Menguak Gelar Agung “Sultanul Auliya”: Kemuliaan Syekh Abdul Qadir al-Jailani dalam Pandangan Islam

Menguak Gelar Agung “Sultanul Auliya”: Kemuliaan Syekh Abdul Qadir al-Jailani dalam Pandangan Islam

Radarseluma.disway.id - Menguak Gelar Agung “Sultanul Auliya”: Kemuliaan Syekh Abdul Qadir al-Jailani dalam Pandangan Islam--

Kehidupan beliau penuh dengan kezuhudan, kesabaran, dan tawakal. Beliau tidak pernah mencari dunia, bahkan seluruh waktunya digunakan untuk ibadah, mengajar, dan membimbing umat.

3. Karamah yang Terkenal

Banyak kisah karamah beliau yang tercatat dalam literatur tasawuf, seperti menolong orang dalam kesulitan dari jarak jauh, mengetahui isi hati seseorang, hingga menghidupkan iman orang-orang yang hampir putus asa. Namun, karamah tersebut bukan tujuan, melainkan buah dari ketakwaan beliau.

4. Pengakuan Ulama dan Umat

Para ulama besar seperti Ibnu Hajar al-Haitami, Imam Nawawi, dan banyak lainnya menyanjung Syekh Abdul Qadir al-Jailani sebagai pemimpin para wali. Julukan “Sultanul Auliya” berarti beliau bagaikan raja di antara para wali karena keluasan ilmunya, kemuliaan akhlaknya, dan pengaruhnya yang sangat besar dalam dunia Islam.

BACA JUGA:Kisah Karomah Menakjubkan: Saat Hewan-hewan Patuh kepada Syaikh Abdul Qadir al-Jailani

Relevansi Gelar Ini Bagi Umat Islam

Penghormatan terhadap Syekh Abdul Qadir al-Jailani bukanlah bentuk pengkultusan, tetapi cermin rasa syukur atas adanya figur teladan yang mengajarkan tauhid, ibadah, dan akhlak mulia. Umat Islam dapat mengambil pelajaran dari beliau, antara lain:

1..Mengutamakan ilmu dan amal shalih.

2. Menjaga hati dari kesombongan.

3. Mengutamakan kepentingan umat daripada kepentingan pribadi.

4. Menjadikan Allah sebagai tujuan utama, bukan dunia.

Gelar “Sultanul Auliya” yang disandangkan kepada Syekh Abdul Qadir al-Jailani bukan sekadar pujian kosong, melainkan pengakuan atas kedudukan beliau sebagai wali tertinggi yang dihormati oleh umat Islam sepanjang zaman. Al-Qur’an telah menjelaskan tentang kemuliaan wali Allah, dan hadits Nabi Muhammad Rasulullah SAW mempertegas betapa tinggi derajat orang yang dicintai Allah.

Dengan keilmuan yang luas, akhlak yang luhur, serta pengaruh spiritual yang mendalam, beliau layak dijuluki pemimpin para wali. Umat Islam seyogyanya meneladani keteladanan beliau dalam iman, takwa, dan akhlak, bukan hanya mengagumi karamahnya.

Di era modern yang penuh tantangan, umat Islam sangat membutuhkan teladan seperti Syekh Abdul Qadir al-Jailani. Gelar “Sultanul Auliya” hendaknya menjadi pengingat bahwa puncak kemuliaan bukan pada jabatan atau harta, melainkan pada kedekatan dengan Allah SWT.

Semoga kita dapat meneladani keteguhan iman dan kesucian hati beliau, sehingga menjadi hamba yang benar-benar dicintai oleh Allah SWT. (djl)

Sumber:

Berita Terkait