Tanda-Tanda Kiamat Makin Dekat: Ketika Dunia Dikuasai Pemimpin yang Tidak Layak Memimpin
Senin 17-11-2025,11:00 WIB
Reporter:
juliirawan|
Editor:
juliirawan
Radarseluma.disway.id - Tanda-Tanda Kiamat Makin Dekat: Ketika Dunia Dikuasai Pemimpin yang Tidak Layak Memimpin--
Reporter: Juli Irawan Radarseluma.disway.id - Sepanjang sejarah peradaban manusia, pergantian pemimpin selalu membawa pengaruh besar terhadap kehidupan umat. Pemimpin yang adil melahirkan kedamaian, sedangkan pemimpin yang zalim menimbulkan kehancuran. Dalam Islam, kepemimpinan bukan sekadar posisi sosial, melainkan amanah besar yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT.
Namun Rasulullah SAW telah memberi peringatan bahwa mendekati hari kiamat, dunia ini justru akan dipenuhi pemimpin yang tidak lagi memenuhi syarat kepemimpinan. Mereka memimpin bukan karena kelayakan, bukan karena amanah, dan bukan karena keadilan, tetapi karena ambisi, kekuasaan, kekayaan, serta hawa nafsu.
Fenomena ini bukan sekadar berita atau opini melainkan tanda kiamat sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an dan Hadis. Ketika orang yang tidak kompeten, tidak jujur, dan tidak bermoral diberi kekuasaan, maka kerusakan akan menyebar luas di bumi.
Artikel ini akan menguraikan tanda-tanda tersebut secara mendalam berdasarkan dalil-dalil sahih, sekaligus sebagai renungan bagi kita semua untuk kembali kepada nilai Islam yang lurus.
Fenomena Pemimpin Tidak Layak dalam Perspektif Al-Qur’an dan Hadis
1. Amanah Disia-siakan: Tanda Jelas Dekatnya Kiamat
Rasulullah SAW sudah jauh-jauh hari memperingatkan bahwa kelak amanah akan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya.
Hadis Nabi SAW:
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
"إِذَا وُسِّدَ الأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ"
Artinya:
"Apabila suatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat (kiamat).” (HR. Bukhari)
Hadis ini menunjukkan bahwa salah satu tanda utama kiamat adalah rusaknya sistem kepemimpinan. Jabatan diberikan bukan kepada yang paling berakhlak, paling amanah, atau paling kompeten, tetapi kepada orang yang dekat, kaya, atau populer. Ketika itu terjadi, kehancuran sosial tidak dapat dihindari.
Islam sangat menekankan bahwa pemimpin harus memenuhi tiga kriteria:
• Amanah
• Adil
• Kompeten (ahli dalam bidangnya)
Jika ketiganya hilang, maka kepemimpinan hanya menjadi alat untuk menindas rakyat, memperkaya diri, dan merusak tatanan kehidupan.
2. Al-Qur’an: Larangan Memberi Kekuasaan kepada Orang Zalim
Allah SWT menegaskan bahwa kepemimpinan tidak diberikan kepada orang zalim.
Firman Allah SWT:
قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ
Artinya:
"Allah berfirman: Janji-Ku (kepemimpinan) tidak akan diberikan kepada orang-orang yang zalim." (QS. Al-Baqarah: 124)
Ayat ini turun ketika Allah menguji Nabi Ibrahim AS dengan berbagai ujian berat dan kemudian memberinya kedudukan sebagai pemimpin. Tetapi Allah menegaskan bahwa keturunan yang zalim tidak akan pernah layak menjadi pemimpin.
Maknanya jelas:
Pemimpin zalim tidak pantas memimpin umat.
Namun menjelang kiamat, justru mereka inilah yang berkuasa.
Pemimpin zalim memiliki ciri-ciri:
• Tidak adil kepada rakyat
• Menggunakan kekuasaan untuk diri sendiri
• Menindas yang lemah
• Menyebarkan korupsi dan kebohongan
Memusuhi ulama dan kebenaran
• Ketika pemimpin semacam itu mendominasi, maka kehancuran moral, sosial, dan ekonomi akan merajalela.
Kepemimpinan dalam Krisis: Saat Dunia Dikuasai yang Tidak Layak
1. Pemimpin Jahil dan Tak Berilmu
Rasulullah SAW mengingatkan bahwa salah satu tanda kiamat adalah munculnya orang-orang bodoh menjadi pemimpin.
Hadis Rasulullah SAW:
إِنَّ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ أَيَّامًا يُرْفَعُ فِيهَا الْعِلْمُ وَيَنْزِلُ فِيهَا الْجَهْلُ
Artinya:
"Sesungguhnya menjelang hari kiamat akan ada masa ketika ilmu diangkat dan kebodohan merajalela." (HR. Bukhari dan Muslim)
Ilmu yang dimaksud dalam hadis ini adalah ilmu agama bukan sekadar pengetahuan dunia. Ketika ulama tidak lagi dihormati, ilmu hilang, dan masyarakat mengangkat orang jahil sebagai pemimpin, maka kerusakan menjadi tak terhindarkan.
Kini kita menyaksikan banyak orang yang:
• tidak paham syariat,
• tidak jujur,
• tidak berakhlak,
tetapi diberi otoritas dan jabatan besar.
2. Pemimpin yang Mengutamakan Dunia dan Mengabaikan Akhirat
Firman Allah SWT:
فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ
Artinya:
"Maka datanglah setelah mereka pengganti yang menyia-nyiakan salat dan mengikuti hawa nafsu." (QS. Maryam: 59)
Ayat ini menggambarkan kondisi para pemimpin yang hanya mengejar harta, kekuasaan, popularitas, dan hawa nafsu. Ibadah jauh dari mereka, kebenaran mereka tinggalkan. Pemimpin seperti ini tidak akan membawa masyarakat kepada kebaikan, tetapi justru pada kehancuran moral dan spiritual.
Dampak Kepemimpinan yang Rusak terhadap Umat
Ketika pemimpin yang tidak layak memimpin, kerusakan akan terjadi dalam berbagai sektor:
1. Kerusakan Moral dan Sosial
• Korupsi merajalela
• Maksiat dibiarkan
• Hukum hanya untuk yang lemah
Yang benar disalahkan
2. Ekonomi Hancur
• Harga tidak stabil
• Kecurangan merata
• Kekayaan hanya beredar pada elit tertentu
3. Perpecahan Umat
• Persatuan sirna
• Umat kehilangan arah
• Kebenaran dibungkam
Islam mengajarkan bahwa pemimpin adalah penanggung jawab terbesar, sebagaimana sabda Nabi:
"الإِمَامُ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ"
Artinya: "Pemimpin adalah penggembala, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyatnya."
Fenomena munculnya pemimpin yang tidak layak adalah tanda jelas bahwa kiamat semakin dekat. Rasulullah SAW telah memberikan peringatan melalui hadis-hadis sahih, dan Al-Qur’an telah menjelaskan larangan keras atas kepemimpinan yang zalim.
Maka umat Islam wajib:
• memilih pemimpin yang amanah, adil, dan berilmu,
• menolak pemimpin zalim,
• menjaga persatuan
• menegakkan amar ma'ruf nahi munkar,
dan kembali kepada ajaran Islam yang murni.
Kepemimpinan adalah amanah besar. Ketika diberikan kepada yang salah, kehancuran akan merata. Namun ketika diberikan kepada yang benar, maka keberkahan akan turun dan masyarakat hidup dalam kedamaian.
Tulisan ini sebagai pengingat bagi kita semua bahwa dunia sedang menuju masa yang telah diprediksi Rasulullah SAW. Bukan untuk menakut-nakuti, tetapi agar kita selalu waspada, memperbaiki diri, serta memperkuat iman dan persatuan.
Semoga Allah memberikan kepada kita pemimpin yang jujur, amanah, dan takut kepada-Nya. Amin. (djl)
Sumber: