KH Ahmad Dahlan Ulama Besar Pendiri Organisasi Muhammadiyah Part 4

 KH Ahmad Dahlan Ulama Besar Pendiri Organisasi Muhammadiyah Part 4

Kajian Islam. Latar belakang berdirinya Muhammadiyah --

"Latar Belakang Berdirinya Muhammadiyah"
 
Kajian Islam. Radar Seluma. Disway.id - Muhammadiyah didirikan pada 18 November 1912 oleh K.H Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah adalah salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia dan organisasi ini menjadi pencetus dari pembaruan Islam di Indonesia.
 
Nama Muhammadiyah sendiri dipilih, karena artinya yang secara harfiah adalah orang-orang yang beriman pada Nabi Muhammad. 
Penggunaan kata Muhammadiyah sendiri sebagai nama organisasi dimaknai untuk dapat menghubungkan ajaran-ajaran serta jejak perjuangan dari Nabi Muhammad Rasulullah SAW sebagai junjungan dan panutan umat Islam. 
 
 
Namun menurut H Djarnawi Hadikusuma, nama Muhammadiyah dapat diartikan sebagai tujuannya adalah untuk dapat memahami serta mengamalkan Islam sebagai suatu ajaran serta keteladanan Nabi Muhammad, agar dapat menjalani kehidupan di dunia selama yang ia inginkan. 
Oleh sebab itu, ajaran Agama Islam yang murni serta benar dapat menginspirasi kemajuan dari umat Islam maupun masyarakat Indonesia pada umumnya.
 
Adapun latar belakang didirikan nya Organisasi Muhammadiyah adalah hasil interaksi antara K.H Ahmad Dahlan dengan teman-temannya di Budi Utomo yang tertarik mengenai tema keagamaan. 
Ide berdirinya Muhammadiyah pun muncul atas usulan dari salah satu santri dari Kyai Dahlan di Kweekschool Jetis.
 
 
Di sekolah tersebut, K.H Ahmad Dahlan mengajarkan Agama Islam di luar sekolah dan di rumahnya. 
Melihat hal tersebut, santri tersebut pun mengusulkan agar kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh K.H Ahmad Dahlan tidak boleh hanya dilakukan oleh ia sendirian, akan tetapi juga melalui organisasi agar, ada kesinambungan usai Ahmad Dahlan meninggal dunia.
 
Berkat usulan-usulan tersebutlah, K.H Ahmad Dahlan akhirnya memiliki gagasan untuk mendirikan Muhammadiyah yang akhirnya mendapatkan banyak dukungan dari berbagai pihak, hingga memiliki banyak anggota yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan berkembang pesat hingga saat ini.
 
 
Adapun Maksud dan Tujuan didirikannya Organisasi Muhammadiyah oleh K. H Ahmad Dahlan adalah sebagai berikut:
 
Yaitu untuk melakukan penyebaran Agama Islam sesuai dengan ajaran dari Nabi Muhammad Rasulullah SAW kepada seluruh penduduk di Hindia Belanda dalam residensi Yogyakarta.
Demi memajukan persoalan Agama pada anggota-anggotanya, termasuk dalam memajukan pendidikan maupun pembelajaran Agama di Hindia Belanda.
Untuk memajukan serta menikmati hidup atau way of lide selama kehendak Agama Islam mencapai akhirnya.
 
Dijelaskan oleh Djarnawi Hadikusuma, bahwa kata-kata tersebut meskipun terdengar sederhana akan tetapi memiliki makna yang luas serta dalam. Artinya bahwa pada masa tersebut, umat Islam di Hindia Belanda lemah serta terbelakang, sebab umat Islam di Hindia Belanda saat itu tidak memahami ajaran Islam yang sebenarnya. 
Oleh karena itu, Muhammadiyah pun hadir sebagai organisasi yang mengungkapkan maupun menekankan ajaran Islam yang murni kepada para penduduk di Hindia Belanda.
 
Selain itu, Muhammadiyah juga hadir sebagai organisasi yang mendorong umat Islam untuk dapat mempelajari pengetahuan Agama Islam secara umum. 
Ulama yang tergabung dalam organisasi Muhamadiyah pun mencari suasana serta beragam hal menarik untuk mendorong penduduk di Hindia Belanda agar mau belajar dengan cara yang lebih maju. 
Lalu pada tahun 1985, Undang-Undang Keormasan di Indonesia pun dikeluarkan, sehingga, prinsip organisasi Islam pun diganti dengan prinsip Pancasila.
 
 
Muhammadiyah sendiri memiliki tujuan untuk merubah masyarakat menjadi lebih besar, adil serta makmur dan diridhoi oleh Allah SWT dengan menerapkan ajaran Agama Islam. 
Pada umur nya yang ke 44, Muhammadiyah pun merumuskan tujuan organisasi untuk mengembalikan dasar maupun tujuan Islam pada masyarakat Islam sejati.
 
Muhammadiyah memiliki kantor pengurus yang mulanya berada di Yogyakarta, sebab saat itu Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah di Kauman, Yogyakarta dan pemerintah Hindia Belanda pun membatasi gerak organisasi ini.
 
Namun, pada sekitar tahun 1970, komite  pendidikan, ekonomi, kesehatan serta kesejahteraan dari Muhammadiyah pun pindah kantor ke ibu kota yaitu Jakarta. Struktur dari pimpinan pusat Muhammadiyah sejak tahun 2010 hingga 2015 pun terdiri dari lima penasihat, satu orang ketua umum yang dibantu oleh 12 ketua lainnya, satu sekretaris umum dan dua anggotanya, dan satu orang bendahara umum serta satu orang anggotanya.
 
Sementara itu, Muhammadiyah juga memiliki pimpinan wilayah setingkat Provinsi, daerah setingkat Kabupaten atau Kota, cabang setingkat Kecamatan, Ranting setingkat Pedesaan atau Kelurahan dan terakhir pimpinan cabang istimewa untuk Muhammadiyah di luar Negeri.
 
Sebagai organisasi yang bergerak di bidang pendidikan, Muhammadiyah telah memiliki beberapa institusi pendidikan yang cukup besar dan tersebar di seluruh wilayah di Indonesia. 
Mulai dari Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik hingga Akademi.
 
Muhammadiyah juga tidak hanya fokus pada satu bidang pendidikan saja, akan tetapi menyebar dengan luas mulai dari Kesehatan, Teknologi, Pertanian, hingga Agama.
 
Selain pendidikan, Muhammadiyah juga aktif bergerak di bidang sosial maupun kesehatan. 
Dalam bidang kesehatan, Muhammadiyah memiliki rumah sakit umum dan rumah sakit bersalin, balai kesehatan, balai pengobatan hingga apotek.
 
Sedangkan pada bidang sosial, Muhammadiyah memiliki panti asuhan yatim, panti jompo, balai kesehatan sosial, panti wreda, panti cacat netra, santunan, balai pendidikan dan keterampilan Muhammadiyah, sekolah luar biasa serta pondok pesantren.
 
Itulah penjelasan mengenai latar belakang terbentuknya dan berdiri nya organisasi Muhammadiyah sehingga saat sudah memiliki fasilitas di semua sektor. (djl) Bersambung Part 5
 

Sumber: