Kisah Wali Songo Penyebar Agama Islam di Pulau Jawa Part Tujuh

Kisah Wali Songo Penyebar Agama Islam di Pulau Jawa Part Tujuh

Kajian Islam. Peninggalan Sunan Muria --

"Kisah Peninggalan Sunan Muria"

Kajian Islam. Radar Seluma. Disway.id -Penyebaran Agama Islam di Indonesia tidak terlepas dari Wali Songo yaitu 9 Wali dari Kepulauan Jawa mereka dikenal seseorang yang gigih menyebarkan ajaran Agama Islam pada abad ke 14 di tanah Jawa. 

Para Wali Songo tersebar di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, masyarakat Muslim di Nusantara tentu tak asing lagi dengan Wali Songo atau 9 Wali dari Pulau Jawa.

Perjalanan dakwah Wali Songo telah dicatat dalam sejarah penyebaran Agama Islam di Indonesia. Wali Songo telah meninggalkan banyak jejak dalam berdakwah penyebaran Agama Islam di pulau Jawa. Wali Songo membawa perubahan besar terhadap masyarakat Jawa yang dulunya banyak memeluk Agama Hindu-Budha.

BACA JUGA:Kisah Wali Songo Penyebar Agama Islam di Pulau Jawa Part Satu

Adapun ke 9 Wali Songo tersebut adalah Sunan Maulana Maghribi, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Giri, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Gunung Jati. Untuk lebih mengenal ke 9 Wali Songo tersebut mari kita kupas satu-satu 

Pada Part enam  kita sudah membahas mengangkat kisah Wali Songo Sunan Muria (Raden Umar Said) seputar perjalanan dan strategi dakwah ya dan kali ini kita akan mengupas seputaran peninggalan Sunan Muria

Sunan Muria sebagai salah satu sosok yang sangat berpengaruh, pastinya beliau mempunyai begitu banyak peninggalan sejarah yang dapat kita lihat hingga saat ini selain itu juga sebagai bukti perjalanan dakwah yang ia lakukan Berikut beberapa peninggalan Sunan Muria.

BACA JUGA:Kisah Wali Songo Penyebar Agama Islam di Pulau Jawa Part Dua

Pertama: Masjid di Puncak Gunung Muria

Ada sebuah Masjid ini terletak di ketinggian 1.600 meter di atas permukaan laut. Di dalam Masjid tersebut, terdapat beberapa benda yang pernah digunakan oleh Sunan Muria semasa hidupnya, namun ntuk bisa mencapai Masjid tersebut butuh extra tenaga yang cukup maksimal, untuk mencapai Masjid tersebut pengunjung harus berjalan kaki sejauh 3 km. Namun berjalan waktu Masjid ini sudah mengalami perubahan berkali-kali atau renovasi namun tanpa menghilangkan ciri khas Masjid aslinya, ada beberapa bagiannya masih dipertahankan hingga saat ini.

Salah satu bagian yang dipertahankan yaitu tempat pengimaman, bentuk pengimaman Masjid menjorok ke dalam. Hal itu mempunyai makna yaitu bahwa umat Islam harus mementingkan kepentingan akhirat dibandingkan urusan dunia. Susunan bangunan juga masih sama seperti kondisi asli Masjid. Benda lain yang masih dipertahankan yaitu bedug yang terbuat dari kayu jati dengan ukiran naga dan ayam jantan.

BACA JUGA:Kisah Wali Songo Penyebar Agama Islam di Pulau Jawa Part Tiga

Kedua: Situs Air Gentong Keramat

Situs air gentong Keramat ini berada di dekat kompleks pemakaman Sunan Muria, dimana situs ini biasanya dikunjungi saat para pengunjung sudah selesai berziarah. Air dari situs tersebut dipercaya bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit aneh yang secara medis tidak bisa disembuhkan.

BACA JUGA:Kisah Wali Songo Penyebar Agama Islam di Pulau Jawa Part Empat

Ketiga: Parijoto

Parijoto merupakan buah yang mempunyai ukuran sebesar kacang tanah, berwarna merah muda ketika masih mentah, dan akan berwarna hitam jika sudah matang, serta mempunyai rasa yang asam, buah ini mempunyai kandungan gizi yang cukup baik dan cocok untuk ibu yang sedang mengandung, selain itu, buah ini juga dikatakan sebagai salah satu warisan Sunan Muria. Ibu hamil kerap kali mencari pari jot karena dipercaya bisa memberikan kebaikan untuk bayi yang masih ada di kandungan.

BACA JUGA:Kisah Wali Songo Penyebar Agama Islam di Pulau Jawa Part lima

Keempat: Pakis Haji

Pakis Haji merupakan tumbuhan yang dipercaya berasal dari kesaktian Sunan Muria, secara umum, tumbuhan yang satu ini digunakan untuk mengusir tikus. Ketika sedang mengunjungi daerah makam, maka para pengunjung bisa melihat tanaman pakis haji yang dijual disana. Pakis haji ini mempunyai motif batik jajar genjang yang berwarna cokelat.adapun bagian dasarnya berwarna putih tulang dan agak kecokelatan.

 

Apabila bisa digambarkan, tumbuhan ini sekilas mirip dengan ular Piton. Masyarakat percaya bahwa pakis haji ini dapat menyelamatkan sawah yang terancam gagal panen karena wabah tikus, pada zaman dahulu, tikus-tikus memakan padi yang ada di sawah, kemudian para petani mengadu kepada Sunan Muria, lalu kemudian, Sunan Muria memberikan ide untuk menggunakan pakis haji sebagai cara melawan hama tikus tersebut.

Demikianlah beberapa peninggalan Sunan Muria yang masih ada hingga saat dan peninggalan tersebut masih di percaya oleh masyarakat. (djl) 

Bersambung Part Delapan 

Sumber: