Zakat sebagai Wujud Ketaqwaan: Dari Ramadan Menuju Kehidupan yang Lebih Berkah

Radarseluma.disway.id - Zakat sebagai Wujud Ketaqwaan: Dari Ramadan Menuju Kehidupan yang Lebih Berkah--
Radarseluma.disway.id - Zakat merupakan salah satu pilar Islam yang memiliki kedudukan sangat penting dalam kehidupan seorang Muslim. Kewajiban zakat tidak hanya bertujuan untuk membersihkan harta dan jiwa, tetapi juga sebagai wujud nyata dari ketaqwaan kepada Allah SWT. Dalam bulan Ramadan, kesadaran untuk berbagi dan menunaikan zakat semakin meningkat, tetapi semangat ini seharusnya tidak berhenti setelah Ramadan berlalu. Zakat harus menjadi kebiasaan yang melekat dalam kehidupan sehari-hari agar keberkahan selalu mengiringi langkah seorang Muslim.
Pengertian dan Hikmah Zakat
Secara bahasa, kata "zakat" berasal dari bahasa Arab (الزكاة) yang berarti "bersih", "suci", "tumbuh", dan "berkah". Secara istilah, zakat adalah sejumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh seorang Muslim yang telah memenuhi syarat kepada golongan yang berhak menerimanya (mustahik), sebagaimana yang ditetapkan dalam syariat Islam.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat At-Taubah ayat 103 yang mana berbunyi:
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Artinya: "Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. At-Taubah: 103)
Dalam ayat ini, Allah SWT menjelaskan bahwa zakat berfungsi sebagai penyucian dan pembersihan harta serta jiwa orang yang menunaikannya. Ini menunjukkan bahwa zakat bukan hanya bentuk kepedulian sosial, tetapi juga sebagai sarana meningkatkan spiritualitas seseorang.
BACA JUGA:Zakat: Bekal Suci Menyempurnakan Ibadah Ramadhan
Zakat dalam Konteks Ramadan dan Kehidupan Sehari-hari
Bulan Ramadhan adalah waktu yang sangat istimewa bagi umat Islam dalam menumbuhkan keimanan dan ketaqwaan. Ramadhan bukan hanya tentang menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga tentang membangun kesadaran sosial yang tinggi. Zakat fitrah yang diwajibkan di penghujung Ramadan menjadi simbol solidaritas dan kepedulian terhadap sesama.
Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Abu Dawud dan Ibnu Majah yang mana berbunyi:
عن ابن عباس رضي الله عنهما قال: فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكَاةَ الفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ، وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ، فَمَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ الصَّلَاةِ فَهِيَ زَكَاةٌ مَقْبُولَةٌ، وَمَنْ أَدَّاهَا بَعْدَ الصَّلَاةِ فَهِيَ صَدَقَةٌ مِنَ الصَّدَقَاتِ
Artinya: "Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa dari perkataan sia-sia dan perbuatan keji serta sebagai makanan bagi orang miskin. Barang siapa yang menunaikannya sebelum Shalat (Idulfitri), maka zakatnya diterima, dan barang siapa yang menunaikannya setelah shalat, maka itu hanya dianggap sebagai sedekah biasa." (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Hadits ini menegaskan bahwa zakat fitrah tidak hanya sebagai penyempurna ibadah puasa, tetapi juga sebagai bentuk kepedulian terhadap kaum yang membutuhkan. Semangat berbagi yang tumbuh di bulan Ramadan hendaknya menjadi kebiasaan yang terus dilakukan sepanjang tahun dengan menunaikan zakat mal dan sedekah secara rutin.
BACA JUGA:Membersihkan Harta, Menyucikan Jiwa: Hakikat Zakat di Penghujung Ramadhan
Salah satu dampak utama dari zakat adalah keberkahan dalam kehidupan. Allah SWT menjanjikan bahwa harta yang dikeluarkan dalam bentuk zakat tidak akan berkurang, melainkan akan semakin bertambah dan diberkahi.
Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Muslim berbunyi:
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ
Artinya: "Sedekah tidak akan mengurangi harta." (HR. Muslim)
Dalam kehidupan sehari-hari, keberkahan dapat dirasakan dalam berbagai aspek, baik dalam bentuk kesehatan, ketenangan jiwa, maupun kemudahan dalam segala urusan. Zakat yang dikeluarkan dengan niat ikhlas akan membawa manfaat besar, baik bagi yang memberi maupun yang menerima.
Zakat dan Kesejahteraan Sosial
Islam mengajarkan bahwa kesejahteraan sosial bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga merupakan kewajiban setiap individu Muslim yang mampu. Dengan adanya zakat, distribusi harta menjadi lebih merata, mengurangi kesenjangan sosial, dan membantu orang-orang yang berada dalam kesulitan ekonomi.
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman dalam Surat Az-Zariyat ayat 19 yang mana berbunyi:
وَفِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ
Artinya: "Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian." (QS. Adz-Dzariyat: 19)
Ayat ini mengingatkan bahwa dalam setiap harta yang kita miliki, terdapat hak orang lain yang membutuhkan. Oleh karena itu, zakat bukan sekadar amalan sunah, melainkan sebuah kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap Muslim yang mampu.
BACA JUGA:Sifat-sifat Ahli Surga Yang Harus Kita Teladani
Zakat adalah bentuk nyata dari ketaqwaan kepada Allah SWT dan kepedulian terhadap sesama. Ramadan menjadi momentum yang baik untuk meningkatkan kesadaran dalam menunaikan zakat, tetapi semangat ini harus terus dijaga sepanjang tahun.
Menunaikan zakat tidak hanya membawa keberkahan dalam kehidupan pribadi, tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Dengan zakat, kita tidak hanya membersihkan harta, tetapi juga mendapatkan ketenangan jiwa dan ridha dari Allah SWT.
Sebagai Muslim, kita harus menyadari bahwa zakat bukan hanya kewajiban, tetapi juga anugerah yang dapat mempererat hubungan kita dengan Allah dan sesama manusia. Semoga kita semua selalu diberikan keistiqamahan dalam menunaikan zakat dan memperoleh keberkahan dalam hidup.(djl)
Sumber: