Keteladanan Rasulullah SAW dalam Menghormati Tetangga Tanpa Memandang Agama: Cermin Akhlak Luhur dan Rahmat ba
Rabu 08-10-2025,14:00 WIB
Reporter:
juliirawan|
Editor:
juliirawan
Radarseluma.disway.id - RasulullahMenghormatiTetangga--
Reporter: Juli Irawan
Radarseluma.disway.id - Rasulullah SAW adalah sosok manusia sempurna yang diutus Allah SWT untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam, sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ
Artinya: “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.”
(QS. Al-Anbiya: 107)
Rahmat yang dibawa Rasulullah SAW tidak terbatas hanya kepada umat Islam, tetapi juga kepada seluruh manusia, hewan, bahkan alam semesta. Salah satu bentuk nyata dari rahmat dan keluhuran akhlak beliau adalah bagaimana Rasulullah SAW memperlakukan tetangganya dengan penuh kasih sayang dan penghormatan, tanpa membedakan suku, ras, maupun agama.
Dalam kehidupan sosial, Rasulullah SAW memberikan teladan agung tentang bagaimana seharusnya umat Islam berinteraksi dengan tetangga. Beliau menekankan pentingnya hubungan baik antarwarga, karena keharmonisan lingkungan menjadi cermin dari keimanan seseorang. Akhlak mulia Rasulullah SAW kepada tetangga, termasuk yang non-Muslim, menunjukkan betapa Islam adalah agama yang menebarkan kedamaian dan toleransi.
Teladan Rasulullah SAW dalam Menghormati Tetangga
Dalam berbagai riwayat, Rasulullah SAW selalu mengajarkan agar umat Islam memperlakukan tetangga dengan penuh hormat dan kasih sayang. Beliau bahkan menempatkan hak tetangga pada posisi yang tinggi dalam ajaran Islam.
Rasulullah SAW bersabda:
مَا زَالَ جِبْرِيلُ يُوصِينِي بِالْجَارِ، حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ
Artinya: “Jibril terus-menerus berwasiat kepadaku agar berbuat baik kepada tetangga, hingga aku mengira bahwa tetangga akan mendapat bagian warisan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan betapa besar perhatian Rasulullah SAW terhadap hak-hak tetangga. Bahkan, malaikat Jibril berkali-kali menekankan pentingnya memperlakukan tetangga dengan baik, sehingga Rasulullah SAW sempat mengira bahwa tetangga akan mendapatkan warisan sebagaimana kerabat dekat.
Rasulullah SAW dan Tetangga Non-Muslim
Salah satu kisah masyhur yang menunjukkan akhlak luhur Rasulullah SAW adalah ketika beliau memiliki seorang tetangga Yahudi yang sering berbuat jahat kepadanya. Setiap hari, tetangga itu meletakkan kotoran di depan rumah Rasulullah SAW sebagai bentuk hinaan. Namun, Rasulullah SAW tidak pernah marah atau membalas perbuatannya.
Suatu hari, Rasulullah SAW menyadari bahwa tidak ada lagi kotoran di depan rumahnya. Beliau pun bertanya-tanya dan kemudian mengetahui bahwa tetangganya itu sedang sakit. Tanpa pikir panjang, Rasulullah SAW menjenguknya dengan penuh kasih. Tindakan tersebut membuat tetangga Yahudi itu terharu dan akhirnya mengakui kebenaran ajaran Islam.
Kisah ini adalah bukti nyata bagaimana Rasulullah SAW tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, melainkan dengan kebaikan. Beliau tidak pernah membeda-bedakan perlakuan terhadap tetangganya, meski berbeda keyakinan. Sikap tersebut mencerminkan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an:
ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ
Artinya: “Tolaklah (kejahatan) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antara engkau dan dia ada permusuhan seolah-olah menjadi teman yang sangat setia.” (QS. Fussilat: 34)
Ayat ini menegaskan bahwa cara terbaik untuk menghadapi kebencian adalah dengan kebaikan dan kasih sayang, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Hak dan Kewajiban terhadap Tetangga dalam Islam
Islam mengajarkan bahwa tetangga memiliki hak yang harus dijaga. Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يُؤْذِ جَارَهُ
Artinya: “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah ia menyakiti tetangganya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa menghormati tetangga merupakan bagian dari keimanan. Artinya, seseorang tidak dianggap sempurna imannya jika masih menyakiti atau mengganggu tetangganya.
Bahkan, dalam riwayat lain Rasulullah SAW bersabda:
يَا نِسَاءَ الْمُسْلِمَاتِ، لَا تَحْقِرَنَّ جَارَةٌ لِجَارَتِهَا وَلَوْ فِرْسِنَ شَاةٍ
Artinya: “Wahai para wanita Muslimah, janganlah seorang tetangga meremehkan pemberian kepada tetangganya, meskipun hanya berupa kaki kambing.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari hadits ini, Rasulullah SAW mengajarkan bahwa sekecil apa pun bentuk perhatian kepada tetangga memiliki nilai besar di sisi Allah SWT. Islam menekankan pentingnya berbagi, saling membantu, dan menjaga hubungan baik anter warga.
Menjaga Toleransi dan Kerukunan Antarumat Beragama
Salah satu pesan terpenting dari ajaran Rasulullah SAW adalah menjaga hubungan baik dengan siapa pun tanpa melihat perbedaan agama. Rasulullah SAW hidup berdampingan secara damai dengan berbagai komunitas agama di Madinah. Dalam Piagam Madinah, beliau menetapkan prinsip keadilan dan kebersamaan antara kaum Muslimin dan non-Muslim.
Piagam Madinah menjadi bukti nyata bahwa Rasulullah SAW menghargai keberagaman dan menjunjung tinggi toleransi. Setiap kelompok dijamin haknya untuk beribadah dan hidup damai selama tidak mengganggu ketertiban dan keamanan bersama.
Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT:
لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ
Artinya: “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusirmu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Al-Mumtahanah: 8)
Ayat ini menegaskan bahwa Islam mendorong umatnya untuk berbuat baik dan adil kepada siapa pun, termasuk yang berbeda agama.
Rasulullah SAW telah memberikan contoh nyata bahwa menghormati tetangga adalah bagian penting dari akhlak seorang Muslim. Beliau tidak membeda-bedakan antara tetangga Muslim dan non-Muslim. Prinsip yang beliau ajarkan adalah rahmatan lil ‘alamin kasih sayang untuk seluruh makhluk.
Melalui kisah dan teladan Rasulullah SAW, kita belajar bahwa keimanan yang sejati tidak hanya diukur dari ibadah ritual, tetapi juga dari cara kita memperlakukan sesama manusia, terutama tetangga. Sikap saling menghormati, membantu, dan menjaga hak-hak tetangga merupakan cermin dari keindahan Islam yang damai.
Semoga kita semua dapat meneladani akhlak Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-hari. Karena dengan menebarkan kebaikan kepada tetangga tanpa memandang agama, kita tidak hanya mempererat silaturahmi, tetapi juga memperkuat ukhuwah insaniyah (persaudaraan kemanusiaan) yang menjadi landasan masyarakat yang damai dan sejahtera. (djl)
Sumber: