Tafsir Ayat 1-2 Surat Al Bayyinah Bagian Part Satu
Reporter:
juliirawan|
Editor:
juliirawan|
Rabu 12-02-2025,14:30 WIB
Radarseluma.disway.id - Tafsir surat Al Bayyinah ayat 1&2 --
Radarseluma.disway.id - Surat Al- Bayyinah adalah Surat ke 98 dalam Al-Qur'an. Surat Al-Baiyinah ini terdiri dari 8 ayat, nama Surat ini Al-Bayyinah yang berarti bukti yang nyata yang diambil dari ayat pertama, nama lain yakni Surat Al-Qayyimah yang terambil dari bunyi terakhir ayat ketiga. nama lainnya lagi adalah Al-Bariyyah yang terambil dari ayat 6 dan 7.
Mayoritas para ulama Mufassir berpendapat Surat Al-baiyinah ini Madaniyah. Sebab Surat Al-Baiyinah ini menerangkan tentang Ahlul Kitab. Sementara interaksi dengan Ahlul Kitab baru terjadi saat di Madinah.
Demikian pula metode pentahapan dalam menjelaskan hakikat sejarah dan keimanan dalam Surat ini.
Namun ada pula ulama yang berpendapat bahwa Surat ini Makkiyah.
Berikut bunyi Surat Al-Bayyinah yang terdiri dari 8 ayat yang mana berbunyi:
لَمْ يَكُنِ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ مُنْفَكِّينَ حَتَّى تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُ رَسُولٌ مِنَ اللَّهِ يَتْلُو صُحُفًا مُطَهَّرَةً فِيهَا كُتُبٌ قَيِّمَةٌ وَمَا تَفَرَّقَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَةُ وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ إِنَّ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ
Artinya:
Orang-orang Kafir yakni Ahli Kitab dan orang-orang Musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (Agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata. (yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (Al-Quran), di dalamnya terdapat (isi) Kitab-kitab yang lurus.
Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Al-Kitab (kepada mereka) melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata. Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) Agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan Shalat dan menunaikan Zakat dan yang demikian itulah Agama yang lurus. Sesungguhnya orang-orang yang Kafir yakni Ahli Kitab dan orang-orang yang Musyrik (akan masuk) ke Neraka Jahannam mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk Makhluk. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal Saleh, mereka itu adalah sebaik-baik Makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah Surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya.
Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya. (QS Al-baiyinah 1-8)
Sebenarnya telah kita bahas tentang Azababun Nuzul dan pesan penting serta keutamaan Surat Al-Baiyinah ini dan dalam kesempatan kali ini kita akan mencoba untuk mengkaji dan menggali tafsir-tafsir yang terkandung berikut penjelasannya:
Tafsir Surat Al-Bayyinah ini kita merujuk kepada tafsir Ibnu Katsir, tafsir Fi Zhilalil Quran, tafsir Al Azhar, tafsir Al Munir dan tafsir Al Misbah untuk lebih jelasnya ini tafsirnya ayat demi ayat Surat Al-Baiyinah
Tafsir ayat 1 Surat Al Bayyinah yang mana berbunyi:
لَمْ يَكُنِ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ مُنْفَكِّينَ حَتَّى تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُ
Artinya:
"Orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata" (QS Al-baiyinah 1)
Ibnu Katsir menjelaskan bahwa maksud Ahli Kitab adalah orang-orang Yahudi dan Nasrani, sedangkan orang-orang Musyrik adalah penyembah Berhala dan penyembah Api, termasuk seluruh penganut paganisme baik Bangsa Arab maupun ‘ajam (non Arab).
Kata Munfakkiin merupakan bentuk jamak pelaku dari kata infakka yang artinya berpisah setelah sebelumnya menyatu dengan kukuh, maka munfakkiin juga berarti meninggalkan.
Orang-orang Kafir yang menutupi kebenaran yakni Ahlul Kitab (Yahudi dan Nasrani) dan orang-orang Musyrik mengatakan bahwa mereka tidak akan meninggalkan Agama mereka sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata. Yakni Rasul yang Allah janjikan, yang sifat-sifatnya tercantum dalam Kitab mereka.
Ada pula yang menafsirkan Al-Bayyinah (bukti nyata) adalah Kitab Suci. Sebagaimana Taurat bagi Yahudi dan Injil bagi Nasrani.
Dua bukti nyata yang mereka sebutkan, sebenarnya telah ada pada saat itu. Yakni Rasulullah Muhammad SAW dan Al-Qur’an Al Karim, namun mereka mendustakannya.
Tafsir ayat 2 Surat Al Bayyinah berbunyi:
رَسُولٌ مِنَ اللَّهِ يَتْلُو صُحُفًا مُطَهَّرَةً
Artinya:
"(yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (Al Quran)" (QS Al-Baiyinah 2)
Sebaik-baik tafsir adalah tafsir Al-Qur’an dengan Al-Qur’an, yakni menafsirkan ayat dengan ayat lain yang menjelaskannya, maka dengan ayat dua ini, jelaslah bahwa Al-Bayyinah (bukti nyata) itu Rasulullah SAW, beliau membacakan Al-Qur’an kepada mereka.
Ibnu Katsir menegaskan bahwa Al-Bayyinah berdasarkan ayat ini adalah Rasulullah Muhammad dan Kitab yang beliau baca yakni Al-Qur’an.
Sebelum kehadiran Nabi Muhammad Rasulullah SAW, orang-orang Yahudi sering menyebut Nabi terakhir dan ciri-cirinya, bahkan orang-orang Yahudi mengancam akan memerangi orang-orang Yatsrib dari suku Aus dan Khazraj jika Nabi ini telah turun, namun, saat Nabi Muhammad Rasulullah SAW telah diutus dan ciri-cirinya sama dengan apa yang ada dalam Taurat, mereka justru mendustakannya.
Sebaliknya, enam orang suku Aus yang bertemu Nabi Muhammad Rasulullah SAW pada musim Haji tahun 11 kenabian langsung beriman kepada beliau, tahun berikutnya, 12 perwakilan Suku Aus dan Khazraj berbaiat kepada beliau dalam Baiat Aqabah pertama.
Kata Yatluu yang artinya membaca, Al-Qur’an gunakan untuk bacaan yang sifatnya benar dan haq, kata ini sering kita dapati misalnya dalam Surat Ali Imran ayat 164 yang mana berbunyi:
لَقَدْ مَنَّ اللّٰهُ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ اِذْ بَعَثَ فِيْهِمْ رَسُوْلًا مِّنْ اَنْفُسِهِمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَۚ وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ ١٦٤
Artinya:
Sungguh, Allah benar-benar telah memberi karunia kepada orang-orang mukmin ketika (Dia) mengutus di tengah-tengah mereka seorang Rasul (Muhammad) dari kalangan mereka sendiri yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab Suci (Al-Qur’an) dan hikmah. Sesungguhnya mereka sebelum itu benar-benar dalam kesesatan yang nyata.(QS Ali Imran 164)
Dan Allah SWT juga berfirman dalam Al-Qur'an Surat lain yaitu Surat Al Jumu’ah ayat 2 yang mana berbunyi:
هُوَ الَّذِيْ بَعَثَ فِى الْاُمِّيّٖنَ رَسُوْلًا مِّنْهُمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍۙ ٢
Artinya:
Dialah yang mengutus seorang Rasul (Nabi Muhammad) kepada kaum yang buta huruf dari (kalangan) mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, serta mengajarkan kepada mereka Kitab (Al-Qur’an) dan Hikmah (Sunah), meskipun sebelumnya mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata"(QS Al- Jumu'ah 2)
Dari keterangan dua ayat di atas jelas
mengisyaratkan bahwa apa yang Nabi Muhammad Rasulullah SAW baca adalah benar dan haq, dari kata ini pula kemudian kita akrab dengan tilawah.
Inilah penjelasan tafsir Surat Al-Bayyinah ayat 1 dan 2 untuk tafsir ayat-ayat berikutnya kita bahas di Part Dua dan seterusnya dan jangan lupa ikuti sambungan di Part Dua. Bersambung (djl)
Sumber: