Menghadirkan Keikhlasan dalam Setiap Amal

Menghadirkan Keikhlasan dalam Setiap Amal

Radarseluma.disway.id - Menghadirkan Keikhlasan dalam Setiap Amal--

Reporter: Juli Irawan 

Radarseluma.disway.id - Dalam menjalani kehidupan sebagai seorang Muslim, amal kebaikan adalah bagian tak terpisahkan dari perjalanan spiritual kita. Namun, amal tanpa disertai dengan keikhlasan ibarat tubuh tanpa jiwa—nampak dari luar, namun hampa di dalam. Keikhlasan (الإخلاص) adalah ruh dari setiap amal ibadah, yang menjadi penentu diterima atau tidaknya amal tersebut di sisi Allah SWT. Di tengah zaman yang penuh riya, pamer, dan haus pengakuan, menghadirkan keikhlasan dalam setiap amal menjadi tantangan besar yang memerlukan mujahadah (kesungguhan) hati yang luar biasa.

Makna Keikhlasan dalam Islam

Secara bahasa, ikhlas berarti murni, bersih dari campuran. Dalam konteks agama, ikhlas bermakna memurnikan niat dalam beramal hanya karena Allah SWT semata, tanpa mengharapkan pujian, sanjungan, atau keuntungan duniawi lainnya. Amal yang ikhlas adalah amal yang dilakukan dengan kesadaran penuh bahwa tujuan utama adalah menggapai ridha Allah SWT.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Bayyinah ayat 5 yang mana berbunyi: 

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ

Artinya: "Dan mereka tidak diperintahkan kecuali hanya untuk menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus."
(QS. Al-Bayyinah: 5)

Ayat ini menegaskan bahwa inti dari seluruh ajaran Agama adalah ibadah yang dilakukan dengan keikhlasan. Bukan hanya ibadah ritual, tetapi juga setiap aspek amal perbuatan seorang hamba

Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Bukhari dan Muslim Nabi Muhammad Rasulullah SAW bersabda yang mana berbunyi: 

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

Artinya: "Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang ia niatkan." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini merupakan dasar utama dalam menjelaskan bahwa amal baik tanpa niat yang ikhlas tidak akan bernilai di sisi Allah. Niat menjadi landasan utama, dan ikhlas adalah intisarinya..

BACA JUGA:Syawal sebagai Momentum Hijrah Menuju Kebaikan

Pentingnya Keikhlasan dalam Setiap Amal

Mengapa keikhlasan begitu penting? Karena Allah SWT tidak melihat jumlah dan bentuk amal semata, melainkan kualitasnya di sisi-Nya. Amal yang tampak besar di mata manusia bisa jadi tidak bernilai jika niatnya bukan karena Allah. Sebaliknya, amal kecil yang dilakukan dalam sunyi dan tanpa pamrih bisa sangat bernilai di sisi Allah.

Imam Ibnul Qayyim rahimakumullah berkata yang mana artinya: 

"Amal itu tergantung pada niat, maka keikhlasan adalah syarat utama diterimanya amal. Amal yang tampaknya kecil, jika dilakukan dengan ikhlas, bisa lebih berat timbangannya dibanding amal besar yang dilakukan karena riya."

Contoh-contoh Kehidupan yang Menggambarkan Keikhlasan

Kisah Tiga Pemuda Terperangkap dalam Gua

Dalam Hadits Shahih riwayat Bukhari dan Muslim, diceritakan tiga orang pemuda yang terperangkap dalam gua. Mereka bertawassul kepada Allah SWT dengan amal paling ikhlas yang pernah mereka lakukan. Masing-masing menyebut satu amal yang dilakukan dengan sangat tulus: menjaga kehormatan, amanah dalam pekerjaan, dan berbakti kepada orang tua. Karena keikhlasan mereka, batu yang menutup gua pun bergeser hingga mereka bisa keluar.

Sahabat yang Menyumbang dalam diam

Dikisahkan dalam beberapa riwayat, ada sahabat yang menyumbang harta untuk jihad di jalan Allah SWT dalam keadaan sembunyi-sembunyi, sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya. Ini adalah bentuk keikhlasan yang luar biasa, jauh dari pandangan manusia, hanya mengharap wajah Allah SWT.

BACA JUGA:Keutamaan Mendoakan Sesama Muslim: Wujud Cinta dan Persaudaraan dalam Islam

Tantangan dalam Menjaga Keikhlasan

Keikhlasan sangat halus, ia bisa hilang tanpa disadari. Kadang seseorang memulai amal dengan niat yang benar, namun di tengah jalan muncul perasaan ingin dipuji atau disanjung. Oleh sebab itu, menjaga keikhlasan membutuhkan muhasabah (introspeksi) yang terus-menerus, dan memperbanyak doa kepada Allah agar dimudahkan dalam menjaga hati.

Nabi Muhammad Rasulullah SAW juga mengajarkan doa yang mana berbunyi: 

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَم

Artinya: "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari berbuat syirik kepada-Mu dalam keadaan aku mengetahui, dan aku memohon ampun kepada-Mu atas apa yang tidak aku ketahui." (HR. Ahmad)

Doa ini menunjukkan bahwa syirik kecil seperti riya bisa datang tanpa kita sadari. Karenanya, doa dan kesadaran hati adalah tameng utama.

Cara Menghadirkan dan Menjaga Keikhlasan

Niatkan segala amal hanya untuk Allah sebelum memulainya.

Misalnya, ketika menulis, berdakwah, membantu orang lain, tanamkan dalam hati bahwa ini untuk mencari ridha Allah semata.

Jangan berharap balasan manusia.

Amal ikhlas tidak menunggu ucapan “terima kasih” atau pujian dari orang lain.

Sembunyikan amal jika memungkinkan.

Amal tersembunyi lebih mudah menjaga keikhlasan, seperti sedekah, salat malam, atau membantu orang lain secara diam-diam.

Berdoa agar hati terus dijaga.

Memohon kepada Allah agar dimudahkan dalam menjaga keikhlasan dan dijauhkan dari penyakit hati.

BACA JUGA:Menghindari Perbuatan Riya dalam Ibadah

Keikhlasan adalah inti dari setiap amal. Ia adalah penentu diterima atau ditolaknya amal seseorang di sisi Allah SWT. Tanpa keikhlasan, amal akan menjadi sia-sia, meski tampak besar di mata manusia. Oleh karena itu, setiap Muslim hendaknya senantiasa mengoreksi niat, menjaga kesucian hati, dan meluruskan tujuan dalam setiap perbuatan.

Di tengah kehidupan yang sarat dengan pencitraan dan eksistensi di media sosial, mari kita tanamkan kembali nilai-nilai keikhlasan dalam setiap amal. Beramal bukan untuk dunia, tetapi untuk akhirat. Menanam kebaikan bukan untuk pujian, tetapi untuk keridhaan Tuhan. Semoga Allah SWT menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang ikhlas dan menerima setiap amal kita sebagai amal shalih yang memberatkan timbangan kebaikan di akhirat kelak. Aamiin.(djl)

Sumber:

Berita Terkait