Perjalanan Panjang Dakwah Nabi Hud AS Hingga Kaum 'Ad Allah Binasakan

Perjalanan Panjang Dakwah Nabi Hud AS Hingga Kaum 'Ad Allah Binasakan

Kajian Islam. Kisah Nabi Hud AS hingga Kaum 'Ad Allah Binasakan dengan bencana Angin Topan --

Kajian Islam. Radar Seluma. Dusway.id - Nabi Hud AS merupakan Nabi dan Rasul yang wajib di imani dan merupakan salah satu dari 25 Nabi dan Rasul.
Tujuan utama diutusnya para Nabi dan Rasul ke bumi ini adalah untuk menyampaikan wahyu Allah SWT yang berisi tentang ajaran hidup atau biasa disebut dengan syariat.
Ajaran-ajaran yang dibawa oleh para Rasul, mulai dari Nabi Adam AS sampai Nabi Muhammad SAW, pada dasarnya adalah sama, yakni mengajak untuk beribadah dan menyembah Allah SWT semata.
 
Namun demikian, perbedaan terletak pada cara beribadahnya saja. Para Nabi dan Rasul berdakwah dengan membawa kabar gembira untuk orang-orang yang beriman dan membawa peringatan untuk orang yang durhaka kepada-Nya.
 
Allah SWT berfirman dalam surah An-Nahl ayat 36 yang berbunyi,
 
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِيْ كُلِّ اُمَّةٍ رَّسُوْلًا اَنِ اعْبُدُوا اللّٰهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوْتَۚ فَمِنْهُمْ مَّنْ هَدَى اللّٰهُ وَمِنْهُمْ مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلٰلَةُ ۗ فَسِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِيْنَ ٣٦
Artinya: 
"Sungguh, Kami telah mengutus seorang Rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), "Sembahlah Allah dan jauhilah tagut!" Di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang ditetapkan dalam kesesatan.) Maka, berjalanlah kamu di bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul). (An-Nahl 36)
 
 
Hal ini juga dijelaskab dalam surah Al-An'am ayat 48. Allah SWT berfirman,
 
وَمَا نُرْسِلُ الْمُرْسَلِيْنَ اِلَّا مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَۚ فَمَنْ اٰمَنَ وَاَصْلَحَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ ٤٨
Artinya: 
"Tidaklah Kami utus para rasul melainkan untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan. Siapa beriman dan mengadakan perbaikan, maka tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati" (QS Al An'am 48)
 
 
Target utama dari dakwah yang dilakukan oleh Nabi Hud AS adalah Kaum ‘Ad yang bermukim di sekitar tempat tinggal Nabi Hud AS yaitu di Al-Ahqaf. Tugas Nabi Hud AS untuk menyerukan ajaran agar menyembah Allah SWT dan menghindari perbuatan musyrik. Kaum ‘Ad dikenal menyembah patung berhala yang mereka buat sendiri. Seperti ditunjukkan dalam Al-Qur’an Surat Hud ayat 52 berbunyi:
 
 وَيٰقَوْمِ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوْبُوْٓا اِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاۤءَ عَلَيْكُمْ مِّدْرَارًا وَّيَزِدْكُمْ قُوَّةً اِلٰى قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِيْنَ ٥٢
Artinya:
“Dan (Hud berkata), ‘Wahai kaumku! Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras, Dia akan menambahkan kekuatan di atas kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling menjadi orang yang berdosa.’” (Q.S. Hud ayat 52).
 

Kajian Islam. Perjalanan Panjang Dakwah Nabi Hud AS
 
Nabi Hud AS tiada mengenal lelah berjuang tiada henti untuk menyerukan kebaikan kepada Kaum 'Ad umatnya agar menyembah Allah SWT dan meninggalkan menyembah berhala-berhala yang mereka buat sendiri lalu mereka sembah tentu perbuatan tersebut adalah sebuah kemusyrikan yang sangat di murkai oleh Allah SWT 
selain diabadikan dalam Al-Qur’an Surat Hud, juga Allah SWT abadikan dalam Surat Asy-Syu’ara ayat 128-135 berbunyi: 
 
 *كَذَّبَتْ عَادٌ الْمُرْسَلِينَ
* إِذْ قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ هُودٌ أَلَا تَتَّقُونَ
* إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ
* فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ
* وَمَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ إِنْ أَجْرِيَ إِلَّا عَلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ
* أَتَبْنُونَ بِكُلِّ رِيعٍ آيَةً تَعْبَثُونَ
* وَتَتَّخِذُونَ مَصَانِعَ لَعَلَّكُمْ تَخْلُدُونَ
* وَإِذَا بَطَشْتُمْ بَطَشْتُمْ جَبَّارِينَ
* فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ
* وَاتَّقُوا الَّذِي أَمَدَّكُمْ بِمَا تَعْلَمُونَ
* أَمَدَّكُمْ بِأَنْعَامٍ وَبَنِينَ
* وَجَنَّاتٍ وَعُيُونٍ
* إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ
 
Artinya: 
Kaum 'Ad telah mendustakan para rasul. Ketika saudara mereka Hud berkata kepada mereka, "Mengapa kalian tidak bertakwa? Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepada kalian maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan sekali-kali aku tidak minta upah kepada kalian atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam. Apakah kalian mendirikan pada tiap-tiap tanah tinggi bangunan untuk bermain-main, dan kalian membuat benteng-benteng dengan maksud supaya kalian kekal (di dunia)? Dan apabila kalian menyiksa, maka kalian menyiksa sebagai orang-orang kejam dan bengis. Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan bertakwalah kepada Allah yang telah menganugerahkan kepada kalian apa yang kalian ketahui. Dia telah menganugerahkan kepada kalian binatang-binatang ternak, dan anak-anak, dan kebun-kebun dan mata air, sesungguhnya aku takut kalian akan ditimpa azab hari yang besar.” (QS Asy-Syu’ara128-135)
 
 
Nabi Hud AS menyeru kepada kaum ‘Ad untuk meninggalkan patung berhala yang mereka sembah dan beralih menyembah kepada Allah Ta’ala. Nabi Hud AS pun menunjukkan bukti-bukti kekuasaan dan keesaan Allah SWT kepada kaum ‘Ad agar mereka dapat memilih ke jalan yang benar.
 
Namun kaum ‘Ad sama sekali tidak mempercayai Nabi Hud AS dan tidak mau meninggalkan sesembahan mereka. 
Bahkan kaum ‘Ad menuduh Nabi Hud AS sudah terkena penyakit gila sebagaimana diabadikan oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat Hud AS ayat 54 berbunyi: 
 
اِنۡ نَّقُوۡلُ اِلَّا اعۡتَـرٰٮكَ بَعۡضُ اٰلِهَتِنَا بِسُوۡٓءٍ‌ ؕ قَالَ اِنِّىۡۤ اُشۡهِدُ اللّٰهَ وَاشۡهَدُوۡۤا اَنِّىۡ بَرِىۡٓءٌ مِّمَّا تُشۡرِكُوۡنَ
Artinya: 
“Mereka (kaum ‘Ad) berkata, ‘Wahai Hud! Engkau tidak mendatangkan suatu bukti yang nyata kepada kami, dan kami tidak akan meninggalkan sesembahan kami karena perkataanmu dan kami tidak akan mempercayaimu, kami hanya mengatakan bahwa sebagian sesembahan kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu.’ Dia (Hud) menjawab, ‘Sesungguhnya aku bersaksi kepada Allah dan saksikanlah bahwa aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.’” (Q.S. Hud ayat 54).
 
 
Hingga akhirnya Nabi Hud AS sampai pada titik jenuh lalu berdoa kepada Allah SWT untuk memberikan pelajaran kepada umatnya dengan mendatangkan bencana kemarau panjang sehingga mereka menderita namun itu bukan membuat mereka bertaubat dan menyembah Allah SWT namun semakin ingkar sehingga Allah mendatangkan awan hutang dan mendatang badai angin topan yang dahsyat sehingga Kaum 'Ad Allah SWT binasakan. (djl) 
 

Sumber: