Rasulullah SAW dan Kepemimpinannya dalam Perang Khandak: Keteguhan, Strategi, dan Iman yang Tak Tergoyahkan

Kamis 23-10-2025,12:00 WIB
Reporter : juliirawan
Editor : juliirawan

Reporter Juli Irawan Radarseluma.disway.id - Perang Khandak atau dikenal juga sebagai Perang Ahzab merupakan salah satu peristiwa besar dalam sejarah Islam yang menampilkan keagungan kepemimpinan Rasulullah SAW. Perang ini bukan hanya sekadar ujian fisik antara pasukan Muslim dengan koalisi musuh, tetapi juga ujian spiritual dan strategi yang luar biasa. Rasulullah SAW menunjukkan bahwa seorang pemimpin sejati bukan hanya pandai mengatur strategi perang, tetapi juga mampu menanamkan keteguhan iman, kesabaran, dan semangat persaudaraan di tengah keterbatasan.

Latar Belakang Perang Khandak

Setelah kekalahan kaum Quraisy di Perang Uhud, mereka tidak tinggal diam. Mereka menyusun rencana besar untuk menghancurkan kaum Muslimin di Madinah dengan mengajak berbagai kabilah Arab, termasuk Yahudi Bani Nadhir yang telah diusir dari Madinah.

Koalisi besar ini kemudian dikenal sebagai Ahzab (kelompok gabungan). Jumlah mereka diperkirakan mencapai lebih dari 10.000 pasukan, sedangkan kaum Muslimin hanya sekitar 3.000 orang. Situasi ini menunjukkan ketimpangan besar yang hanya bisa dihadapi dengan kecerdasan strategi dan keimanan yang kokoh.

BACA JUGA:Kisah Rasulullah SAW dalam Perjalanan Hijrah ke Madinah: Pengorbanan, Keteguhan, dan Pertolongan Allah SWT

Strategi Rasulullah SAW: Inspirasi dari Salman Al-Farisi

Ketika mendengar kabar tentang pasukan besar yang datang, Rasulullah SAW segera mengadakan musyawarah dengan para sahabat. Dari sinilah muncul ide brilian dari sahabat Salman Al-Farisi RA, yang mengusulkan untuk menggali parit (khandak) di sisi utara Madinah arah yang terbuka dan memungkinkan musuh masuk.

Ide ini belum pernah dikenal di Jazirah Arab sebelumnya. Rasulullah SAW menerima usulan itu dan turun langsung ke medan untuk menggali parit bersama para sahabat. Beliau bekerja tanpa rasa malu, ikut mengangkat tanah, memecah batu, dan berpeluh bersama para sahabat.

Ini menjadi bukti nyata kepemimpinan beliau yang memberi teladan, bukan hanya perintah.

Dalil Al-Qur’an tentang Perang Khandak

Allah SWT mengabadikan peristiwa ini dalam firman-Nya:

"إِذْ جَاءُوكُم مِّن فَوْقِكُمْ وَمِنْ أَسْفَلَ مِنكُمْ وَإِذْ زَاغَتِ الْأَبْصَارُ وَبَلَغَتِ الْقُلُوبُ الْحَنَاجِرَ وَتَظُنُّونَ بِاللَّهِ الظُّنُونَا"

Artinya:
“(Yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika penglihatan (mu) terbelalak, dan hati (mu) naik menyesak ke tenggorokan, serta kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam persangkaan.” (Surat Al-Ahzab: 10)

Ayat ini menggambarkan ketegangan luar biasa yang dialami kaum Muslimin. Namun, dalam tekanan seperti itu, Rasulullah SAW tetap tenang dan menenangkan pasukan.

BACA JUGA:Keteguhan Rasulullah SAW dalam Menyebarkan Islam di Makkah: Pelajaran Besar dari Dakwah Penuh Tantangan

Keteguhan Iman dan Semangat Rasulullah SAW

Dalam proses menggali parit, para sahabat menghadapi kesulitan karena lapar dan dingin. Dikisahkan, Rasulullah SAW mengikatkan batu di perutnya karena tidak makan berhari-hari. Dalam momen itu beliau bersabda:

"اللَّهُمَّ لَا عَيْشَ إِلَّا عَيْشُ الْآخِرَةِ، فَاغْفِرْ لِلْأَنْصَارِ وَالْمُهَاجِرَةِ"

Kategori :