Cinta Dunia dan Takut Mati: Penyakit Berbahaya yang Melemahkan Umat Islam di Akhir Zaman

Cinta Dunia dan Takut Mati: Penyakit Berbahaya yang Melemahkan Umat Islam di Akhir Zaman

Radarseluma.disway.id - Cinta Dunia dan Takut Mati: Penyakit Berbahaya yang Melemahkan Umat Islam di Akhir Zaman--

Reporter: Juli Irawan Radarseluma.disway.id - Di antara ancaman terbesar bagi umat Islam di akhir zaman bukan hanya kekuatan musuh dari luar, bukan pula serangan ideologi yang merusak akidah, tetapi penyakit berbahaya yang tumbuh dari dalam hati yaitu cinta dunia dan takut mati. Penyakit ini secara tegas disebutkan oleh Rasulullah SAW sebagai penyebab kelemahan umat yang kelak membuat mereka seperti buih di lautan, banyak jumlahnya tetapi tidak memiliki kekuatan yang berarti.
 
Fenomena ini nyata terlihat dalam kehidupan umat Islam hari ini. Banyak orang yang lebih mementingakan harta, jabatan, dan kenikmatan dunia, namun lalai dalam urusan akhirat. Bahkan, rasa takut mati dan enggan berkorban di jalan Allah menjadi ciri nyata dekadensi moral dan spiritual umat. Inilah penyakit yang oleh para ulama disebut wahn, dan bila sudah menguasai hati manusia, maka runtuhlah kekuatan iman, hilanglah keberanian, serta pupus semangat jihad dalam makna luasnya.
 
Artikel ini mengupas secara mendalam hakikat penyakit cinta dunia dan takut mati, bagaimana Al-Qur'an serta hadits menjelaskan bahayanya, dampaknya pada tatanan umat, hingga solusi untuk kembali membangkitkan kekuatan iman di akhir zaman.
 
Makna Wahn: Cinta Dunia dan Takut Mati
 
Rasulullah SAW sudah jauh-jauh hari mengabarkan bahwa penyakit ini akan menggerogoti umat Islam pada masa mendatang.
 
Rasulullah SAW bersabda:
 
« يُوشِكُ الأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا »
Artinya: “Hampir tiba suatu masa di mana bangsa-bangsa akan memperebutkan kalian, sebagaimana orang-orang berebut makanan dalam sebuah piring.”
 
Para sahabat bertanya:
 
أَوَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ يَا رَسُولَ اللهِ؟
 
Artinya: “Apakah saat itu jumlah kami sedikit, wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab:
 
« بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ، وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ، وَلَيَنْزِعَنَّ اللهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ المَهَابَةَ مِنْكُمْ، وَلَيَقْذِفَنَّ اللهُ فِي قُلُوبِكُمُ الوَهْنَ »
 
Artinya: “Bahkan pada saat itu jumlah kalian banyak, tetapi kalian seperti buih di lautan. Allah mencabut rasa takut musuh terhadap kalian, dan Allah melemparkan ke dalam hati kalian wahn.”
 
Para sahabat bertanya:
 
وَمَا الوَهْنُ يَا رَسُولَ اللهِ؟
 
Artinya: “Apakah wahn itu, wahai Rasulullah?”
 
Beliau menjawab:
 
« حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ المَوْتِ »
 
Artinya: “Cinta dunia dan takut mati.”
(HR. Abu Dawud)
 
Hadits ini menjadi gambaran nyata kondisi umat Islam hari ini: banyak namun tidak berpengaruh, ramai namun tidak kuat, hidup namun tanpa wibawa.
Cinta Dunia: Akar Kemunduran Spiritual
Cinta dunia bukan berarti tidak boleh mencari harta, bekerja, atau menikmati rezeki. Tetapi cinta dunia yang dimaksud adalah ketika hati terpaut pada dunia lebih dari akhirat, sehingga segala yang dilakukan berorientasi pada materi, status, dan kenikmatan sesaat.
 
Allah SWT berfirman
 
﴿ إِنَّمَا الحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ ﴾
 
Artinya: “Ketahuilah bahwa kehidupan dunia hanyalah permainan, hiburan, perhiasan, saling berbangga dan berlomba memperbanyak harta serta keturunan.” (QS. Al-Hadid: 20)
 
Ayat ini menggambarkan bahwa dunia hanyalah sesuatu yang bersifat sementara dan tidak layak menjadi tujuan utama manusia. Ketika dunia menjadi tujuan, manusia akan kehilangan rasa takut kepada Allah dan tidak lagi peduli pada kebenaran.
 
 
Dampak Cinta Dunia
 
1. Lemahnya iman dan amal shalih
Segala prioritas beralih kepada harta dan kesenangan.
 
2. Hilangnya keberanian
Karena takut mati, hilang keberanian untuk menegakkan kebenaran.
 
3. Korupsi dan kemaksiatan merajalela
Demi dunia, manusia berani berkhianat, menipu, bahkan menindas.
 
4. Rusaknya persatuan umat
Dunia menjadi alat untuk saling iri, dengki, dan bermusuhan.
 
Takut Mati: Tanda Hilangnya Tawakal dan Keimanan
 
Rasa takut mati adalah fitrah manusia. Namun yang dimaksud oleh Rasulullah SAW adalah takut mati yang berlebihan, hingga membuat seseorang tidak berani berkorban, tidak mau berjihad dalam arti luas, dan enggan meninggalkan kemaksiatan.
 
Dalil Al-Qur'an tentang Kematian
Allah SWT berfirman:
 
﴿ قُلْ إِنَّ المَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ﴾
 
Artinya: “Katakanlah: Sesungguhnya kematian yang kamu lari darinya, ia pasti akan menemui kalian.” (QS. Al-Jumu’ah: 8)
 
Dan Allah berfirman:
﴿ كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ المَوْتِ ﴾
 
Artinya: “Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati.” (QS. Ali Imran: 185)
 
Ayat-ayat ini menegaskan bahwa lari dari kematian tidak akan mengubah takdir. Takut mati secara berlebihan justru menunjukkan lemahnya iman kepada hari akhir.
 
 
Umat Menjadi Lemah karena Wahn
 
Ketika wahn menguasai hati, maka umat Islam menjadi lemah dalam segala aspek:
 
1. Lemah secara politik dan ekonomi
Meski jumlah besar, umat tak punya kekuatan karena orientasinya dunia, bukan kejayaan Islam.
 
2. Lemah dalam perjuangan membela kebenaran
Takut mati membuat umat tidak berani melawan kebathilan.
 
3. Lemah dalam persatuan
Cinta dunia melahirkan perpecahan, saling iri dan dengki.
 
4. Lemah dari sisi spiritual
Hati semakin keras, sulit menerima nasihat, dan jauh dari Allah.
 
Bagaimana Menyembuhkan Penyakit Wahn?
 
1. Menguatkan iman dan mengingat akhirat
 
Rasulullah SAW bersabda:
 
« أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ »
 
Artinya: “Perbanyaklah mengingat pemutus segala kelezatan (yaitu kematian).” (HR. Tirmidzi)
 
2. Mendidik hati agar zuhud (tidak diperbudak dunia)
 
Zuhud bukan berarti miskin, tetapi tidak menjadikan dunia sebagai tujuan utama.
 
3. Menumbuhkan keberanian dan tawakal kepada Allah
 
Keyakinan kepada takdir Allah melahirkan jiwa kokoh dan pemberani.
 
4. Memperbaiki akhlak dan amal
Cinta dunia tumbuh karena jauhnya hati dari ibadah.
 
5. Memperkuat persatuan umat
Hanya dengan persatuan umat bisa kembali kuat dan berwibawa.
 
Penyakit cinta dunia dan takut mati telah lama diingatkan oleh Rasulullah SAW sebagai penyebab utama kelemahan umat Islam. Ketika dunia menjadi tujuan dan akhirat terlupakan, maka lenyaplah kekuatan iman, hilang keberanian, dan runtuhlah wibawa umat. Umat menjadi banyak namun lemah, seperti buih di lautan.
 
Dengan memperbaiki iman, memperbanyak amal, mengingat kematian, dan memprioritaskan akhirat di atas dunia, umat Islam insyaAllah dapat bangkit kembali menjadi umat yang kuat dan bermartabat.
 
Akhir zaman adalah masa penuh fitnah dan ujian. Namun Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Maka mari menata kembali hati, menjauhkan diri dari penyakit cinta dunia, dan menguatkan keyakinan kepada Allah dan hari akhir.
Semoga umat Islam kembali bangkit sebagai umat terbaik yang membawa cahaya bagi dunia. (djl)

Sumber:

Berita Terkait