Kisah Wali Songo Penyebar Agama Islam di Pulau Jawa Part Dua

Kisah Wali Songo Penyebar Agama Islam di Pulau Jawa Part Dua

Kajian Islam. Sunan Gersik Maulana Malik Ibrahim --

Kisah Sunan Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)

Kajian Islam. Radar Seluma. Disway.id - Penyebaran Agama Islam di Indonesia tidak terlepas dari Wali Songo yaitu 9 Wali dari Kepulauan Jawa mereka dikenal seseorang yang gigih menyebarkan ajaran Agama Islam pada abad ke 14 di tanah Jawa. 

Para Wali Songo tersebar di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, masyarakat Muslim di Nusantara tentu tak asing lagi dengan Wali Songo atau 9 Wali dari Pulau Jawa.

Perjalanan dakwah Wali Songo telah dicatat dalam sejarah penyebaran Agama Islam di Indonesia. Wali Songo telah meninggalkan banyak jejak dalam berdakwah penyebaran Agama Islam di pulau Jawa. Wali Songo membawa perubahan besar terhadap masyarakat Jawa yang dulunya banyak memeluk Agama Hindu-Budha.

Adapun ke 9 Wali Songo tersebut adalah Sunan Maulana Maghribi, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Giri, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Gunung Jati. Untuk lebih mengenal ke 9 Wali Songo tersebut mari kita kupas satu-satu 

BACA JUGA:Kisah Wali Songo Penyebar Agama Islam di Pulau Jawa Part Satu

Pada Part kesatu kita sudah mengupas Kisah Sunan Gunung Jati dan untuk part kedua ini kita akan mengupas kisah Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)

Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim) dikenal dengan nama Maulana Maghribi (Syekh Maghribi). Ia diduga berasal dari wilayah Magribi, Afrika Utara. Namun demikian, hingga saat ini belum diketahui secara pasti sejarah tempat dan tahun kelahirannya.

Sunan Gresik diperkirakan lahir pada pertengahan abad ke 14. Ia merupakan guru para wali lainnya. Sunan Gresik berasal dari keluarga muslim yang taat. Kendati ia belajar agama Islam sejak kecil, namun tidak diketahui siapa saja gurunya hingga ia menjadi ulama.

Pada abad ke-14, Sunan Gresik ditugaskan untuk menyebarkan agama Islam ke Asia Tenggara. Ia berlabuh di Desa Leran, Gresik. Saat itu, Gresik merupakan bandar kerajaan Majapahit. Tentu saja masyarakat saat itu banyak yang memeluk agama Hindu dan Buddha. Di Gresik, ia menjadi pedagang dan tabib. Di sela-sela itu, ia berdakwah.

BACA JUGA:Inilah Awal Mula Sejarah Peringan Maulid Nabi, Siapa Yang Pertama Kali Melaksanakan nya..?? Yuk Simak

Sunan Gresik berdakwah melalui perdagangan dan pendidikan pesantren. Pada awalnya, ia berdagang di tempat terbuka dekat pelabuhan agar masyarakat tidak kaget dengan ajaran baru yang dibawanya. Sunan Gresik berhasil mengundang simpati masyarakat, termasuk Raja Brawijaya. Akhirnya, ia diangkat sebagai Syahbandar atau kepala pelabuhan.

Tidak hanya jadi pedagang andal, Sunan Gresik juga berjiwa sosial tinggi. Ia bahkan mengajarkan cara bercocok tanam kepada masyarakat kelas bawah yang selama ini dipandang sebelah mata oleh ajaran Hindu. Karena strategi dakwah inilah, ajaran agama Islam secara berangsur-angsur diterima oleh masyarakat setempat. 

Sebagai wali yang pertama menyebarkan agama Islam di Jawa, Sunan Gresik sangat cerdas dalam cara dakwahnya. Bapak Sunan Ampel ini sukses menarik simpati masyarakat Jawa untuk belajar Islam. 

Banyak yang awalnya beragama Hindu dan Budha kemudian mengucapkan dua kalimat syahadat. Kesuksesan cara dakwah Sunan Gresik dapat dilihat dari jumlah pemeluk agama Islam yang terus bertambah. 

BACA JUGA:Kisah Kelahiran Nabi Muhammad SAW. Yuk Simak..

Selain dikenal sebagai seorang wali yang menyebarkan Islam, kakek Sunan Bonang dan Sunan Drajat ini juga menjadi seorang tabib. Ia banyak mengobati masyarakat terutama dari kalangan menengah ke bawah secara gratis. 

Sunan Gresik memanfaatkan kemampuan mengobati orang itu sebagai strategi berdakwah. Nilai-nilai yang mencerminkan Islam ia terapkan dalam praktik pengobatan ini. 

Dalam pengobatannya, Sunan Gresik tak membeda-bedakan golongan masyarakat. Golongan masyarakat kelas atas, tengah, maupun bawah di mata Sunan Gresik adalah sama. Inilah yang disukai oleh masyarakat. 

Keahlian mengobati orang yang sakit juga terdengar hingga telinga sang raja Majapahit. Akhirnya Sunan Gresik diundang untuk mengobati istri raja yang sedang sakit.

Bukan hanya mengobati orang yang sakit, Sunan Gresik juga gemar berdagang dan bertani. Ia mengajarkan masyarakat Jawa bagaimana cara berdagang yang baik dan benar.

Kemudian bagaimana cara bertani dan bercocok tanam yang bisa mendapatkan hasil panen maksimal. Tentu saja Sunan Gresik memberikan ilmu-ilmu tersebut secara gratis. 

Dengan menerapkan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan pribadinya, banyak masyarakat yang tertarik dengan Islam. Akhirnya mereka berbondong-bondong untuk mengucapkan dua kalimat syahadat dan memeluk agama Islam tanpa ada paksaan.(djl)

Bersambung ke Part Tiga 

Sumber: