Simak Peran JK Dalam Pembacokan Polisi Seluma! Dikenakan Pasal Berlapis

Simak Peran JK Dalam Pembacokan Polisi Seluma! Dikenakan Pasal Berlapis

Parang yang digunakan pelaku membacok polisi--

 

Saat ditemukan, kondisi JK dengan kondisi berbadan dekil dan baju lusuhnya yang tak pernah ganti pasca kejadian. Dengan kondisi luka tembak di betis kaki kirinya yang sudah terinfeksi. Karena hanya diikat dengan sobekan kain bekas. Saat ditemukan, JK langsung diberikan makan oleh keluarganya. Saat itu JK dengan lahapnya memakan nasi, lantaran JK belum pernah makan sejak peristiwa berdarah hingga saat ditemukan.

 

Pihak keluarga juga mengatakan, jika JK selama ini tidak pernah mengganggu warga sekitar. JK selama ini bersembunyi di hutan. JK tidak pernah berkeliaran dan menggangu warga seperti isu kekhawatiran warga sebelumnya.

 

Bahkan setiap bertemu dengan orang yang tidak dikenalnya. JK justru bersembunyi, karena trauma dengan insiden berdarah di yang sempat terjadi di pondok kebun bapak nya pada Jumat (2/8) malam yang lalu, sekitar Pukul 18.00 wib.

 

"Saat saya tanya, JK ini setiap bertemu orang yang tidak dikenalnya malah bersembunyi. Tidak ada itu mengancam warga sekitar, malah dia trauma sejak kejadian itu. Selama bersembunyi dia makan ubi kayu mentah dan makan ikan-ikan di sungai kecil," terangnya.

 

Untuk bertahan hidup selama di hutan sendirian. JK kerap makan umbi-umbian dan menangkap ikan di sungai kecil di dekat kebun kopi milik bapak nya. JK bertahan hidup dengan seorang diri, tanpa ada mengganggu warga sekitar.

 

Setelah diberi makan. JK akhirnya dibawa pulang oleh ketiga pamannya dan sepupunya ke kediaman neneknya yang berada di Kelurahan Bunga Mas. Kemudian usai dimandikan oleh neneknya dan berganti baju. JK langsung diserahkan langsung ke Kasat Reskrim Polres Seluma untuk dibawa ke ruang penyidik Satreskrim Polres Seluma.

 

Sekedar mengingatkan, jika peristiwa penganiayaan berat tersebut sebelumnya telah terjadi pada Kamis 1 Agustus 2024 yang lalu. Saat itu pelaku utama Almarhum Ardan menganiaya 2 orang petani kopi yakni Mulyadi (51) dan Indi (35) diduga karena permasalahan batas lahan kopi.

 

Sumber: