Kisah Nyata Gadis Pinggiran Kota: Bayang-Bayang Dosa dan Cahaya Penyesalan (Part Dua)

Kisah Nyata Gadis Pinggiran Kota: Bayang-Bayang Dosa dan Cahaya Penyesalan (Part Dua)

Radarseluma.disway.id - Kisah Gadis Pinggiran Kota: Bayang-Bayang Dosa dan Cahaya Penyesalan--

Malam itu aku menatap cermin lagi. Tapi kali ini dengan keputusan.

Aku tak pergi ke kafe. Aku memilih menemani ibuku di rumah sakit. Aku menjual ponsel pintar ku, meminjam dari teman lama, bahkan minta bantuan guru SMA ku. Rasanya malu, tapi entah kenapa aku merasa lebih utuh. Aku tak lagi memakai gaun malam, melainkan kaus lusuh dan celana panjang, menyuapi ibuku bubur hangat di bangsal rumah sakit yang sunyi.

Setelah ibuku mulai membaik, aku mencoba cari pekerjaan baru. Sulit. Gelar tak punya, pengalaman cuma di dunia malam. Tapi aku tak menyerah. Aku ikut kursus daring gratis tentang desain grafis. Aku mulai belajar lewat video tutorial, membaca forum, dan perlahan-lahan mulai membuka jasa desain sederhana lewat media sosial.

BACA JUGA:Waw! Nikita Mirzani Ditahan Polda Metro, Kasusnya Pemerasan Bos Skincare 4 Miliar!

Tak semua langsung berjalan lancar. Ada klien yang meremehkan, ada pesanan yang dibatalkan sepihak. Tapi ada juga yang percaya. Dari satu orderan, jadi tiga. Lalu lima. Aku mulai merasa berguna tanpa harus menjual senyum palsu. Hati ini masih sering ragu, tapi langkahku tak ingin berhenti.

Dita? Terakhir kudengar ia pindah kota. Nomornya tak aktif. Aku hanya bisa berdoa semoga ia juga menemukan jalan pulang. Kadang aku ingin mencarinya, tapi aku tahu setiap orang punya waktu dan prosesnya sendiri.

Aku masih berjuang. Hidup belum mudah. Tapi kali ini aku tahu, arah langkahku lebih benar. Mungkin aku akan terjatuh lagi. Tapi aku ingin terus melangkah. Setiap malam aku menuliskan hariku di buku kecil, mencatat hal-hal yang membuatku bersyukur. Dari tawa ibuku yang perlahan kembali, dari desain kecil yang dibayar dengan ikhlas, dari doa yang kini tak lagi terasa hampa. Bersambung ke Bagian Tiga (djl)

Catatan Penulis:
Kisah Rani ini adalah kisah banyak perempuan yang tersembunyi di balik bayang-bayang kota. Cerita ini bukan untuk menghakimi, tapi untuk memahami bahwa setiap orang punya alasan, dan setiap jiwa pantas mendapat kesempatan kedua. Jika ada nama dan tempat kejadian yang disebut, itu hanya kebetulan semata. Semoga cerita ini membuka mata dan hati kita semua bahwa tak semua kesalahan layak dilupakan, tapi setiap niat baik layak untuk dihargai. (djl)

 

Sumber:

Berita Terkait