Rasulullah SAW Sang Pemaaf Agung: Ketika Kekuatan Dibalut dengan Cinta dan Kasih Sayang

Rasulullah SAW Sang Pemaaf Agung: Ketika Kekuatan Dibalut dengan Cinta dan Kasih Sayang

Radarseluma.disway.id - Rasulullah SAW Sang Pemaaf Agung: Ketika Kekuatan Dibalut dengan Cinta dan Kasih Sayang--

فَاصْفَحِ الصَّفْحَ الْجَمِيلَ

Artinya: “Maka maafkanlah mereka dengan pemaafan yang baik.” (QS. Al-Hijr: 85)

Juga dalam ayat lain:

وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Artinya: “Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nur: 22)

Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa memaafkan bukan hanya perbuatan mulia, tetapi juga jalan menuju ampunan Allah SWT.

BACA JUGA:Nasihat Emas Rasulullah SAW untuk Umatnya: Sholat, Amalan Jariyah, dan Bekal Menuju Akhirat

Hadits Rasulullah SAW tentang Kekuatan Sejati

Rasulullah SAW menjelaskan bahwa kekuatan sejati bukan diukur dari kemampuan mengalahkan orang lain, melainkan dari kemampuan mengendalikan diri:

لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ

Artinya: “Bukanlah orang yang kuat itu yang pandai bergulat, tetapi orang yang kuat adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menegaskan bahwa pemaaf sejati adalah orang yang mampu menahan diri di saat marah, sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW.

Teladan Pemaaf Rasulullah dalam Kehidupan Sehari-hari

Bukan hanya dalam peristiwa besar, sifat pemaaf Rasulullah SAW juga tampak dalam kehidupan sehari-hari:

1. Perempuan Yahudi yang Meracuni Beliau

Ada seorang perempuan Yahudi yang memberikan makanan beracun kepada Rasulullah SAW. Setelah peristiwa itu terungkap, beliau justru memaafkan sang perempuan meski nyawanya terancam.

2. Penduduk Thaif yang Mengusir Rasulullah SAW

Sumber:

Berita Terkait