Artinya:
“Ya Allah, tiada kehidupan yang hakiki selain kehidupan akhirat. Maka ampunilah kaum Anshar dan Muhajirin.” (HR. Bukhari)
Doa ini menggambarkan bahwa Rasulullah SAW selalu mengaitkan perjuangan dunia dengan tujuan akhirat. Beliau mengingatkan umatnya agar tidak terlena dengan dunia, melainkan fokus pada keridhaan Allah.
Ketegasan dan Kebijaksanaan Rasulullah SAW
Sebagai pemimpin, Rasulullah SAW menghadapi berbagai tekanan, termasuk pengkhianatan dari Bani Qurayzhah, suku Yahudi yang melanggar perjanjian dan bersekongkol dengan musuh. Dalam situasi genting ini, Rasulullah SAW tidak terburu-buru mengambil keputusan emosional, melainkan menunggu wahyu dan menilai secara adil.
Beliau menunjukkan bahwa seorang pemimpin sejati harus bijaksana, adil, dan sabar, bahkan di tengah tekanan politik dan militer yang berat.
Kemenangan dari Allah SWT
Setelah pengepungan selama hampir satu bulan, Allah SWT mengirim angin kencang dan pasukan malaikat yang membuat pasukan Ahzab ketakutan dan mundur tanpa pertempuran besar.
Allah berfirman:
"يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَاءَتْكُمْ جُنُودٌ فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا وَجُنُودًا لَّمْ تَرَوْهَا ۚ وَكَانَ اللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرًا"
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara (musuh), lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak kamu lihat. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Surat Al-Ahzab: 9)
Ayat ini menegaskan bahwa kemenangan sejati bukan karena jumlah pasukan atau kekuatan fisik, melainkan karena pertolongan Allah SWT.
Nilai-Nilai Kepemimpinan dari Rasulullah SAW
1.Teladan dalam kerja keras: Rasulullah SAW tidak hanya memerintah, tetapi ikut bekerja bersama pasukan.
2.Musyawarah dalam mengambil keputusan: Beliau mendengar pendapat sahabat, termasuk Salman Al-Farisi.
3.Keteguhan iman di tengah ujian: Beliau menanamkan keyakinan bahwa kemenangan hanya milik Allah.
4.Keadilan dan kesabaran: Rasulullah SAW tidak gegabah dalam menghukum atau memutuskan sesuatu.
5.Semangat kebersamaan dan ukhuwah: Beliau menyatukan kaum Muhajirin dan Anshar dalam satu barisan.
Dari Perang Khandak, kita belajar bahwa setiap pemimpin dalam lingkup apapun harus meneladani Rasulullah SAW: rendah hati, cerdas mengambil keputusan, sabar dalam ujian, dan selalu bersandar kepada Allah.
Sebagaimana firman Allah SWT: