Makna Spiritual dan Filosofis Wudhu Bukan Sekedar Membersikan Kotoran Lahiriah
Reporter:
juliirawan|
Editor:
juliirawan|
Kamis 09-01-2025,14:23 WIB
Radar Seluma. Disway.id filosofi dan makna wudhu..--
Radar Seluma.Disway.id - Sholat merupakan kewajiban bagi umat Islam sebagaimana tercantum dalam salah satu dari lima rukun Islam yang terdapat dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan dari Abu Abdurrahman Abdullah Bin Umar Bin Khatab Rasulullah SAW bersabda yang berbunyi:
عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ﷺ يَقُوْلُ: «بُنِيَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ، وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ، وَحَجِّ البَيْتِ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ» رَوَاهُ البُخَارِي وَمُسْلِمٌ
Artinya:
"Dari Abu Abdirrahman Abdullah bin Umar bin Khattab Radhiyallahu 'Anhuma, ia berkata: aku mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Islam dibangun di atas lima hal: syahadat lâ ilâha illâllâh dan Muhammadur Rasûlûllâh, menegakkan sholat, menunaikan zakat, haji ke Baitullah, dan puasa Ramadhan." (HR Al-Bukhari no. 8 dan Muslim no. 16)
Akan tetapi sebelum kita melaksanakan sholat maka kita di wajibkan terlebih dahulu untuk bersuci atau berwudhu
Menarik nya perintah wudhu dijelaskan secara rinci oleh Allah SWT dalam Alquran, sementara Shalat yang merupakan rukun Islam dan tiang agama ('imad al-din) hanya dicukupkan dengan kalimat pendek: Aqim Al-Shalah (dirikanlah shalat), sementara tata-cara shalatnya cukup dijelaskan oleh Nabi Muhammad Rasulullah SAW.
Perintah wudhu dijelaskan Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat Al-Jin Maidah ayat 6 yang berbunyi :
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur" (QS Al-Maidah 6)
BACA JUGA:Sekelompok Jin Yang Taklukan Nabi Muhammad SAW dan Masuk Islam Part Satu
Ayat tersebut di atas dijelaskan secara spesifik anggota badan mana yang harus dibersihkan, mana di antara anggota badan tersebut yang harus cuci dan mana yang cukup hanya dibasuh. Berbagai disiplin ilmu menjelaskan tentang hikmah perintah spesifik Allah SWT tersebut.
Dalam perspektif ilmu fikih, perintah anggota badan yang harus dicuci atau dibasuh merupakan hak prerogatif Allah SWT.
Manusia tinggal menjalankan perintah itu tanpa harus mempertanyakan apa dan mengapa nya karena dalam ayat itu tidak ada kata yang dapat dipahami sebagai qarinah, hubungan, yang dapat dianalisis untuk memahami sabab, ’illah, dan hikmah syariah. Dengan demikian, ayat wudhu ini adalah murni ta'abbudi.
Dalam perspektif tasawuf, berusaha memahami rahasia-rahasia syariah (asrar al-syari'ah) di balik ayat perintah wudhu yang rigit dan runtut tersebut. Mereka menemukan hikmah dan rahasia wudhu bahwa organ tubuh yang diperintahkan Allah untuk dicuci atau dibasuh ternyata organ tubuh paling sering terlibat di dalam perbuatan dosa.
Pada bagian kepala di sana tersimpul organ tubuh paling sering berdosa, seperti mulut, mata, hidung, dan pendengaran. Tak terhitung jumlahnya berapa orang yang korban di mulut kita setiap hari? Entah itu dibohongi, difitnah, dibicarakan aibnya, dimaki, dan dihardik. Belum lagi janji palsu, sumpah palsu, persaksian palsu, dan bicara kotor.
Bahkan, kita juga tidak bisa menghitung berapa jenis makanan dan minuman syubhat dan haram masuk ke dalam rongga mulut kita. Apa dan siapa saja yang pernah ditatap mata kita, baik sengaja maupun tidak disengaja, padahal Nabi pernah bersabda: al-'ainain zaniyatuhuma al-nadhar (perbuatan zina kedua mata kita ialah memandang sesuatu yang tidak dibenarkan).
Demikian pula telinga kita. Lebih sering mana kita gunakan untuk mendengarkan seruan Ilahi ketimbang seruan nafsu atau setan? Hidung demikian pula, apa dan siapa saja yang pernah dicium? Belum lagi isi kepala kita, apa yang selalu dipikirkan selama ini? Jangan sampai isi kepala kita dipadati oleh pikiran kotor, memikirkan dan mengkhayalkan hak dan kepunyaan orang lain, mengimajinasikan kesenangan biologis, dll.
Tangan adalah paling sering juga melakukan dosa. Siapa saja yang pernah dipegang, diraba, disentuh? Barang siapa yang pernah diambil? Siapa yang pernah ditonjok, ditempeleng, dan dianiaya? Berapa tanda tangan fiktif yang pernah dilakukan? Berapa kejahatan yang pernah direkayasa?
Sama dengan kaki, ke mana saja gentayangan selama ini? Lebih sering mana kita gunakan ke tempat-tempat yang mulia dan benar atau ke tempat-tempat maksiat atau tercela? Keseluruhan anggota badan yang dibasuh air wudhu dan tayamum ternyata organ tubuh kita yang paling potensial untuk selalu melakukan dosa.
Demikianlah filosopi dan makna spiritual wudhu bukan hanya membersihkan kotoran secara lahiriah akan tetapi apa dosa apa saja yang telah kita lakukan sebelum kita berwudhu di setiap anggota tubuh yang kita baru karena sebagai manusia kita senantiasa berbuat dosa setiap saat baik itu tangan berbuat salah, mulut berbicara yang kotor dan dosa, hidung mencium bukan yang halal seluruh muka yang ada terdapat mata melihat yang haram kepada terdapat otak dan pikiran kita buat berpikir atau memikirkan yang haram, telinga pun mendengar yang tidak pantas kita dengar dan kaki melangkah ke tempat-tempat yang membawa kita maksiat.
Mudah-mudahan dengan segelintir ilmu ini dapat bermanfaat sehingga kita bisa khusyuk dalam berwudhu dan kemudian membawa kita pun khusuk dalam melaksanakan kewajiban sholat. Aamiin ya rabbal alamiin. (djl)
Sumber: