Refleksi Kematian dan Waktu yang Terus Berjalan: Menggapai Kesadaran Hakiki Sebelum Ajal Tiba

Refleksi Kematian dan Waktu yang Terus Berjalan: Menggapai Kesadaran Hakiki Sebelum Ajal Tiba

Radarseluma.disway.id - Refleksi Kematian dan Waktu yang Terus Berjalan: Menggapai Kesadaran Hakiki Sebelum Ajal Tiba--

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَادِمِ اللَّذَّاتِ"

Artinya: "Perbanyaklah mengingat penghancur kenikmatan (yaitu kematian)." (HR. Tirmidzi no. 2307)

Hadits ini menunjukkan bahwa dzikrul maut (mengingat mati) adalah amalan yang dapat menghancurkan cinta berlebihan pada dunia. Ia membuat manusia sadar bahwa dunia hanyalah tempat singgah, bukan tempat tinggal. Setiap harta, jabatan, dan kesenangan akan ditinggalkan saat ruh dicabut dari jasad.

BACA JUGA:Sabar dalam Sakit dan Susah: Warisan Keteladanan Nabi Ayyub AS

Refleksi Diri: Apa yang Telah Kita Persiapkan?

Kematian bisa datang kapan saja, di mana saja, dalam kondisi apa saja. Karena itu, pertanyaan terpenting bukanlah kapan kita mati, tapi sudahkah kita siap? Siap dalam arti iman, amal saleh, taubat nasuha, dan meninggalkan dosa serta maksiat.

Allah SWT berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuat untuk hari esok (akhirat)." (QS. Al-Hasyr: 18)

Ayat ini menggugah hati yang lalai untuk segera bangkit dan mengevaluasi diri. Sejauh mana amal kita telah mempersiapkan untuk kehidupan yang kekal di akhirat?

Kematian sebagai Nasihat yang Tak Tertulis

Ziarah kubur merupakan sarana muhasabah yang sangat efektif. Ketika berdiri di hadapan makam, kita sadar bahwa tanah ini akan menjadi tempat tinggal kita kelak. Kita akan ditinggal oleh keluarga, teman, dan semua harta. Yang akan bersama kita hanyalah tiga hal: amal, doa anak saleh, dan ilmu yang bermanfaat.

Rasulullah SAW bersabda:

"إِذَا مَاتَ الإِنسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلا مِنْ ثَلاَثٍ: صَدَقَةٌ جَارِيَةٌ، أَوْ عِلْمٌ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٌ صَالِحٌ يَدْعُو لَهُ"

Artinya: "Apabila seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya.".(HR. Muslim no. 1631)

Jangan Tertipu oleh Dunia

Dunia adalah tempat ujian, bukan tempat kesenangan abadi. Banyak manusia tertipu oleh gemerlap dunia sehingga melupakan tujuan utama penciptaannya, yakni beribadah kepada Allah.

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Sumber:

Berita Terkait