jika hamba mengambil emas, maka hamba harus menyimpannya dengan hati-hati. Namun, karena hamba bukan orang kaya, pasti akan ada orang yang iri dan ingin merampasnya. Bisa saja hamba dirampok atau ditipu. Akhirnya, emas itu mungkin akan hilang, dan hamba tetap miskin."
Ia melanjutkan, "Tapi jika hamba memilih sapi, hamba bisa merawatnya. Sapi bisa hamba ambil susunya setiap hari untuk dijual atau diminum. Sapi juga bisa berkembang biak, dan anak-anaknya kelak bisa hamba jual atau dipelihara. Dengan begitu, hamba tidak hanya mendapat manfaat untuk hari ini, tetapi juga untuk masa depan."
Mendengar penjelasan itu, Raja Harun Al-Rasyid tertawa kagum. "Abu Nawas, sekali lagi kau membuktikan kebijaksanaanmu. Kau tidak hanya berpikir tentang keuntungan sesaat, tetapi juga masa depan. Pilihanmu benar-benar mencerminkan kecerdikan yang luar biasa!"
BACA JUGA:Abu Nawas dan Pertanyaan Sulit dari Raja Al-Rasyid
Para menteri yang sebelumnya meremehkan Abu Nawas kini terdiam. Mereka sadar bahwa keputusan yang tampaknya sederhana ternyata menyimpan hikmah yang dalam.
Sejak hari itu, kisah Abu Nawas memilih sapi menjadi buah bibir di seluruh negeri. Banyak orang belajar dari kebijaksanaannya bahwa tidak semua yang berkilauan lebih berharga. Kadang, pilihan yang tampak sederhana bisa membawa manfaat yang lebih besar jika dipikirkan dengan bijak.
Dan begitulah, Abu Nawas kembali membuktikan bahwa kecerdikan sejati bukan hanya tentang kepandaian berbicara, tetapi juga kebijaksanaan dalam mengambil keputusan.
BACA JUGA:Abu Nawas dan Tebakan Yang Mustahil Raja Al-Rasyid
Pesan Moral dari Kisah "Mengapa Abu Nawas Memilih Sapi"
-
Berpikir Jangka Panjang – Jangan hanya tergoda oleh keuntungan sesaat, tetapi pertimbangkan juga manfaat jangka panjang dari setiap keputusan yang diambil.
-
Bijak dalam Memilih – Tidak semua yang tampak lebih berharga secara langsung benar-benar lebih baik. Pilihlah sesuatu berdasarkan manfaat dan keberlanjutannya.
-
Kecerdikan Lebih dari Sekadar Kepintaran – Kebijaksanaan sejati tidak hanya soal kepandaian berbicara atau berargumen, tetapi juga tentang cara berpikir yang cermat dan strategis.
-
Harta yang Dikelola dengan Baik Akan Berkembang – Kekayaan sejati bukan hanya tentang memiliki sesuatu yang berharga, tetapi bagaimana cara mengelolanya agar memberi manfaat berkelanjutan.
-
Kesederhanaan Bisa Membawa Kebahagiaan – Tidak selalu yang paling mencolok itu terbaik. Kadang, pilihan yang sederhana justru membawa manfaat lebih besar dalam kehidupan.
Dari kisah ini, kita belajar bahwa kebijaksanaan dan kesabaran dalam mengambil keputusan akan membawa hasil yang lebih baik daripada terburu-buru tergiur oleh hal yang tampak menguntungkan di permukaan. (djl)
Sumber: