Masa Kecil Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani: Anak Shalih yang Dijaga Allah SWT Sejak Dalam Kandungan

Kamis 18-09-2025,14:30 WIB
Reporter : juliirawan
Editor : juliirawan

Reporter: Juli Irawan Radarseluma.disway.id - Dalam sejarah Islam, lahirnya para ulama besar bukanlah sebuah kebetulan. Mereka adalah hamba-hamba pilihan yang sejak kecil sudah dipersiapkan oleh Allah SWT untuk menjadi pembimbing umat. Salah satu tokoh yang memiliki jejak luar biasa adalah Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani, seorang wali Allah yang ilmunya diakui oleh ulama, dan cahaya petunjuknya menyinari dunia Islam hingga kini. Masa kecil beliau penuh dengan keberkahan, tanda-tanda keshalehan, dan perlindungan Allah yang nyata.

Allah SWT berfirman:

وَاللَّهُ يَخْتَصُّ بِرَحْمَتِهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ

Artinya: "Dan Allah memberikan rahmat-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah memiliki karunia yang besar." (QS. Al-Baqarah: 105).

Ayat ini menjadi penegasan bahwa keberkahan yang diberikan kepada para hamba pilihan adalah bentuk karunia besar dari Allah. Begitu pula perjalanan hidup Abdul Qadir sejak masa kanak-kanak, yang kelak menjadi bukti bahwa beliau adalah hamba yang dijaga dan dipilih Allah.

Kisah Masa Kecil Penuh Cahaya

1. Lahir dari Keturunan Mulia

Syaikh Abdul Qadir lahir pada tahun 470 H (1077 M) di desa kecil bernama Jilan, Persia (sekarang Iran). Ayah beliau, Abu Shalih, dikenal sebagai lelaki yang shalih, sedangkan ibunya, Ummul Khair Fatimah, adalah perempuan yang sangat taat kepada Allah. Dari garis keturunan, beliau memiliki nasab mulia yang sampai kepada Rasulullah SAW melalui jalur Hasan bin Ali karramallahu wajhah.

Hal ini menunjukkan pentingnya keturunan yang baik, sebagaimana sabda Nabi Muhammad Rasulullah SAW:

تَخَيَّرُوا لِنُطَفِكُمْ فَانْكِحُوا الْأَكْفَاءَ وَأَنْكِحُوا إِلَيْهِمْ

Artinya: "Pilihlah tempat yang baik untuk anak-anak kalian (melalui pasangan yang shalih), dan nikahilah orang-orang yang sekufu, serta nikahkanlah mereka." (HR. Ibnu Majah).

Sejak dalam kandungan, ibunda Abdul Qadir menjaga diri dengan ketakwaan, sehingga keberkahan itu pun menurun kepada sang anak.

BACA JUGA:Nasab Mulia Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani: Dari Baghdad Hingga Bersambung ke Rasulullah SAW

2. Dijaga Allah Sejak Dalam Kandungan

Riwayat menyebutkan bahwa ketika masih dalam kandungan, Abdul Qadir sudah memperlihatkan tanda keshalehan. Ibundanya pernah berkata bahwa Abdul Qadir tidak pernah menyusu di siang hari selama bulan Ramadhan, seolah Allah sudah menjaga fitrahnya untuk menghormati syariat sejak kecil.

Peristiwa ini mengingatkan kita pada firman Allah:

فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ
Artinya: "Itulah fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah." (QS. Ar-Rum: 30).

Fitrah kesucian inilah yang Allah tanamkan pada Abdul Qadir sejak lahir.

3. Anak yang Taat dan Cinta Ilmu

Kategori :