Umat Islam Terpecah Menjadi Banyak Golongan: Rasulullah agar Tetap Berpegang Teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah
Radarseluma.disway.id - Umat Islam Terpecah Menjadi Banyak Golongan: Rasulullah agar Tetap Berpegang Teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah--
Reporter: Juli Irawan Radarseluma.disway.id - Islam adalah agama yang membawa rahmat bagi seluruh alam. Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup, dan mengutus Rasulullah SAW sebagai pembimbing agar manusia tidak tersesat dalam gelapnya kebodohan dan perpecahan. Namun seiring berjalannya waktu, umat Islam mulai terpecah belah menjadi banyak golongan. Padahal pada masa Rasulullah SAW, kaum Muslimin bersatu di bawah satu bendera tauhid mengikuti satu risalah dan satu pemimpin.
Perpecahan ini bukan hanya menyangkut hal-hal kecil, melainkan mencakup akidah, ibadah, dan pemahaman terhadap agama. Fenomena ini telah diperingatkan langsung oleh Rasulullah SAW dalam banyak hadits, bahkan disebutkan bahwa umat Islam akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, tetapi hanya satu yang akan selamat, yaitu golongan yang berpegang teguh pada ajaran Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
Umat Islam yang Terpecah: Sebuah Kenyataan Pahit
Rasulullah SAW telah memberikan gambaran jauh sebelum perpecahan itu benar-benar terjadi. Beliau bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: "افْتَرَقَتِ الْيَهُودُ عَلَى إِحْدَى وَسَبْعِينَ فِرْقَةً، وَافْتَرَقَتِ النَّصَارَى عَلَى اثْنَتَيْنِ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً، وَسَتَفْتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً، كُلُّهَا فِي النَّارِ إِلَّا وَاحِدَةً."
Artinya:
"Sesungguhnya kaum Yahudi telah terpecah menjadi tujuh puluh satu golongan, kaum Nasrani menjadi tujuh puluh dua golongan, dan umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, semuanya di neraka kecuali satu." (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah)
Para sahabat bertanya, “Siapakah yang satu itu, wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab: "مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي"
(Yaitu mereka yang mengikuti apa yang aku dan para sahabatku berada di atasnya).
Hadits ini dengan tegas menjelaskan bahwa perpecahan dalam tubuh umat Islam merupakan keniscayaan, namun bukan berarti dibenarkan. Rasulullah SAW memperingatkan agar umatnya tetap berada di jalan yang lurus, mengikuti Al-Qur’an dan Sunnah sesuai pemahaman para sahabat.
BACA JUGA:Fitnah dan Pertumpahan Darah Menjelang Kiamat: Peringatan dari Rasulullah SAW di Akhir Zaman
Al-Qur’an tentang Larangan Berpecah Belah
Allah SWT secara tegas memerintahkan kaum Muslimin untuk menjaga persatuan dan melarang keras terjadinya perpecahan. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ
Artinya: "Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai." (QS. Ali Imran: 103)
Ayat ini menegaskan bahwa “tali Allah” adalah Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW, sebagaimana dijelaskan oleh para ulama tafsir seperti Ibn Katsir. Berpegang teguh pada keduanya berarti mengikuti petunjuk Allah tanpa menambah, mengurangi, atau menyelewengkan maknanya demi kepentingan pribadi atau kelompok.
Selain itu, Allah juga memperingatkan dalam ayat lain:
إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ ۚ إِنَّمَا أَمْرُهُمْ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُم بِمَا كَانُوا يَفْعَلُونَ
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikit pun tanggung jawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat.”(QS. Al-An’am: 159)
Ayat ini menjelaskan bahwa Rasulullah SAW berlepas diri dari mereka yang menyebabkan perpecahan dalam agama, yakni mereka yang keluar dari prinsip tauhid dan manhaj yang benar. Ini adalah ancaman keras bagi siapa pun yang menimbulkan perpecahan dalam Islam.
Penyebab Umat Islam Terpecah
1.Kelemahan Iman dan Jauhnya dari Al-Qur’an
Banyak umat Islam yang hanya berislam secara lahiriah tanpa memahami isi Al-Qur’an. Padahal, sumber persatuan umat adalah ketika mereka menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman utama dalam setiap aspek kehidupan.
2.Fanatisme Golongan dan Mazhab
Cinta terhadap ulama dan mazhab tertentu memang terpuji, tetapi fanatisme berlebihan yang menyebabkan saling menyesatkan justru menimbulkan kehancuran. Islam mengajarkan keseimbangan: menghormati ulama, tetapi tetap menjadikan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai tolok ukur kebenaran.
3.Kepentingan Dunia dan Kekuasaan
Banyak perpecahan umat terjadi karena ambisi duniawi politik, kekuasaan, dan harta. Padahal Rasulullah SAW mengingatkan bahwa cinta dunia adalah pangkal dari semua kebinasaan.
4.Pengaruh Ideologi Luar dan Penyimpangan Pemahaman
Ketika umat Islam mulai meniru gaya hidup dan pemikiran kaum kafir, mereka kehilangan jati diri dan mudah terpecah. Rasulullah SAW bersabda:
"لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ، وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ..."
Artinya: “Kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta…” (HR. Bukhari dan Muslim)
BACA JUGA:Hilangnya Ilmu dan Wafatnya Para Ulama: Tanda Zaman yang Mengguncang Umat
Golongan yang Selamat: Ahlus Sunnah wal Jama’ah
Dari banyaknya golongan yang muncul, Rasulullah SAW menyebutkan bahwa hanya satu yang akan selamat, yaitu Ahlus Sunnah wal Jama’ah — mereka yang mengikuti ajaran Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
Ciri-ciri golongan ini antara lain:
• Menjadikan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai sumber hukum tertinggi.
• Tidak menyelewengkan ayat atau hadits untuk kepentingan kelompok.
• Mengedepankan persatuan umat di atas fanatisme golongan.
• Mengikuti pemahaman sahabat, tabi’in, dan ulama salafus shalih.
Dampak Perpecahan Umat
Perpecahan membawa dampak yang sangat besar bagi kekuatan umat Islam:
• Hilangnya ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama Muslim).
• Mudah dimasuki oleh musuh-musuh Islam dari luar.
• Melemahnya dakwah karena umat sibuk saling menyalahkan.
• Terhambatnya kemajuan umat dalam bidang sosial, ekonomi, dan politik.
Allah telah memperingatkan dalam Al-Qur’an:
وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ ۖ
Artinya: "Dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu." (QS. Al-Anfal: 46)
Perpecahan umat Islam adalah kenyataan pahit yang telah diramalkan oleh Rasulullah SAW. Namun, bukan berarti umat Islam tidak bisa kembali bersatu. Kunci persatuan ada pada kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah, menjauhi fanatisme buta, serta menegakkan akhlak Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Umat Islam harus sadar bahwa kekuatan sejati bukan terletak pada jumlah, harta, atau pangkat, melainkan pada kesatuan hati dalam berpegang teguh pada agama Allah. Dengan persatuan, Islam akan kembali berjaya sebagaimana masa Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin.
Rasulullah SAW telah meninggalkan warisan terbesar untuk menjaga keutuhan umatnya, sebagaimana sabdanya:
"تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ، لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا: كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ."
Artinya: “Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara; kalian tidak akan tersesat selama berpegang teguh kepada keduanya: Kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya.” (HR. Malik)
Maka, selama umat Islam menjadikan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai pedoman hidup, niscaya Allah akan mempersatukan hati-hati mereka. Sebaliknya, jika umat meninggalkan keduanya, maka perpecahan, kelemahan, dan kehinaan akan terus terjadi.
Semoga Allah menjadikan kita termasuk golongan yang selamat, yang mengikuti jalan Rasulullah SAW dan para sahabatnya hingga akhir hayat. (djl)
Sumber: