Cinta Dunia dan Takut Mati: Akar Penyakit Umat Akhir Zaman dan Jalan Kembali Menuju Kejayaan

Cinta Dunia dan Takut Mati: Akar Penyakit Umat Akhir Zaman dan Jalan Kembali Menuju Kejayaan

Radarseluma.disway.id - Cinta Dunia dan Takut Mati: Akar Penyakit Umat Akhir Zaman dan Jalan Kembali Menuju Kejayaan--

Reporter: Juli Irawan Radarseluma.disway.id - Dalam sejarah panjang peradaban Islam, umat ini dikenal sebagai umat yang tangguh, berani, dan tidak pernah gentar dalam menghadapi tantangan hidup. Mereka mengutamakan akhirat di atas dunia, dan menempatkan tauhid sebagai fondasi kehidupan. Namun seiring berjalannya waktu, perubahan besar terjadi. Umat Islam mulai mengalami kemunduran, kehilangan wibawa, dan menjadi sasaran kelemahan dari berbagai arah.
 
Rasulullah SAW telah jauh-jauh hari mengabarkan bahwa akan datang suatu masa ketika umat Islam dilanda penyakit berbahaya bernama wahn yaitu cinta dunia dan takut mati. Penyakit ini bukan sekadar melemahkan fisik, tetapi melemahkan ruh, keimanan, dan keberanian.
 
Fenomena ini semakin nyata di akhir zaman ketika gaya hidup materialistis, kesibukan mengejar harta, popularitas, jabatan, dan kesenangan duniawi menjadi orientasi utama banyak manusia. Mereka lupa bahwa dunia fana dan akhirat adalah tujuan sejati.
 
1. Peringatan Rasulullah SAW tentang Penyakit Wahn
 
Rasulullah SAW bersabda:
 
اَلْوَهْنُ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ
 
Artinya: “Wahn itu adalah cinta dunia dan takut mati.” (HR. Abu Daud)
 
Hadits ini memberi gambaran jelas bahwa melemahnya kondisi umat bukan karena jumlahnya sedikit, bukan karena kurangnya teknologi, tetapi karena rusaknya orientasi hidup. Umat lebih mencintai dunia daripada akhirat dan merasa takut meninggalkan dunia menuju kehidupan yang kekal.
 
2. Dunia dalam Pandangan Al-Qur’an
 
Al-Qur’an berulang kali mengingatkan manusia tentang tipu daya dunia dan bahayanya jika dijadikan tujuan hidup.
 
قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: ﴿ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ ﴾
 
Artinya: “Dan tidaklah kehidupan dunia itu melainkan kesenangan yang menipu.”
(QS. Ali Imran: 185)
 
Ayat ini menegaskan bahwa dunia hanyalah tempat persinggahan, bukan tujuan utama. Banyak manusia tertipu oleh gemerlap dunia sehingga melupakan bekal untuk akhirat.
 
3. Ketika Cinta Dunia Menguasai Hati
 
Cinta dunia bukan berarti tidak boleh bekerja, tidak boleh kaya, atau tidak boleh punya kemewahan. Cinta dunia yang dimaksud Rasulullah adalah:
 
• Menjadikan dunia lebih penting daripada akhirat
 
• Mengorbankan agama demi dunia
 
• Lalai dari ibadah karena mengejar harta
 
• Bangga dengan dunia yang sementara
Enggan berjuang menegakkan kebenaran
 
Inilah yang membuat umat menjadi lemah dan tidak lagi disegani musuh-musuhnya.
 
Allah mengingatkan:
 
﴿ اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ ﴾
 
Artinya: “Ketahuilah bahwa kehidupan dunia itu hanyalah permainan, senda gurau, perhiasan, saling berbangga, dan berlomba memperbanyak harta dan anak.” (QS. Al-Hadid: 20)
 
Ayat ini sangat relevan dengan kondisi hari ini: manusia berlomba memperbanyak kekayaan, bersaing menunjukkan status sosial, dan lupa bahwa semua itu akan ditinggalkan.
 
 
4. Takut Mati: Bukti Lemahnya Keyakinan Akhirat
 
Rasa takut mati adalah hal wajar secara naluriah. Namun takut mati yang dimaksud Rasulullah adalah takut meninggalkan dunia karena belum siap menghadap Allah. Ini muncul karena:
 
• Kurangnya amal shalih
• Banyaknya dosa
• Tidak yakin kepada kehidupan akhirat
• Terlalu mencintai dunia
 
Padahal Allah berfirman:
 
﴿ قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ﴾
 
Artinya: “Katakanlah: Sesungguhnya kematian yang kalian lari darinya, pasti akan menemui kalian.” (QS. Al-Jumu’ah: 8)
 
Tidak ada yang bisa melarikan diri dari kematian. Maka takut mati bukanlah solusi, yang diperlukan adalah persiapan menghadapi kehidupan setelah mati.
 
5. Dampak Cinta Dunia dan Takut Mati terhadap Umat
 
Jika penyakit ini merajalela dalam masyarakat, maka:
 
1. Umat tidak peduli dengan agama
Masjid sepi, maksiat merajalela.
 
2. Hilangnya keberanian dan semangat berjuang
 
3. Umat menjadi penonton, bukan pelaku perubahan.
 
4. Timbulnya perpecahan
Karena semua orang mengejar
 
kepentingan masing-masing.
Umat mudah dikuasai musuh
Seperti buih di lautan, banyak tapi tak punya kekuatan.
 
Rasulullah SAW bersabda:
 
تَدَاعَى عَلَيْكُمُ الْأُمَمُ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا
 
Artinya: “Akan datang suatu masa ketika umat-umat akan mengerumuni kalian seperti orang-orang yang mengerumuni hidangan.” (HR. Abu Daud)
 
Hadits ini menggambarkan lemahnya posisi umat karena penyakit wahn.
 
 
6. Cara Mengobati Penyakit Wahn
 
Untuk kembali kuat, umat Islam harus menyembuhkan dirinya dengan beberapa hal
 
a. Menguatkan iman dan tauhid
Mengenal Allah, memahami tujuan hidup, dan memperbanyak ibadah.
 
b. Membiasakan diri mengingat kematian
Rasulullah bersabda:
 
أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَادِمِ اللَّذَّاتِ
 
Artinya: “Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan (kematian).”
(HR. Tirmidzi)
 
c. Mengutamakan akhirat di atas dunia
Dunia dicari secukupnya, akhirat menjadi tujuan paling utama.
 
d. Banyak beramal shalih
Karena amal adalah bekal satu-satunya di kubur.
 
e. Menjauhi maksiat dan dosa
Dosa membuat hati gelap, akhirnya cinta dunia semakin kuat.
 
Penyakit cinta dunia dan takut mati adalah penyakit yang merusak sendi-sendi umat. Ia membuat umat kehilangan arah, kehilangan keberanian, dan kehilangan kejayaan. Rasulullah SAW telah memperingatkan bahwa penyakit ini merupakan tanda akhir zaman.
 
Namun demikian, penyakit ini memiliki obat. Umat akan kembali kuat jika kembali kepada Al-Qur’an, hadits, ibadah, amal shalih, dan orientasi akhirat. Ketika hati lebih mencintai akhirat daripada dunia, maka umat Islam akan kembali menjadi umat terbaik.
 
Dunia adalah tempat singgah sementara. Tidak salah mengejar dunia, tetapi salah menjadikannya tujuan utama. Rasulullah SAW telah memberikan peringatan dan solusi. Tugas kitalah untuk memilih: menjadi hamba dunia atau menjadi hamba Allah.
Semoga artikel ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa hidup hanya sementara, sedangkan akhirat adalah kehidupan yang kekal. Semoga Allah menjaga kita dari penyakit wahn dan memberikan kekuatan untuk kembali kepada jalan-Nya. (djl)

Sumber:

Berita Terkait